Jujur

621 53 80
                                    

ketahuilah, walupun kita terpisah tapi hati kita tidak dapat terpisahkan, dan aku yakin itu

______________________________

Granger to Silvanna
❤️❤️👑❤️❤️

~•©•~

  Granger sedikit terkejut dengan pertanyaan Dyrroth. Ia hanya tak tahu ingin menjawab apa. Baginya Silvanna adalah salah satu orang yang dapat membuatnya tersenyum setelah Dyrroth. Dan dia hanya terbuka pada Silvanna dan Dyrroth.    

  Granger di berikan amanah untuk menjaga dan melindungi Silvanna oleh raja Aurelius, tentu saja dengan senang hati Granger menerimanya karena dia tahu itu adalah perkerjaan yang mudah. 

  Namun tidak untuk kejadian tadi. Tadi Silvanna lah yang melindunginya. Ia yakin setelah ini ia mungkin akan dimarahi oleh Raja Aurelius karena membuat Silvanna terluka. 

.:0:.

 "Sil, gue ada ur-" ucapan Granger terhenti seketika. "Ur apa? Lo ada urusan mendadak apa gima-" Granger menyibakkan poni Silvanna yang menutupi luka goresan di dahinya. Silvanna pun auto gelagepan sendiri.

"Lo kok bisa jadi gini sih?" tanya Granger. "Gu-gue tadi ke-kepleset di kamar mandi." Jawab Silvanna gugup. "Lo bohong ya?" tanya Granger lagi. "Nggak kok." jawab Silvanna. "Bentar." Granger membuka tasnya dan mengambil botol antiseptik dan kapas. "Kok lo bawa gituan sih?" tanya Silvanna. "Diem dulu." Granger mengambil kapas dan membersihkan luka Silvanna. Setelah membersihkan luka Silvanna, Granger mengambil plaster dan menempelkannya di dahi Silvanna.

"Ututu, cocwit amat ya...." goda Gusion. Granger hanya menatapnya tajam. "Yaudah, gue ada urusan bentar. Nggak lama kok, kalo lo mau lo boleh ngikut si Lesley." kata Granger. Silvanna mengangguk. "Emm... Hati hati di jalan, feeling gue nggak enak." kata Silvanna. Granger tersenyum singkat dan mengacak rambut Silvanna. "Thanks, yaudah, gue pergi dulu." pamit Granger. Granger pun pergi dari toko es krim itu.

.:0:.

   Granger mengingat semua kejadian kejadian romantisnya bersama Silvanna di toko es krim tadi. Dan entah kenapa ia tersenyum sendiri bahkan pipinya memerah. Memikirkan Silvanna membuatnya merasa tenang dan melupakan semua masalah masalahnya.

".... Granger"

"Bang Granger,"

   Dyrroth melambai lambaikan tangannya di depan Granger yang sedang larut dalam lamunannya. Dan seketika Granger tersadar dari lamunannya.

  "Eh, Oh, Apa?" tanya Granger. Masih dengan rona di wajahnya, Granger menatap Dyrroth yang tertawa melihatnya blushing. "Lo mikirin Kak Silva ya, bang?" tanya Dyrroth yang masih tertawa. "Apasih? Nggak!" jawab Granger bohong. 

"Hm."

  "Kalo nggak kenapa merah tuh pipi?" tanya Dyrroth. "Mana? Nggak ah, nggak usah nyele-"

Tok! Tok! Tok!

  "Gue buka pintu dulu. Dan lo ngutang jawaban ke gue ya bang..." Kata Dyrroth sambil berjalan ke arah pintu.

  ".... Dih, jawaban aja di utangin. Makin aneh dah tu bocah." Gumam Granger. Granger hendak mengambil handphone nya. Tapi sesuatu mengganjal pikirannya.

  'kok Silvanna tau ya kalo gue baku hantam tadi.... Nggak mungkin kan Leomord ngasih tau dia. Wait.... Gue nyimpen HP di kantong jaket... Harusnya waktu baku hantam tadi gue ngerasai. Ditambah lagi Silvanna tau gue mau berantem....'

MY SILVER [ MLBB FANFIC ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang