6 [setiap ingat kamu]

151 20 0
                                    

Sekarang hanya tinggal Eunha. Semoga saja tidak ada hal di luar ekspektasi yang akan terjadi lagi padanya. Seperti tadi. Benar-benar di luar angan-angan.

Tapi sedari tadi hanya satu yang Eunha cemaskan. Mingyu yang tadi dia tinggal sendiri. Dia pikir Mingyu sudah lumayan baikan semenjak duduk di bangku depan toko itu. Namun apa Mingyu masih duduk di bangku tadi?

Mingyu ngambil resiko banget. Dan sekarang ... Aku mungkin udah terlibat sama semuanya batin Eunha yang berjalan setengah sadar karena lamunannya. Ya ampuuun plis lah aku punya keluarga, temen, dan saudara sendiri ... Kenapa harus terlibat sama hal hal sepele kayak gitu?!

sepele ...? begitu kata hati Eunha setelah tak sengaja menyebut sepele. Padahal dia harus menghubungi pihak yang bertanggung jawab besar. Dan tadi- Mingyu- Mingyu itu agen.

Ah tolong kaki aku lecet lama lama jalan pulang ke rumah begini ... Haa Yerin Eonnie lewat kek ... Eunha terus mengeluh seberhentinya dia untuk mengisi sedikit energi.

Dan bener aja Eunha lupa kalau bajunya sekarang udah kotor banget dan ada sedikit bercak darahnya Mingyu. Ini gak mungkin kalo Eommanya nanyain. Bisa diamuk dia.

"EUNBI EONNIE!!" suara yang cempreng sedikit deep memanggilnya. Eunha kenal suara itu. Kenal sekali. Itu Hwang Eunbi. Anaknya Jung Jessica tetangganya.

Dia kira hanya di drama-drama kejadian kebetulan begini bakalan kejadian. Baguslah.

"Oh Ttin-B?!" wanita yang lebih tinggi dari dirinya itu sudah mengerem dan berhenti tepat di sebelahnya. Dia masih pake baju seragam yang sama seperti Eunha. Ini hari pertamanya di SMA yang sama dengan Eunha. "Kamu masih pake baju seragam?"

"Iya tadi sampe rumah di suruh mama anterin masakan ke rumah tante aku. Kaka baru pulang apa?" tanyanya.

"Iya aku baru pulang, Bi. Bareng, dooong, capek aku ga bawa sepeda. Rusak, jadi aku tinggal di sekolah. So sad ...,"

Eunbi mengangguk mengerti. Dia gak bisa nolak mah kalo sama kaka tetangga kesayangannya ini. Udah mamanya namain mereka sama. Eunbi. Dia biasa dipanggil SinB "Ya udah kak sini diboceng."

"Aaaa maaciiih><"

"Macammaa."

Eunha duduk miring di boncengan. Jadilah dia tambah pendek. Udah gitu SinB bawanya kaya roller coaster.

Di jalan Eunha buka pembicaraan dengan bertanya ke SinB, "Di rumah ada siapa aja, Bi?"

"Ooh di rumah kayaknya ada tante sama Yerin Eonnie, kak. Tapi aku liatnya tadi Yerin Eonnie keluar rumah." jawab Eunbi agak mengencangkan suaranya yang bertarung dengan angin.

"Umm, dek! Tadi kamu ke sana gak ada apa apa, kan?" Eunha mengalihkan topik. Aku beda arah, sih, sama SinB.

SinB terdiam sebentar. Jalanan yang tadi dia lewati memang sepi dan rawan. Tapi tak terjadi apa-apa dengannya. Bahkan ia masih dengan seragam sekolahnya. "Eengga, ka. Sepi, kok. Emangnya kenapa?"

"Um- itu ... daerah sana ... Lumayan, Bi. Jadi lebih baik kamu lewat jalan yang rame aja. Tadi aku aja ngerasa aneh lewat sana, makanya aku minta numpang kamu. Sumpah ngeri, Bi."

"Owh ... Oke, kak. Lumayan, sih, hehe." angguk SinB nyengir.

"Iya."

-🌙💎-

Mingyu dalam keadaan tepar sempat mendengar suara sirine mobil polisi yang mendekat. Sayangnya mereka tak melihat Mingyu.

Ck, gua di sini juga. Lirihnya dalam hati. Di sakunya terdapat walkie-talkie yanv mungkin masih berguna. "Agen H4, bangku depan toko cat biru. Over."

BE BY MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang