*5 Seharusnya hari ini bertemu

1.2K 102 2
                                    

Hullaa aku balik nih, jangan kupa vote dan komen yaaa 😋

Tak terasa enam bulan telah berlalu, selama itu pula rena mengalami masa gegana (gelisah, galau, merana). Lana benar-benar menjahuinya, bahkan tak sekalipun dia datang kerumah padahal dulu hampir setiap hari dia datang kerumah. Hal tersebut membuat rena uring-uringan sendiri, bahkan dia menambah jumlah SKS melebihi yang seharusnya, semua SKS untuk semester 6 dia selesaikan disemester 5. Setiap hari rena berangkat jam 7 pulang jam 19.00 terkadang tidak pulang jika ada pekerjaan atau organisasi yang masih dia ikuti. Hal tersebut membuat semua anggota keluarga rena khawatir akan kesehatannya. Bahkan setiap hari secara bergantian mereka mengomel lewat via telfon. Dua hari yang lalu rena berhasil menyelesaikan ujian semester akhir, dan mulai mengurus masa koas dan menyicil skripsi.

Rumah rena hari ini bergitu ramai, bagaimana tidak, ayah ibu, mas raka berkumpul dirumah guna menghadiri wisuda dari saka. Saat ini mereka sedang berkumpul diruang keluarga, semenjak mas raka masuk akmil kebiasaan seperti ini bisa dihitung dengan jari. Karena hari libur ayah dan mas raka yang tidak Bersama.

"ren kamu libur semester mau ketempat ayah apa ketempat masmu?" tanya ayah

"rena mau di jogja saja yah, mau nyicil skripsi biar cepet kelar dan kerja"

"kamu semester kemarin terlalu memaksakan diri lho nduk umurmu baru mau juga 20 tahun, ibuk dulu saja usia 20 baru semester dua, masa kamu usia 21 tahun mau wisuda" ucap ibu dengan nada yang khas keibuan, tak lupa aksen jawa yang begitu kental.

"ngga-papa buk, rena pengen cepet lulus, lagian gentian sama saka yang kuliah"

"mohon maaf ya mbk rena, dua hari lagi adekmu yang genteng ini berangkat ke magelang untuk Pendidikan" ucap saka dengan tengil

"what? Kamu daftar akmil kapan kok tau-tau sudah mau Pendidikan?"

"makanya kalo kuliah tau waktu, adeknya daftar sampai ngga tau kan?" sindir raka

"hehe kan aku juga punya kehidupan sendiri mas, lagian dia juga ngga ada niatan bilang"

"lah mbk sendiri ngga tanya" bantah saka tidak terima disalahkan

"nduk kamu perempuan ngga ada saka ngga ada mas raka, di jogja sendiri jaga diri baik-baik jangan pacarana kebablasan, ibuk tidak bisa menemai sini, coba kalo ayahmu bukan pangdam pasti ibuk disini menemani kamu, ngga berasa anak ibuk udah besar semua, sudah mulai bekerja, ibuk merasa kehilangan momen Bersama kalian, maafkan ibuk dan terimakasih tidak pernah mengecewakan ibuk" ucap ibuk dengan berlinang air mata

"apa yang ibuk dan ayah lakukan, semua ini untuk kebaikan kami, seharusnya kami yang mengucapkan terimakasih sudah menjadi orang tua yang hebat untuk kami" jawab raka yang disetujuhi oleh rena dan saka, melihat ibunya menangis raka, rena dan saka tak kuasa menahan air matanya, satu keluarga tersebut saling berpelukan melepas rindu dan berbagi beban.

"kalian mau sampai kapan diatas tubuh ayah dan ibuk, yang tua dibawah mulai sesak" protes ayah, yang berusaha mencairkan suasana

***

Hari ini kaluarga pratama satu mobil menuju ketempat wisuda si bungsu. Senyum bahagia menghiasi wajah mereka, berbeda dengan rena yang mulai tegang karena akan bertemu lagi dengan lana.

Acara telah dimulai, tapi dideretan siswa yang bisa dia lihat hanya dika dan saka
"mungkin lana ada didepan, keluarganya saja datang" batin rena berusaha berfikir positif

"dek kamu kenapa sih? Kelihatan cemah banget, terus tadi kamu mencari siapa?" tanya raka yang mulai penasaran dengan tingkah laku adek perempuannya ini

"ngga-papa mas, akutuh aneh masa saka yang wisuda tapi aku yang gemeteran, mana kebelet kencing lagi" alibi rena

"astgafirullah, nduk kebisaanmu dari kecil ngga hilang juga, setiap kali ayahmu naik jabatan pasti kamu pakek pempes akibat gerogi" ucap ibu yang mengundang gelak tawa ayah dan raka

"ibuk mah suka gitus sama anak sendiri bongkar aib, rena kan jadi malu bu"

"udah-udah sekarang dengarkan" perintah tegas ayah berhasil membuat ketiganya focus kearah panggung

Raka Putra Pratama putra dari bapak Rudi Pratama berhasil menjadi juara satu di SMA X dengan nilai. . .

Muhammad Ardian lana putra dari bapak pangarep maulana berhasil menjadi juara dua di SMA X dengan nilai. . .
bagi Ananda silahkan maju kedepan dan orangtua murid dimohon mendampingi

"alhamdulilah, ketiga anak ayah mampu selalu menjadikan ayah orangtua yang paling berbahagia didunia" ucap syukur ayah tak lupa meneteskan air mata, bahkan ibuk sudah menangis haru.

"yah silahkan naik, ibuk udah jangan menangis bedaknya luntur" ucap rena penuh canda, jujur dia bangga kepada dua laki-laki yang dia cintai mendapatkan juara. Hanya saja kebahagian rena tidak lengkap karena lana tidak datang hanya diwakilkan oleh orang tuanya. Acara wisuda sudah selesai dari beberapa jam yang lalu, acara foto-foto yang menjadi rebutan bukan hanya saka seorang tapi juga raka dan rena menjadi serbuan para abg.
Seharian ini rasa khawatir menyelimuti rena, dia takut lana sakit atau sebagainya. Tapi rasa gengsi untuk bertanya tentang kabar lana kepada saka juga begitu besar.

"apa aku chat saja ya" gumam rena sambil mengetik sesuatu diponselnya

"tapi kalo dia ngga membalasnya bagaimana, udahlah masa bodoh kirim aja deh" gumamnya penuh tekad.

Rena
Hay na, apa kabar?
lama ngga bertemu
happy graduation, selamat ya atas penghargaan yang diperoleh
sukses selalu

centang satu, whatsapp lana terakhir aktif pada dua minggu yang lalu, hal tersebut membuat hati rena semakin gundah. Malam semakin larut rena saat ini dia duduk termenung didekat kolam renang menikmati cerahnya langit dimusim hujan.

"mbk kamu galau gara-gara lana ngga datang" tanya saka yang ikut duduk disamping rena

"bukan tapi mbk galau kamu Pendidikan, mas raka besok berangkat ke solo, ayah sama ibuk pulang lagi ke palu, kalian pergi dalam waktu yang bersamaan mbk ditinggal sendirian, rumah ini akan semakin terasa sepi, tanpa teriakanmu lagi, tanpa kegaduhanmu saat Bersama dengan teman-temanmu, aku akan merindukan kebersamaan ini" ucap rena tak kuasa menahan air mata membendung rasa sedih yang menyesakkan dada. Bukan hanya keluarga tapi juga lana.
Saka tidak menjawab keluh kesah yang diungkapkan wanita kedua yang dia cintai, hanya memeluknya erat, ikut meneteskan air mata Bersama, hingga ada tangan lain yang ikut memeluk mereka. Yaitu mas raka, ayah dan ibu, saling mengutkan satu sama lain, karena sejatinya mereka merasakan kegundahan yang sama.

Malam ini mereka berlima tidur Bersama diruang keluarga, sebuah kebiasaan disaat akan berpisah dlam waktu yang cukup lama.

Pagi menyapa, saat ini rena, saka dan raka berada di bandara adiscipto jogja mengantar kedua orang tuanya pulang ke palu, nanti sore raka dan saka akan berangkat Bersama kesolo.
Sesekali rena melihat kearah ponsel. Pesan yang semalam ia kirim belum juga centang dua.

Pukul 4 sore raka dan saka berangkat, rena hanya mengantar sampai depan pintu, sedangkan kedua orangtuanya sudah mendarat di palu dengan selamat.

Suasana yang dirasakan rena yaitu sepi

Tanggapan kalian gimana nih?
Gak jelas?
Wahh gapapa
See you ❤

Kesayanganku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang