14: Kepergian

3.3K 644 34
                                    

Y/n = Your name

***

Y/n POV

"Ingat kata-kata ku, (Y/n), lindungi lah orang yang mencintai desa ini dan jangan pernah biarkan tekad api yang ada di dalam diri mu padam. Terus berjalan di jalan mu, jaga paman mu, Konohamaru dan desa ini. Aku selalu mengawasi mu."

Aku memejamkan mata ku saat kalimat terakhir yang kakek ucapkan berputar di otak ku dengan jelas. Bagaimana suara nya yang terdengar susah untuk keluar menguar di indra pendengaran ku, semua sangat jelas.

Hari ini, adalah hari pemakaman kakek ku. Semua penduduk Konoha ikut bersedih dan menghadiri pemakaman kakek ku. Aku yang berdiri di samping paman ku terus menerus menunduk dan enggan untuk mendongak atau pun menatap nisan kakek ku.

Baju hitam panjang ku saja sudah ku remas kuat-kuat sebagai pelampiasan emosi ku. Hari ini, aku benar-benar tidak menyangka kalau aku akan kehilangan tujuan ku selama ini.

Selama ini aku selalu bercerita pada kalian kalau kakek ku adalah tujuan ku menjadi seorang Shinobi. Lalu, sekarang tujuan ku telah tiada dan apa yang harus aku lakukan selanjutnya?

Kedua orang tua ku sudah tiada, kini kakek ku pun ikut menyusul mereka. Dan alasan mereka tiada adalah demi desa. Demi desa yang mereka cintai ini. Entahlah, aku harus marah atau bangga untuk hal ini. Rasanya semua abu-abu.

Lalu aku mendongak saat paman Asuma menyentuh pundak ku. "Aku tau ini berat, hanya saja, kau harus bisa mengikhlaskannya."

Aku kembali menunduk. Ikhlas? Mengatakan nya memang muda, tetapi melakukan nya sangat susah.

Tanpa ku sadari, air mata yang sudah ku tahan sedari tadi jatuh. Aku sudah tidak sanggup menahan air mata ini. Aku tidak peduli, mau orang-orang yang melihat ku menangis dan mengecap ku sebagai perempuan cengeng atau lemah.

"Kenapa .... kalian semua rela mengorbankan nyawa kalian demi desa ini?" tanya ku. Pertanyaan ini khusus untuk kedua orang tua ku dan kakek ku.

Aku mengusap air mata ku lalu mata ku yang sudah memerah itu menatap nisan kakek ku. "Rasanya aku ingin sekali marah pada kalian karena kalian rela mati demi desa ini. Tapi, aku juga sadar, kalian melakukan itu agar aku dan yang lain aman. Aku, menyayangi kalian ...."

***

Aku menatap pintu rumah ku lalu menggeser nya. Lalu aku berlalu ke arah kamar ku dan saat tiba di dalam kamar, aku menangis sejadi-jadinya.

Aku terisak sambil mendudukkan diri ku di lantai dan menyandarkan punggung ku pada ujung ranjang tidur ku. Aku menangis, menangis, dan terus menangis. Kali ini, aku menunjukkan sisi lemah ku.

"Kenapa semuanya pergi?" tanya ku di sela-sela tangisanku sambil meremas rambut coklat ku.

Aku menghantuk-hantukkan kepala bagian belakang ku pada ujung ranjang sebagai ungkapan perasaan ku saat ini. "Kenapa?! Kenapa kalian rela mati demi desa dan meninggalkan ku?!"

Aku mengusap wajah ku, ini benar-benar di luar kendali ku. Setelah kehilangan kedua orang tua ku, kini aku kehilangan seorang kakek yang sudah ku anggap sebagai orang tua ku sendiri.

𝐖𝐀𝐓𝐀𝐒𝐇𝐈 𝐍𝐎 𝐌𝐎𝐍𝐎𝐆𝐀𝐓𝐀𝐑𝐈 || Naruto Various ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang