Pemandangan bersama cake adalah hal yang tak asing bagi Pawat saat melihat Mix sibuk di dapur. Wajah tercemar tepung, dan meja dapur yang berantakan. Tanda bahwa Mix baru saja menyelesaikan cake terbarunya. Mungkin sebagai menu special di café besok.
"Terlihat lezat" Berkomentar sembari mengambil bar-stool untuk dijadikan tempat duduk, harum cake tercium jelas, tanda bahwa hasil karya Mix kembali berhasil, "Andai aku bisa merasakannya",l Harapan kosong, karena sampai kapanpun lidah mereka tetap tak bekerja selain untuk cairan merah.
"Ambil sisi positif nya Wat, kau tak terkena kolesterol" Satu-satunya penyakit yang mampu menggerogoti tubuh mereka adalah 'kekurangan-energi' "Win masih belum kembali?" 2 Jam adalah waktu yang cukup lama bagi Metawin untuk berada di dunia luar. Atau mungkin ia tengah menikmati siang tanpa matahari yang cukup jarang terjadi? Tidak ada yang tahu. Lagipula, selain tak sengaja bertemu para pembasmi di jalan, kejadian buruk apa yang mungkin menimpa seorang Metawin? Mix yakin tidak ada.
"Belum" Ingin rasa hati Pawat mengambil seiris cake buatan Mix, tapi untuk apa? Bahkan merasakan pahit pun tak bisa, "Mungkin Win menikmati waktu bertemunya dengan Brightian, ck." Decak Pawat dengan ekspresi ambigu, ada kilat godaan namun juga kesedihan dalam obsidian berlapis lensa kontak nya, "Brightian mengeluarkan aura yang sama dengan Briseka, mampu membuat Win nyaman"
"Apa maksudmu dengan aura yang sama?"
"Sama-sama terlihat kejam dan tegas di luar, tapi suatu ketika saat kau menatap matanya, mereka hanya sekumpulan manusia kesepian dan butuh untuk diperhatikan" Sambil menerawang Pawat menjawab, seperti sudah lama Ia tak pernah mengingat Briseka, "Dan aku mengamati bagaimana wajah Win tampak cerah tiap kali Ia selesai bertemu dengan Brightian"
"I see~" Lirih Mix, Tak hanya Pawat, bahkan Mix mampu melihatnya, "Tapi kurasa Win tak menyadarinya"
"Dia hanya fokus untuk mati. Tak ada lagi ruang untuk jatuh cinta dalam tubuh Win" Karena memang mereka tercipta bukan untuk menebar cinta, melainkan menghancurkannya. Dan mereka pun tak lagi tahu bagaimanakah rasanya jatuh ke dalam 'cinta', dengan jantung yang tak bisa berdetak, dan mata tanpa bulir air. Apa yang bisa diharapkan dari organ tubuh seperti itu?
"Jatuh cinta ataupun tidak, sama sekali tidak ada bedanya bagi kita Wat" Karena memang mereka bukan sepasang anak manusia biasa, diberikan hidup abadi tanpa bekal perasaan, hanya sakit dan kosong sebagai teman sehari-hari.
Berfikir tentang apa yang menjadi kekurangan membuat tangan Mix tanpa sengaja menyenggol gelas yang biasa Metawin pakai untuk minum di pagi hari. Hampir saja bersentuhan dengan tanah, jika Krist tak segera tanggap dan menangkap gelas tadi.
Hup~
Memiliki kekuatan penglihatan adalah salah satu keistimewaan keturunan tranatis, bahkan hanya dengan menyentuh benda mati Ia sudah mampu melihat Metawin yang tak sadarkan diri dalam bopongan erat Brightian.
"Win dalam bahaya" Lirih Krist dengan mata menerawang pada gelas yang Ia pegang, "Kurasa dia pingsan, dan Brightian membawanya ke rumah sakit" Penjelasan begitu cepat, namun indera pendengaran peka Pawat mampu mencerna dengan jelas.
"Kita harus segera menyusul." Tak butuh waktu lama bagi Pawat menuju ke pintu depan, disusul oleh Mix yang tak lagi peduli pada cake dan café nya yang masih ramai pengunjung, lagipula sudah ada karyawan paruh waktu berjaga. Sementara Krist menuju ke garasi untuk mengambil mobil dan menyusul kedua teman nya.
"They could've carry me there though!" Kedua temannya memang terkadang melupakan fakta bahwa Krist tak memiliki kecepatan layaknya mereka.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly ( COMPLETED )
FantasyBright Vachirawit Chiva-arei as Brightian, Briseka, Vachirawit Win Metawin Opas-Iamkajorn as Metawin, Dewindaru Ohm Pawat as Pawat Mix Sahaphap as Mix Krist Perawat as Krist Rate - T Genre - Fantasy, Vampire!Universe Setting - Indonesia " They just...