🍁Sagara tampak serius memandangi wajah Ayana, gadis itu lagi lagi tidak menghiraukannya memilih sibuk membaca novel.
"Ck mau di liat berapa kali pun Ayana itu emang cantik, kenapa yang lain pada bilang enggak sih."
Mulut Sagara mulai ngoceh tidak jelas, suasana hening di perpustakaan kini berubah. Mereka yang mendengar ucapan Sagara langsung mengalihkan fokus pada dua sejoli yang belum memiliki hubungan apapun itu.
"Pasti mereka iri Ay, secara kamu itu kayak boneka hidup."
Beberapa orang berbisik tidak terima, bagi mereka Ayana lebih mirip boneka santet.
"Bisa diem nggak?." Sagara nyengir dia kemudian mengangguk angguk manis, apapun yang Ayana katakan selalu Sagara turuti meskipun diminta untuk menutup mulut menggunakan kaos kaki.
Sagara menopang dagu dengan kedua tangannya, dia kembali lagi seperti semula memperhatikan wajah Ayana seksama.
"Ay, aku pengen main kerumah kamu deh. Boleh?."
Ayana menggeleng di sela membaca bukunya.
"Kenapa nggak boleh? Papa Mama galak? Tenang aja Sagara tu pinter ngambil hati calon mertua."
Gadis bernetra tajam itu menutup bukunya kasar, dia kemudian menatap Sagara penuh ancaman.
"Dirumah gue ada singa jantan, dia nggak suka daerahnya di datengin orang asing macem lo."
Singa?
Sagara meringis, kalau memang iya Ayana memelihara singa berarti gadis ini tidak hanya ganas di luar namun juga ganas di dalam kandang.
"Ayana."
Ayana menoleh menatap arah suara di ujung lorong, dia mendapati Mika yang berdiri dengan wajah pongahnya. Gadis itu memutar bola malas, pasti ada saja masalahnya jika berhadapan dengan kakaknya itu.
Ayana bangkit, mendekati Mika. Sagara melihat kedua kakak beradik itu, kemudian merentangkan tangan dan memejamkan mata sejenak.
"Nggak kakak nggak adik, dua duanya menggoda."
🍁
"Eh calon mantu."
Shawn cengar cengir masuk sambil menenteng sekresek jajanan, Zeesya menepuk pundak anaknya memeberi kode untuk menaruh jajanan yang mereka beli untuk Ayana di dapur."Bukan tante, Ayana masih nggak mau nikah sama Shawn."
Jawab Shawn sok sedih.Kedua paruh baya itu tertawa melihat kelakuan Shawn, Ayana dan Shawn itu sudah seperti surat dengan perangko. Tidak bisa di jauhkan, namun ada saja hal yang membuat keduanya cekcok.
"Heran anak kamu makin lama makin ganteng aja Zee." Zeesya tertawa, dia tidak bisa menyangkal Shawn memang semakin terlihat tampan persis dengan ayahnya.
Jangan lupakan kalau Ayana putri sahabatnya itu juga tumbuh bak boneka hidup, wajahnya sangat cantik sekali, namun sayang sifatnya jauh dari kata hangat.
"Bibit unggul sih Va."
Shawn berlari menuju kamar Ayana setelah menyusun jajanan yang tadi dia bawa. Dia membuka pintu kamar Ayana pelan, melihat sang empunya kamar tengah tertidur pulas.
Dia melompat ke ranjang, menggoyang goyangkan tubuh Ayana yang masih terlelap. Merasa terganggu, Ayana membuka matanya malas.
"Ay, oom bawain jajan. Bangun."
"Hm."
Jawab Ayana menarik selimut semakin tinggi untuk menutupi seluruh tubuhnya, dia masih mengantuk tidak ingin di ganggu, namun apa daya manusia paling usil se jagad itu selalu saja datang kerumahnya tanpa tahu malu.
"Ay bangun oy!."
Ayana tidak bergeming, Shawn mulai kesal dia kemudian tersenyum jahil.
"Om perkosa sekarang ya kalo nggak bangun."
Bugh
Shawn tersungkur, tinjuan mendarat tepat di pipi kirinya.
"Lo! Gatau gue bercanda?."
"Najis, dasar Homo!."
Mata Shawn mendadak melotot, bagaimana dia di sebut homo padahal dia terang terangan ingin memperkosa Ayana. Memangnya Ayana laki laki?Gadis itu memilih turun dari ranjang, dia tiba tiba merasa lapar.
"Ada manusia kek dia." adu Shawn sambil memegangi pipinya yang kesakitan.
🍁
Sagara asik menguyah apel di meja makan, sesekali dia melempar senyum pada pembantu baru yang bekerja di rumahnya. Sudah berapa asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya, namun selalu saja tidak kuat dengan sikap putra tunggal keluarga Dirgantara itu.
Pasalnya hanya karena satu kotak bekal.
Sagara selalu mengamuk tidak karuan jika bekal yang dia bawa tidak Ayana makan, menurutnya yang salah adalah pembantunya.
Dia terlalu terobsesi dengan Ayana hingga apapun akan Sagara lakukan demi mendapatkan perhatian gadis dingin itu.
"Jangan liatin gue, nggak sopan pembantu lirik lirik majikan."
Gadis berusia 17 tahun itu langsung menunduk, mendengar perkataan majikannya. Ya kali ini sedikit berbeda, dia adalah pembantu termuda yang Sagara pekerjakan.
"Tugas lo cuma buat bekal, tapi inget harus seenak mungkin. Gue nggak terima kesalahan ya."
Sagara menggigit bagian terakhirnya, mengunyah lalu menelan cepat.
"Soalnya pacar gue agak susah makan, gue harus bikin dia gendut biar nggak ada yang suka sama dia selain gue."
Tawa Sagara melengking memenuhi dapur, sang asisten rumah tangganya tiba tiba merinding.
"Kalo lo sampe bikin makanan nggak enak, besok besok lo gue lempar ke kandang Joy."
Pada kenyataannya bukan Ayana yang memiliki singa jantan, tapi Sagara.
🍁
Alhamdulillah karena sempet lagi jadinya update :)
Anandahumairarazaq™
Jangan lupa vote dan komen ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty Psycho
General FictionTidak semua yang cantik itu berlaku baik, layaknya setangkai mawar yang sangat mempesona namun bisa melukaimu kapan saja. @Anandahumairarazaq™