26 [test]

110 14 0
                                    

Eunha terbaring sambil terisak menghadap Mingyu. Eunha bersyukur mereka tidak menutup gordennya.

Sudah beberapa kali Eunha memanggil-manggil nama Mingyu ingin supaya Mingyu bangun dari tidurnya yang lama. Eunha meneteskan banyak air matanya ketika Mingyu benar-benar diam dalam mimpi penentu kelanjutan hidupnya.

Apakah usahanya sia-sia? Mingyu benar-benar mendengarnya?

"Gyu ... Bangun, ya, Gyu?" ucap Eunha begitu air matanya juga turun dari kelopak matanya. "Joaheyeo."

(aku suka kamu)

"Mingyu? Oh?" Mingyu mengalami pergerakan pada kepalanya. Eunha menampilkan senyumnya lalu mengusap pipinya yang berlumuran air mata.

Tapi, entah ini nasib buruk atau tidak. "Bawa Mingyu ke ruang VIP nomor 12."

"Mingyu sudah sadar dari koma, direktur Seungcheol."

"Baiklah bawa Mingyu langsung ke ruang VIP sekarang." ujar Seungcheol memerintahkan para bodyguard.

Mereka membawa bangsal Mingyu bersama tiang infusnya keluar. Tetapi Mingyu belum sempat membuka matanya. Apalagi melihat Eunha yang berada di sampingnya. Menatap Mingyu penuh bisu bersama air yang kembali jatuh dari matanya.

Aku ngga boleh ngeliat Mingyu bahkan pas Mingyu ada di samping aku?

Pintu kamar terbuka. Yerin dan Eomma datang dengan plastik berisi box di tangannya. Selama 20 menit dia ke toilet ternyata dia nyasar ke kantin.

Eunha buru-buru mengelap air matanya dan membenarkan posisi tidurnya.

"Abis nangis, Na?" tanya Yerin kebetulan melihat mata Eunha agak bengkak. Yerin langsung tidak menghiraukan, dia meletakkan plastik di kabinet sebelah bangsal.

Eunha menggeleng.

"Nih, makan dulu, nak."

🦋💎

Malem ini Eunha overthinking banget. Banyak yang dia pikirin dan pemikirannya bertambah luas sedikit demi sedikit. Dia merasakan suasana yang berbeda dari sebelumnya. Walaupun Mingyu sama sekali tidak terbangun selagi masih di sebelahnya. Dia juga tidak tahu itu.

Jujur, masa depan Eunha adalah ahli bedah yang mungkin akan berhari-hari di rumah sakit. Ia mengejar mimpinya mulai sekarang. Dengan keringat dan pedihnya Eunha yakin semua ini akan menjadi spesial untuk dia dan keluarganya.

🦋💎

"Selamat malam, Pak Kim." kedua pejabat negara berjabat tangan. Mereka datang dengan banyak bingkisan.

Presiden Kim menyambut hangat kedatangan keluarga konglomerat Jung. "Yaa, Pak Presiden Jung. Maaf membuang waktu malam anda."

"Tidak, Pak, Mingyu adalah calon penerus kami. Kami harus menjenguk keadaan Tuan Kim." istri dari Pak Jung menjawabnya.

"Wah, Jung Chaeyeon? Cantik sekali kamu. Kemana saja selalu mementingkan penampilan, ya." puji Ibu Kim dengan senyum yang cerah.

"Thank you, Tante ...,"

"Yah, langsung saja ke dalam. Silahkan ...,"

Setelah dipersilahkan masuk, ketiga anggota keluarga tersebut memberi salam kepada Mingyu. Di ruangan itu mereka duduk di sofa khusus penjenguk yang sudah disediakan untuk ruang VIP.

"Selamat malam, Chaeyeon, om, tante."

"Kenapa Mingyu bisa celaka, Bu Jung?"

Bu Kim meceritakan kronologi yang terjadi. Sesuai dengan apa yang diceritakan Mingyu. Ada beberapa yang akan menjadi privasi Mingyu. Masalah ini sangat berpengaruh untuk perusahaan keluarganya. Maka dari itu selesai Mingyu meceritakan semua yang dia alami, rumah sakit menjadi sangat ketat sekarang.

BE BY MY SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang