Sekadar info, novel ini sudah terbit di Maple Media... Versi cetak lebih rapi dan juga manis.
Selamat membaca....
Minggu, 30 April 2023
#amm-wp2023
#autumnmaplemediaJari-jari panjang Fatih mengetik pesan untuk Anandira, berniat memberitahukan tentang kepulangannya yang harus ditunda. Ketika pesan tersebut sudah selesai, Fatih tak kunjung mengirimkannya. Hatinya bimbang, pikirannya galau, dan dia pun merasa ragu jika Anandira akan membaca pesannya.
Fatih
Ra, maaf, kepulanganku ditunda. Maaf juga jika dua hari lalu aku nggak sempat memberi kabar.
Setelah membaca berulang kali, dan, memastikan pesannya sudah cukup mewakili isi hatinya Fatih langsung mengirimnya.
Terhitung sudah tiga hari Fatih berada jauh dari Anandira, tiga hari yang benar-benar melelahkan juga menyedihkan. Bagaimana tidak menyedihkan, dua hari lalu dia dan Anandira terlibat pembicaraan serius. Saking seriusnya sampai membuat Fatih tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Sudah berulang kali Fatih mencoba menyibukkan diri dengan mengerjakan segala pekerjaannya, memeriksa lokasi proyek, bahkan sampai ikut untuk bertemu dengan para warga yang sempat membuat ulah. Mengganggu dan memalangi jalan sehingga kendaraan proyek tidak bisa masuk ke lokasi. Namun, sekali lagi, itu semua tidak bisa menyingkirkan pikirannya tentang Anandira.
Fatih tertunduk lesu, seharusnya dia sudah pulang. Seharusnya, dia sudah berbicara dengan Anandira dan meyakinkan wanita itu untuk mengizinkannya tetap berada di sisinya. Sayang beribu sayang, Rumi meminta Fatih agar turut serta membantunya dalam mengajak para warga berdiskusi guna mencari jalan damai.
Fatih memijit pelipisnya, kepalanya kembali merasa sakit. Sungguh, keadaan ini benar-benar membuat Fatih tersiksa. Tiba-tiba Fatih membuka room chat-nya dan Anandira, melihat kapan terakhir istrinya aktif. Bibirnya menyunggingkan senyum miris saat tahu Anandira terakhir aktif dua hari lalu. Itu berarti, istrinya pun sama kacaunya dengan dirinya.
Rasanya, Fatih ingin tertawa. Menertawakan dirinya yang tidak memperhatikan saat dia mengirimkan pesan pada Anandira, lalu sekarang, Fatih yakin jika pesan yang dia kirimkan tidak akan dibaca Anandira.
Ya ampun, Fatih benar-benar lelaki menyedihkan.
Kadang, Fatih bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apakah mencintai istri sendiri adalah perbuatan yang salah? Apakah memperjuangkan keutuhan rumah tangganya adalah perbuatan yang jahat? Tidak, kan? Lalu, kenapa Fatih tidak kunjung menuai hasil baik dari niat baiknya?
Tujuh bulan pernikahannya dan Anandira berjalan, selama itu, Fatih tidak pernah diperlakukan layaknya seorang suami. Meski begitu, Fatih tetap sabar. Tetap meyakinkan dirinya bahwa semua kesabarannya suatu hari akan berbuah manis.
Sepanjang perjalanan kehidupan pernikahannya dan Anandira, hanya sekali Fatih merasa dia adalah suami Anandira. Saat itu adalah saat di mana Anandira mengizinkannya untuk memeluk wanita itu. Fatih tahu, dia tidak boleh mengeluh. Namun, dia hanya seorang manusia yang memiliki hati dan perasaan. Yang kadang-kadang bisa merasa lelah.
Di balik semua ujian dan cobaan yang menerpanya Fatih selalu berusaha meyakinkan dirinya bahwa bukan hanya dirinya yang berada dalam situasi dan keadaan seperti ini. Di luar sana, masih banyak orang-orang seperti dirinya. Lalu, pesan dari papa mertuanya tiba-tiba terlintas dalam pikirannya.
Ujian dalam rumah tangga itu bagaikan makan nasi, akan selalu ada setiap harinya. Jadi, selalu sabar dan ikhlas dalam menjalaninya. Ingatlah jika Allah nggak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan makhluk-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity [Terbit]
RomanceSUDAH TERBIT. Anandira merasa hidupnya tidak lagi sama seperti dulu. Kebagian yang dia rasakan kini menghilang dari hidupnya. Cintanya hancur bersama persahabatan nya yang patah. Memulai kehidupan baru dengan menerima pernikahan yang kata papanya ad...