Bagian 16

2.3K 238 49
                                    

Manusia itu gudangnya cobaan dan masalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia itu gudangnya cobaan dan masalah. Bisa dibilang, seluruh hidup manusia akan dihabiskan untuk melewati kedua hal tersebut. Kebahagiaan dan kesedihan hanya bonus yang didapatkan.

Kebahagiaan akan diraih saat manusia bisa melewati masalah dan cobaan.

Sedangkan kesedihan, untuk mereka yang menyerah ditengah prosesnya melewati kedua hal itu.

Poin penting dalam kehidupan, adalah bagaimana cara kita melewati permasalahan hidup dengan sebaik mungkin.

🍀🍀🍀

Suasana siang itu cukup menegangkan bagi mereka yang menghuni ruang tengah sekarang ini. Hawa panas siang hari itu seperti ikut menelusup masuk dan menyelimuti beberapa orang disana. Terutama dua pria dewasa yang menyandang status 'ayah' dan 'om' bagi Natha itu terlihat ingin memakan hidup-hidup satu objek yang berdiri disamping Natha.

"Mau apa lagi kamu kesini?! Mau beri pengaruh buruk lagi pada Natha, hah?!" Ucapan dengan nada penekanan itu sengaja ayahnya layangkan dengan menatap lamat-lamat objek disampingnya penuh ketidaksukaan.

"Ayah, Lukas cuma..."

"Apa!?" Belum sempat Natha menuntaskan kalimatnya, ayahnya membentak. Kentara sekali kalau pria itu sangat marah sekarang. "Kamu mau belain anak ini?! Dia cuma apa? Cuma main-main pukulin Rafka?!" Meski ayahnya menunjuk kearah Lukas, tapi bentakan dan tatapan tajam itu ditujukan padanya.

Natha diam dan menunduk. Niatnya tadi memang mau membela Lukas, tapi melihat kenyataannya yang berbanding terbalik dengan kebenaran yang sebenarnya membuat Natha tak berani lagi berucap. Wajah Rafka lebih banyak terluka ketimbang Lukas, rasanya percuma saja kalau ia membela. Tidak akan ada yang percaya kalau ia bilang Rafka lah yang lebih dulu menyulut api.

"Om! Om ngga usah bentak Natha, ya?! Saya memang salah, dan saya mengakui itu. Tapi tidak adil kalau om cuma marah sama kita berdua" ucap Lukas lantang. Ia kemudian menatap kearah Rafka yang duduk dengan tenangnya disofa bersama ibunya. "Dia juga perlu disalahkan?!" Tunjuk Lukas tepat mengarah pada wajah Rafka.

Langsung saja, pria disamping ayah Natha yang berstatus sebagai ayah Rafka menarik bagian depan hoodie merah yang Lukas kenakan dan menatapnya nyalang.

"Anak saya tidak salah?! Jelas-jelas kamu yang memukuli anak saya?! Dan seharusnya kamu minta maaf kepada anak saya!"

Perkataan pria tersebut membuat Lukas ingin tertawa. Lukas menatap balik mata pria yang lebih tua darinya itu tanpa rasa takut, menyampingkan adat kesopanan kepada yang lebih tua.

"Minta maaf? Kalaupun harus ada yang meminta maaf, anak om dan mulut kotornya itu yang seharusnya minta maaf sama Natha?!"

Kali ini Lukas benar-benar nekat, bahkan Natha tak bisa melakukan apapun untuk membela dirinya yang sama-sama disalahkan. Tapi Lukas dengan beraninya menantang kedua orang dewasa tersebut.

NandemonaiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang