Cerita ini sedang dalam masa PRE ORDER, mulai dari tanggal 27 Juli sampai 16 Agustus 2023Jangan sampai melewatkan kesempatan memeluk kisah Anandira dan Fatih dalam bentuk novel versi cetak, ya❤️❤️❤️🔥
#amm-wp2023
#autumnmaplemediaLayar ponsel Fatih masih menampilkan potret yang sudah dia pandangi sejak tadi, tanpa rasa bosan.
"Nggak ada alasan untuk nggak jatuh cinta sama kamu, Anandira. Setiap waktu, perasaan aku ke kamu terus bertumbuh," gumam Fatih tanpa melepas pandangannya, "padahal, perasaan kamu ke aku nol. Tapi aku percaya, aku pasti bisa membuatmu membalas perasaan aku, Ra."
Pantang buat untuk menyerahkan, apalagi yang sedang dia perjuangkan saat ini adalah cinta dari wanita yang telah halal untuknya. Tidak peduli dirinya harus terluka, bagi Fatih, itu sepadan dengan apa yang akan dia miliki.
"Ra, rasanya begitu sesak dada ini setiap mikirin kamu. Ternyata benar-benar sakit, ya, memperjuangkan sebuah hubungan seorang diri."
Rasanya, Fatih ingin tertawa. Dia dan Anandira memiliki hubungan yang jelas, terikat, dan suci. Tetapi, itu hanya di atas kertas, faktanya yang menganggap hubungan itu suci hanya Fatih seorang. Dua orang yang diciptakan menjadi satu, tetapi salah satu pihak tidak ingin menyatu. Dan, itu benar-benar lucu.
Fatih begitu mencintai Anandira, menjadikan wanita itu sebagai pusat dunianya. Bahkan, Anandira sudah serasa udara bagi Fatih. Tidak peduli jika udara itu mengandung polusi, Fatih akan tetap menghirupnya. Sebegitu pentingnya Anandira bagi Fatih. Namun, tidak sebaliknya.
Mengingat betapa kerasnya Anandira menutup pintu hatinya, Fatih tersenyum getir. Hatinya perih setiap kali menyaksikan pancaran kebencian yang Anandira berikan untuknya. Meski tahu dia tidak dicintai Anandira, Fatih sekalipun tak pernah pergi dari sisinya. Dia tetap di sisi Anandira, mempertahankan rumah tangga mereka, meski itu dia lakukan seorang diri.
Fatih tidak ingin menghitung seberapa banyak kesakitan yang dia rasakan saat bersama Anandira, sebab dia tahu, rasa sakitnya tidak sebanding dengan rasa sakit yang dirasakan Anandira.
Walau sebanyak apa pun pertengkaran yang hadir di antara mereka, Fatih harus bersyukur karena Anandira tidak pernah meminta bercerai.
Lamunan panjang Fatih harus terhenti kala suara azan dari masjid di seberang hotel terdengar. Dengan segera Fatih mengambil air wudhu dan bersiap menunaikan kewajibannya.
Diakhir salat, Fatih lagi-lagi mencurahkan kegundahan hatinya. Pun meminta agar diberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi Anandira. Hanya kepada Allah lah Fatih mengutarakan semua isi hatinya, mungkin karena Fatih anak yatim piatu atau karena pada sang Pencipta lah dia merasa nyaman.
Selesai salat, Fatih mengganti pakaiannya dan keluar kamar untuk makan malam bersama Rumi, Dion, dan Heri.
Fatih mempercepat langkahnya ketika melihat ketiga pria yang akan menjadi partner kerjanya sudah duduk manis di kursi masing-masing.
"Maaf lama," ucap Fatih begitu dirinya ikut bergabung bersama Dion, Heri, dan Rumi.
"Santai aja kali. Kita juga baru duduk," sahut Heri santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [Terbit]
RomanceSUDAH TERBIT. Anandira merasa hidupnya tidak lagi sama seperti dulu. Kebagian yang dia rasakan kini menghilang dari hidupnya. Cintanya hancur bersama persahabatan nya yang patah. Memulai kehidupan baru dengan menerima pernikahan yang kata papanya ad...