19 [mereka datang]

92 15 2
                                    

Jam kelima sudah habis. Pelajaran kelas 11 IPA 1 adalah kimia. Terdengar banyak suara lega dari masing-masing kelas saat bel berbunyi.

Eunha berjalan di sepanjang koridor lantai dua. Uji cobanya belum begitu sempurna. Sepulang sekolah dia akan kembali ke lab kimia. Sementara sekarang, pikirannya campur aduk. Termasuk kata Jungkook tadi. Terus kebayang di benaknya. Membuatnya jadi tidak fokus.

Ditambah sakitnya belum begitu pulih.

Ga mungkin aku jauhin Mingyu. Bingung, perasaan aku ke Mingyu naik turun.

Pandangan Eunha yang menghadap ke bawah pudar saat mendengar suara langkah kaki dari belakang.

Bruk!

"Ah!" ringis Eunha karena seorang perempuan menabrak bahunya. Jung Chaeyeon.

"Selamat, ya, lu deket sama Mingyu. Kenapa ga sekalian pacarin aja? Mumpung gue gak liat, kan?" labrak Chaeyeon. Sebenarnya Eunha tidak ingin berurusan dengannya lagi. Masalah kasus bully tahun kemarin, sekolah menutupnya dengan sembarangan. "Dasar cewe murahan!"

Kertas yang Ia pegang dilemparkan ke tubuh Eunha dengan sangat keras. Itu kertas latihan soalnya. Tapi, caci makiannya tadi, benar-benar merobek perasaan Eunha.

Murahan? Eunha hanya ingin diam. Serba salah jika Ia melawan Chaeyeon. Terlebih lagi dia sudah sangat trauma dibully.

"Deketin Mingyu aja terus. Percuma tau ga? Sedeket apapun lu sama Mingyu, dia tetep punya masa depan sama gue! Mimpi aja terus lu bakalan pacaran sama Mingyu." Chaeyeon pergi dan kembali mendorong bahu Eunha dengan lebih kencang.

"Ah!" Ia memegang bahunya yang tadi ditabrak Chaeyeon. Sampai biru.

Perasaan Eunha tidak bisa terkontrol. Banyak yang mendukungnya menjauhi Mingyu. Tapi Mingyu lebih banyak memberikan keyakinan pada Eunha. Balik lagi, Eunha percaya apa yang dibilang Chaeyeon. Meskipun dia sama Mingyu pacaran, Mingyu tetap akan menikah dengan Chaeyeon.

"Boncel!" dari belakang Dokyeom memanggil Eunha. Sudah pasti dia habis ke toilet. Ketauan jalan bareng Minghao.

Eunha menoleh, "Eh, Kyeom, Minghao. Ngapain, abis ke toilet?"

"Wih, anjaay tau dia, Hao." kata Dokyeom sok asik.

"Ya taulah, ngapain si ke toilet mulu? Demen banget lo berdua ke toilet?"

"Ngaca. Seorang Dokyeom harus tampan apalagi di depan Choi Yuna." Dokyeom menyisir rambutnya yang basah ke belakang.

Ngeliat perangai Dokyeom Eunha menaikkan sudut wajahnya, "Iss ... Gimana sepeda gue udah bener?"

"Udah, nanti siang gue anter ke rumah lu."

"Gue aja kali yang ke rumah lu."

"Yaudah, jam 7 malem gue tunggu. Gue mesen tteoboki dua buat gue." pesan Dokyeom yang memang langganan tteoboki Eunha. Minghao juga kadang berduaan ke kedainya.

"Lah gua? Pesen empat anjir gua nanti malem pengen ke rumah dia. Rakus bet lu." Minghao protes. Ngomong-ngomong tteoboki, si Minghao lancar kalo berurusan sama tteoboki.

"Iyaa udah. Yang kaya biasa, kan?" Eunha berusaha ingat selera tteoboki mereka berdua.

"Yoi."

"Eh, Kyeom. Nanti istirahat kata Yuju dia mau ngasih lu sesuatu." tadi malam lewat chat Yuju bilang ke Eunha kalau dia pengen ngasih hadiah berhubung mereka anniv satu tahun.

"Gue tau kenapa dia pengen ketemu gue. Skut, Hao. Gue duluan, ya, Na."

"Iya."

Terkadang Eunha suka iri liat kemesraan Dokyeom sama Yuju yang kelewat batas. Emang mereka berdua udah terlalu saling cinta. Udah cocok main drama.

BE BY MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang