Bagian 19

1.6K 170 24
                                    

Bunda Natha pernah berkata seperti ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunda Natha pernah berkata seperti ini.

"Natha, kamu itu harus sukses. Harus bisa jadi kebanggaan bunda sama ayah. Di keluarga kita ini semuanya dilihat dari seberapa suksesnya kita di masa depan. Kalau kamu sukses, kamu akan dapat nama baik dalam keluarga. Disanjung, dipuji, dihormati dan disegani. Tapi kalau kamu gagal, kamu akan dicap buruk dalam keluarga. Direndahkan, tidak dihargai, bahkan bisa dicaci maki"

"Itu sebabnya ayah kamu begitu keras mendidik kamu supaya jadi orang yang sukses. Ayah kamu nggak mau kamu dipandang sebelah mata seperti dirinya di depan keluarganya sendiri. Karena bagi orang tua nggak ada yang lebih sakit dari pada saat anaknya dihina dan direndahkan orang lain"

Memang orang tua tetaplah orang tua. Sekeras apapun yang mereka lakukan kepada anaknya, sejatinya semua hal itu semata-mata untuk kebaikan anaknya kelak.

Tapi banyak orang tua di luar sana yang tidak menyadari apakah tindakan yang mereka lakukan terhadap anak mereka itu sudah benar atau tidak. Apakah cara yang mereka lakukan akan menuntun anaknya menuju kesuksesan atau malah ke jurang kegelapan.

Dari sini, bisa dikatakan Natha adalah salah satunya.

🍀🍀🍀

Hari ini Natha sudah memasuki minggu-minggu ujian kenaikan kelas. Setelah seminggu yang lalu sudah melalui ujian teori, minggu kedua dilaksanakan ujian praktik.

Natha keluar dari ruang praktik dengan wajah murung yang tak bersahabat. Bukan karena ujiannya tak lancar. Ujian instalasi Linux Debian yang ia lakukan sangat mulus tanpa hambatan. Sayangnya yang membuat wajahnya tertekuk adalah perilaku Chaka tadi.

Chaka membentaknya dihadapan anak-anak lain. Memang tadi Natha yang salah. Ia mengajak Chaka berbicara sehingga mengganggu konsentrasi anak itu saat ujian. Akibatnya, Chaka marah dan membentaknya. Tapi Natha begitu bukan tanpa sebab, karena hanya saat itu kesempatannya berbicara dengan Chaka. Selama beberapa minggu ini Chaka selalu menghindarinya. Ia bahkan bertukar tempat duduk dengan Sendy.

Setiap Natha mencoba mengajak bicara, Chaka selalu pergi menghindar. Seolah tidak menganggap Natha ada di sekitarnya. Ia tidak tau dimana salahnya sampai sikap Chaka berubah drastis.

"Hey, Nat! Jangan masukin hati. Mungkin si Chaka lagi banyak pikiran jadi kayak tadi"

Sendy datang sambil merangkulnya. Anak itu mencoba menghiburnya. Natha hanya membalasnya dengan sebuah senyuman paksa.

Tak beberapa lama sosok Chaka keluar dari ruang praktik. Anak itu berjalan begitu saja melewati Sendy dan Natha tanpa melirik sedikitpun. Natha menyadarinya dan tidak tau harus berbuat apa.

"Ya udah Nat, gue pulang duluan ya" pamit Sendy sambil menepuk pundak Natha.

Natha mengangguk, "Hati-hati lo di jalan!"

"Lo juga pulangnya nanti hati-hati ya! Bye Nat!" Sendy melambaikan tangan sebelum pergi ke parkiran sekolah.

Hari ini mood Natha benar-benar buruk. Pagi tadi sempat dimarahi ayahnya. Lalu mendapat bentakan tak terduga dari Chaka. Kenapa berapa hari belakangan ini terasa tidak menyenangkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NandemonaiyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang