GG

227 38 3
                                    

Jika bukan karena para pekerja yang berniat memindahkan bed, mungkin baik Metawin serta Bright tak lagi dalam pakaian lengkapnya sekarang, sedikit malu saat ditemukan para pekerja dalam posisi saling menindih satu sama lain, "Aku baru tahu ada hutan di belakang rumah" Dan keduanya lebih memilih menjauh dari kerumunan pekerja, langkah kaki menuntun untuk menelisik area belakang calon rumah Bright dan Ggigie.

Pohon pinus menjadi penguasa dengan jumlah terbanyak, mengeliling seakan membentuk jalan bagi Bright dan Metawin. Keduanya mengikuti jalan setapak yang entah sejak kapan sudah berada disana, dengan pohon pinus di kanan dan kiri, bersama beberapa kupu-kupu sewarna pelangi yang sesekali hinggap di pakaian Metawin, "Namaku Metawin"

"Aku sudah tahu" Jawab Bright, caramel nya menatap aneh pada Metawin yang tengah mengelus sayang kupu-kupu di bahunya.

"Aku tak berbicara denganmu. Tapi dengannya" Telapak tangan itu membiarkan si kupu-kupu kecil hinggap disana, menunjukan Bright teman baru yang cukup membuat si tampan mengernyit tebal, "Aku bisa berbicara dengan hewan"

"Kekuatanmu?"

Metawin mengangguk, "Pulanglah, ada banyak madu jika kau terus terbang ke utara" Kupu-kupu itu berlalu pergi, Metawin tersenyum puas melihatnya, beruntung karena tadi Ia melihat bunga-bunga yang masih sanggup mekar di musim pancaroba aneh ini, saat dalam perjalanan.

Bright masih memandangi Metawin, melihat dengan seksama betapa wajah yang tergolong dalam klasifikasi tampan itu cukup indah untuk terus diamati, "Kekuatanmu sangat unik" Bright berharap Metawin dapat mengintrepretasikan kalimatnya sebagai sebuah pujian.

"Thanks" Metawin memiliki eye-smile yang sangat menawan, entah mengapa Bright baru menyadarinya sekarang, "Sebenarnya aku juga dapat berubah menjadi berbagai macam hewan, Tuan Bright"

"Woah~ Kau punya banyak kekuatan"

"Karena dapat berubah menjadi hewan, aku mengerti bahasa mereka" Kekuatan yang tak terlalu hebat bagi Metawin, jika dibanding dengan kemampuan pendengaran Pawat, atau bagaimana Mix bisa melihat suatu kejadian hanya dari mimpi.

Keduanya masih terus menyisiri tapak jalan, membawa mereka semakin jauh kedalam hutan, "Tuan Bright" Ada sesuatu yang membebani kepala Metawin sedari awal mereka berkenalan, "Kau terlalu kuat untuk menjadi sosok manusia biasa. Kau bahkan mampu menangkis tanganku" Kembali teringat kejadian sebelum Ia kembali jatuh dalam jerat bibir Brightian beberapa saat lalu.

"Aku pergi ke gym. Sebenarnya badanku cukup bagus untuk ukuran pria, kau ingin melihatnya, Meta?" Goda Bright, namun Metawin hanya melirik malas dengan fikiran yang masih menerawang jauh.

'Bukan begitu, aku bahkan pernah membunuh pemimpin pemberontakan dengan otot tubuh yang lebih menyeramkan dibanding kau, Bright. Aku yakin bukan hanya kekuatan yang seperti itu..... Tapi apa?' Batin Metawin, selama menjadi heubhyeolgwi, tak lagi satu atau dua medan perang, bahkan hampir setiap peperangan Ia ikuti, sebagai salah satu ksatria rahasia Majapahit.

"Kau melamun lagi, Meta." Lirihan Bright menyadarkannya, 'Aku benci diabaikan'

"Ada yang sedang kufikirkan, aku tak bermaksud mengabaikanmu, Tuan Bright"

Langkah kaki Bright terhenti, Metawin mengikuti dengan tubuh yang saling memandang satu sama lain, "Bukankah ini tidak adil?" Dahi Metawin berkerut mendengarnya, apa yang tidak adil bagi Bright? Seingat Metawin Ia telah kembali dalam konsentrasi sempurna sekarang, "Kau bisa membaca fikiranku, tapi aku tak bisa"

Metawin hanya bisa diam, Dia juga tak ingin memiliki kekuatan yang seperti ini. Bahkan Metawin pun tak akan merasa nyaman jika ada seseorang yang mampu membaca fikirannya, "Maaf, Ini juga bukan kehendak pribadiku"

Butterfly ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang