II

218 40 6
                                    

"Kau butuh byeongsa, dan itu aku. Remember?" Setidaknya membebaskan kutukan bagi Bright adalah menjadikan Metawin manusia biasa dan memilikinya. Lupakan tentang tunangan 18.9 persen nya, karena sudah kubilang jika Big east menjadi nomor dua bagi Bright sekarang, "Jadi sekarang apa yang harus kulakukan?"

"Kami belum tahu bagaimana caranya namun tugas utama byeongsa adalah membebaskan kutukan dengan cara membunuh heubhyeolgwi murni...."

"....." Heubhyeolgwi bukan lagi kata asing bagi Bright, meskipun Ia lebih suka menamai Metawin dengan vampire.

"Kau harus membunuhku, Bright."

Satu hari belum berakhir semenjak Metawin mengakuinya sebagai 'keturunan', dan kenapa dari segala cara pembebasan kutukan yang pernah Bright baca dari buku, "Meta," Lirihnya, terdengar parau, "Aku mencintaimu, kau tahu?"

'Tolong jangan terus mengatakan perasaan mu padaku, Bright.' Bahkan tatapan Bright terlihat begitu mengintimidasinya, "Tapi cara untuk membebaskan kutukan kami adalah dengan membunuh seorang heubhyeolgwi."

"Aku memang bukan manusia baik, Meta. Tapi aku tak pernah menyakiti orang yang kusayangi! Dan kau masuk dalam kategori itu." Bright bukanlah tipe penahan amarah. Hanya pada Metawin Ia bersikap bodoh, yang seharusnya tak perlu Bright lakukan.

"Baiklah..." Yang lebih kurus mengalihkan tatapan, tak berani adu pandang dengan caramel yang seakan ingin menenggelamkannya lebih dalam. Metawin tak ingin tenggelam, Ia hanya ingin terbang dan melihat kehidupan baru, "Kau bisa membunuh Pawat, atau kita bisa menemukan heubhyeolgwi lain yang bisa kau bunuh?"

"What are you talking about?!" Zamrud itu tampak bingung, dapat Bright lihat keraguan dan ketakutan disana.

"Membunuh satu heubhyeolgwi menggunakan cara yang benar, bukan hanya aku heubhyeolgwi di dunia ini. Hanya satu pengorbanan untuk pembebasan kutukan dan untuk membuka segel heubhyeolgwi lain yang terkurung di dalam lukisan"

"Lukisan?" Dahi mengernyit tebal. Banyak hal yang belum Metawin jelaskan pada Bright, dan tiba-tiba saja pria kurus di depannya itu minta dibunuh? Metawin benar-benar gila adalah apa yang bisa Bright simpulkan sekarang.

"Vachirawit Kusumo Prabu menggunakan lukisan sebagai media kutukan. Dan selama ini, sudah banyak heubhyeolgwi yang terbunuh dengan cara salah lalu terjebak di dalam lukisan itu. Setiap ada heubhyeolgwi yang terjebak, kami yang masih disini semakin bertambah kuat, tapi disisi lain.... kami-" Dadanya sesak, setiap kali Metawin ingin menangis selalu hal ini yang terjadi, menjadikannya semakin merindukan tubuh manusia yang hanya bisa Ia nikmati di masa kecil.

Bright mendekat, ada hal yang membuat Pria tampan itu mengulurkan tangan dan membenamkan yang lebih putih ke dalam pelukannya, "Take your time...." Kepala itu bersandar pada dada yang lebih bidang, jika Metawin manusia normal,mungkin rasa hangat akan menyebar di seluruh tubuhnya. Hanya jika Ia manusia.

"-Kau tak akan mengerti rasanya, Bright. Bahkan disaat aku sedih air mata ini tak mau keluar... ini menyiksa kami perlahan...." Tangan berjemari lentiknya melingkar di pinggang Bright, Jika kenyamanan dapat digambarkan, maka berada dalam pelukan Bright adalah salah satunya. Rasa dimana Ia tak ingin melepaskan pelukan itu bahkan jika perlu, "Kau harapan kami."

"Bolehkah aku bertanya satu hal lagi?" Surai raven Metawin begitu halus ketika bersentuhan dengan telapak lebarnya, "Membebaskan kutukan dengan membunuh satu diantara kalian. Lalu, apa yang akan terjadi padamu, Meta? Bahkan jika yang kubunuh adalah Pawat, Mix atau yang lain, apakah kau juga akan pergi dariku?"

Mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Bright. Dulu sangat mudah baginya untuk berharap akan byeongsa yang mengirim mereka ke dunia atas, malaikat kematian yang selalu di tunggu kedatangannya. Namun mengapa keraguan itu datang sekarang?
'Bahkan jika aku tak ingin, tetap saja aku hilang...'

Butterfly ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang