Prolog

32.3K 2.6K 80
                                    

Bumbu Cinta

P R O L O G

Kirania Pramesti

Zahir Arundapati

Menurut Kiran, pernikahan adalah sebuah komitmen di mana sepasang suami istri harus saling percaya dan menjaga. Tak perlu menaruh curiga, ataupun prasangka. Karena pasangan yang paham akan komitmen, mereka tak akan bermain gila di luar pernikahan mereka. Dan bagi Zahir, yang selalu Kiran panggil dengan sebutan Arun, menaruh kesepakatan pada pendapat Kirania, wanita yang ia nikahi tiga tahun lalu.

Menjalani pernikahan yang bermula dari perjodohan dan tak mereka tolak ketika bagi mereka, saling mengenal sudah menjadi bekal cukup untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Kehidupan mereka, di apartemen berukuran sedang milik Kiran—karena rumah yang Arun beli terlalu jauh dari pusat kota, di mana tempat mereka mengais rejeki tak jauh dari sana—tak pernah terdapat pertengkaran, termasuk cekcok sebesar biji lada.

Tak pernah.

Mereka terlalu nyaman pada rasa damai yang mereka ciptakan di dalam rumah tangga berusia tiga tahun itu, hingga kemudian orang sekitar mulai menjadikan kedamaian dalam rumah tangga Kirania dan Arundapati sebagai sebuah masalah besar.

"Kiran. Apa yang gue lihat di dalam rumah tangga lo itu bukan pernikahan melainkan sekedar hidup dalam satu atap yang sama. Gimana lo bisa bilang rumah tangga lo dan Arun itu sebuah pernikahan kalau sekedar telepon laki di jam makan siang aja lo sungkan. Serius, Kiran. Kalian itu nggak nikah. Cuma tinggal bareng."

Lalu kalimat Lovita, sahabatnya mulai berputar di kepala Kiran. Pernikahan dan sekadar tinggal bersama. Di mana letak perbedaannya? Lalu, jika memang berbeda, ia harus melakukan apa agar rumah tangganya dan Arun terlihat seperti sebuah pernikahan?

Hal ini ... haruskah ia diskusikan dengan Arun, suaminya? Tapi bagaimana memulainya?

Ah ... Kirania mulai dibuat pusing oleh pernyataan Lovita.

With love,
Greya

Bumbu CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang