22 [flashdisk]

98 14 2
                                    

Mingyu dan Yerin sampai di perumahan Han Jim. Sebelumnya Mingyu pernah kesini, semalam.

"YA!!!" teriak Mingyu. Semua orang terarah padanya. Bahkan Eunha pun sadar Mingyu di sini.

Mingyu kesini?

"Serahin flashdisk ke kita. Atau saya tembak perempuan ini."

Eunha melemah saat laki-laki itu bilang akan menembaknya. Tapi tubuhnya sudah sangat lemah. Ia menengok ke arah Mingyu, lalu Mingyu menatapnya balik.

"Baik. Tapi izinkan dia masuk ke rumah. Kalian ikut saya ke gedung YangShim."

"Gimana kita bisa mempercayai kamu?" tanya salah satu dari mereka dengan sinisnya.

"Saya janji. Sekarang izinkan dia masuk."

Mereka mengizinkan Eunha dan ibunya masuk ke rumah. Yerin yang ada di belakang Mingyu ikut masuk ke rumah dengan Eunha, begitu juga SinB.

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi di luar. Banyak tetangga yang ramai namun hanya mengintip dari dalam.

"Dek." pak RT memanggil Mingyu agar kehadapannya.

"Iya pak?"

"Suruh mereka masuk ke dalam rumah mereka dulu. Gak enak dilihat orang-orang di sini." bisiknya agak mendekati telinga Mingyu.

"Baik, pak." Mingyu melaksanakan perintah pak RT dengan segera. "Silahkan tunggu di rumah kosong itu dulu. Saya akan segera kembali."

Mereka tidak pernah mau menjawab semua perintah Mingyu, tetapi langsung melaksanakan itu.

Mingyu mau masuk ke rumah Eunha sebentar. Untuk menengok keadaan Eunha sekarang. Lagipula tidak mungkin dia mau memberi flashdisk itu.

Di dalam Yerin dan SinB tampak panik di ruang tamu. Yerin akan menelepon Appanya. Mengenai kondisi Eunha yang bikin panik ini.

"Nunna." panggil Mingyu ketika tiba di pintu rumah, dan mengampiri mereka berdua. "Sementara ini Eunha di rumah dulu. Jangan biarin dia keluar rumah. Apalagi ke sekolah."

"Kenapa emang?" tanya SinB asal.

"Bahaya. Mereka pasti selalu ngincer Eunha. Apalagi gua ga mungkin kasih flashdisk nya."

"Ga dikasih aja, Gyu? Demi Eunha." kata Yerin.

Mingyu diam beberapa detik melirik lantai-lantai rumah Eunha. Ini yang membuatnya berpikir dua kali. "Gak bisa, nunna. Ini perusahaan Mingyu. Mingyu gak bisa merelakan ini seenaknya. Mingyu minta maaf."

"Terserah, Gyu. Tapi gue mau Eunha aman. Harus."

"Iya, nunna. Mingyu janji. Selalu jagain Eunha."

-🍎💎-

Menghabiskan waktu 1 jam untuk membersihkan semuanya yang mengotori Eunha. Ditambah tubuhnya sangat sangat ngilu. Terdapat luka yang dalam di kakinya.

Bu Jung merawat Eunha di kamarnya. Eunha masih tidak bisa mengendalikan mentalnya. Mentalnya sangat lemah, ditambah kejadian tadi. Eunha sudah benar-benar trauma.

Tapi di sisi lain, dia sudah terbiasa.

"Ini kedua kalinya Eunha kayak gini, ya, Eomma?" Eunha memberikan pertanyaan tiba-tiba saat Eommanya sedang mengurus luka-lukanya.

"Eomma gak mau kamu begini lagi, ah, Na! Kamu kemana-mana sama Eonnie aja, ya, Na?"

"Iya, tadi Eunha emang sendirian di lab. Tiba-tiba mereka culik Eunha dari belakang. Mereka nyekap Eunha di rumah kosong deket rumah. Terus-" kalimatnya terhenti sebab akan menumpahkan air matanya yang tertahan selama menjelaskan kejadian.

BE BY MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang