12* Wedding Day

1.7K 99 10
                                    

Setelah acara lamaran yang dilakukan oleh lana tiga bulan yang lalu, dan melewati masa menahan rindu selama satu bulan lamanya. Dan satu bulan yang lalu bajibun dengan segala kegilaan dalam pengajuan nikah, beserta keruwetan dalam berurusan tentang persiapan pernikahan yang begitu mendadak, belum lagi gossip miring yang mengira rena hamil duluan. Akhirnya hari ini datang juga dimana hari pernikahan antara rena dan lana.

Saat ini rena sedang duduk dimeja rias Bersama beberapa wanita yang mempoles wajahnya dengan banyak hal. Rena hanya menurut saya diminta melek dia melek diminta merem dia merem.

Semua sudah selesai mulai dari make up hingga baju yang akan digunakan untuk ijab qobul. Rena hari ini juga memutuskan sesuatu yang besar didalam hidupnya, yang akan mempengaruhi sesuatu hal didunia dan diakhiratnya nanti.

“yaallah kamu cantik banget nduk, ibuk sampai pangkling” ucap ibuk menyadarkan rena dari lamunnya.

“ibuk, terimakasih telah melahirkan rena, terimakasih telah memberikan kasih sayang kepada rena terimakasih banyak buk mohon maafkan segala kesalahan rena” ucap rena sambil memeluk ibu

“jangan mengis nduk, mulai sekarang kamu menjadi tanggung jawab suamimu, apapun yang terjadi jangan membangkang, ingat surgamu sekarang dibawah telapak kaki suamimu, jadi ibuk yang baik untuk anak-anakmu kelak, dan homati suamimu mulailah panggil dia dengan kata mas meskipun usianya lebih muda darimu beberapa bulan” nasehat ibuk sambil mencium jidat rena

“sudah-sudah jangan menangis, sini gentian ayah juga mau peluk putri kecil ayah” ucap ayah

“ayah, terimakasih dan maafkan kesalahan rena” ucap rena sambil memeluk erat sang ayah

“sama-sama sayang, jadilah istri dan ibuk yang sholehah dan baik untuk keluargamu kelak” nasehat ayah, kemudian rena memeluk saka dan raka beserta desi secara bergantian taklupa segala petuah dia dapatkan.

Rena kini ditemani desi dan ibu rena berada dikamar melihat kearah ruang tamu yang menampilkan prosesi ijab qobul.

“anda Ananda muhamad ardian lana?” tanya ayah dengan lembut namun syarat akan ketegasan, sedangkan rena yang berada dikamar meremas tangan desi dengan perasaan gugup tak karuan

“iya saya sendiri” jawab lana dengan suara lembut, mantap dan pasti

“bismilahhirohmannirohim, saya nikahkan dan kawinkan putri kandung saya serena putri pratama dengan anda Ananda muhamad ardian lana dengan seperangkat alat sholat, dan maskawin berupa perhisan 750 gram dibayar tunai”

“saya terima nikah dan kawinnya serena putri pratama binti rudi pratama atas diri saya dengan seperangkat alat sholat dan maskawin tersebut dibayar tunai”

"Bagaimana para saksi? sah" tanya penghulu

“sahh” semua orang tersenyum bahagia.

“selamat sayang” ucap ibu dan desi secara bersamaan

“terimakasih buk, mbk” kemudian rena berdiri dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu, dengan langkah pasti dan diampit ibuk serta desi, tak lupa senyum manis menghiasi wajah cantiknya

“masyaallah tampan sekali suamiku, terimakasih yaallah telah memberiku kesempatan menjadi makmumnya” batin rena sambil menatap lana

“masyaallah cantik sekali istriku, terimakasih yaallah atas kepercayaanmu yang engkau berikan untuk menjaga salah satu bidadari mu” batin lana sambil menatap kagum istrinya.

Saat ini rena dan lana duduk didepan pengulu untuk mentandatangani surat nikah, dengan arahan sang ibu rena mencium tangan lana kemudian lana mencium kening rena sambil berbisik “menjadi istri yang baik dan sholeh sayang”

***

Disini mereka sekarang, berjalan beriringan lana menggunakan baju kebesarannya sedangkan rena menggunakan gaun berwarna dusty, memasuki Gedung resepsi mereka untuk melaksanakan prosesi pedang pora ala polisi.

Gedung yang mereka gunakan merupakan sebuah hotel milik keluarga lana, tak lupa tulisan besar “happy weding lana & rena” terpampang jelas ditengah-tengah foto prewedding mereka.

Berdiri diatas pelaminan menyalami beribu tamu membuat kaki rena sakit. Hingga tanpa sadar mencengkeram lengan lana begitu erat.

“kemu kenapa?”

“kakiku sakit” jawab rena dengan wajah menahan sakit

“duduk dulu” ucap lana sambil menuntun rena untuk duduk, tanpa menunggu lama lana menyingkap gaun rena dan melepas sepatu yang digunakan rena, kemudian memijatnya dengan lembut.

“udah ngga usah dipijat udah ngga sakit kok” tolak rena

“gapapa, kamu cantik pakai hijab” ucap lana sambil mengelus pipi rena lembut, mendengar ucapan lana wajah rena semakin terasa panas

“aku suka wajah merahmu” goda lana sambil mencubit pipi rena pelan

“ekhem” deheman yang menyadarkan mereka dengan lembut lana membimbing rena untuk berdiri

“eh sepatunya” ucap rena sambil meraih sepatu untuk digunakan

“ngga usah pakek kaki kamu luka” nasehat lana dengan tegas bertanda tidak ingin dibantah

“woe entar aja dikamar romantic-romantisannya” ucap saka dengan ketus yan dijawab kekehan oleh rena dan saka

“ganggu aja kalian” gurut lana

“selamat menempuh hidup baru kakak ku tercinta” ucap saka sambil mencium kening rena

“makasih adekku tercinta” jawab rena kemudian memeluk sang adek

“udah jangan lama-lama” ucap lana dengan ketus sambil menarik pinggang rena memeluknya dengan posesif

“aelah cemburuan kakak ipar gue, samawa ya na, nitip kakak gue, jangan lupa gue mau ponakan cowok” ucap saka sambil mengedipkan matanya

“gampang kalo soal itu, kapan lo nyusul”

‘doanya saja, kenalin nih pacar gue elsa Namanya” ucap saka sambil mengenalkan wanita berhijab yang begitu anggun dan cantik

“sabar ya ngadepin saka” pesan rena saat mereka bersalaman

“iya kak” kemudian saka dan elsa berjalan menuju setan makanan

“samawa adek iparku” ucap desi yang datang Bersama mas raka tak lupa marsya yang tidur digendongan ayahnya

“samawa ya dek, na, gue minta ponakan cowok, udah ya kita pulang dulu kasian marsya soalnya” ucap mas raka

“makasih mas mbk” ucap rena dan lana bersamaan

“gila sepuluh tahun jatuh cinta akhirnya nikah juga, samawa mbk rena dan sahabatku tercintah lana” sapa dika yang datang Bersama gadis cantik yang mereka tau seorang artis senetron dengan bayaran paling mahal

“widih artis tanah air kondangan keacara kecil-kecilan kita, makasih loh ya” jawab rena

“jangan lupa segera menyusul ya pak” sambung lana obrolan mereka terus berlanjut hingga beberapa orang mengantri dibelakang dika, hal tersebut membuatnya harus turun dari pelaminan dan berbaur dengan tamu lainnya.

Acara resepsi mereka terus berlanjut hingga waktu menunjukan pukul 23.00 wib. Banyak undangan yang hadir dan mendoakan mereka. Kebahagiaan mereka tidak lagi bisa di bendung bahkan senyum manis tidak hilang dari wajah sang pengantin seakan-akan rasa lelah yang mereka rasakan tidak apa-apanya dari kebahagian yang mereka rasakan

***


Lanjut teruss sampai ending tanpa pembaca wkwk

Kesayanganku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang