2 ; Ngintip

267 41 3
                                    

Chaeyeon merapikan seragamnya di depan kaca kamarnya, tak lupa ia mengucir kuda rambut panjangnya. Setelah mengenakan bedak tipis dan lipbalm, Chaeyeon mengambil tasnya dan mengenakannya kemudian turun ke bawah. Ia mendapati mamanya tengah bersiap berangkat pula.

"Ma, aku berangka dulu ya" Chaeyeon menghampiri mamanya kemudian mencium punggung tangan mamanya sebelum ia keluar mengenakan sepatu dan bersiap berangkat ke sekolah "Assalamualaikum, Chaey berangkat dulu" Chaeyeon langsung menyalakan motornya kemudian menghilang dari komplek perumahannya.

Sepertinya ia harus tahan banting lagi hari ini. Pagi ini saja sebenarnya Chaeyeon tidak mau berangkat ke sekolah, namun ia harus berangkat karena terpaksa. Apalagi hari ini adalah salah satu hari bersejarah untuk bangsanya sehingga akan ada upacara yang digelar pukul setengah 7 pagi. Chaeyeon segera memarkirkan motornya ke parkiran sekolah dan masuk ke dalam kelas, ia tak mau terlambat meski ia malas berangkat.

Ketika Chaeyeon memasuki kelasnya, ia mendengar sorak-sorai yang memanggil namanya. Oh shit, here we go again, another bad day, batin Chaeyeon. Chaeyeon tidak menanggapi sorak-sorai tersebut kemudian ia segera duduk di bangkunya yang terletak dibagian agak depan. Beruntung tidak didepan meja guru persis.

"Sombong banget sih lo Chaer, dipanggil panggil juga" laki-laki bernama-Hwang keparat Hyunjin-menghampiri Chaeyeon dan mengajak Chaeyeon ngobrol dengan nadanya yang menjijikkan.

"Heh kalo dipanggil jawab" Hyunjin menyolek dagu Chaeyeon dan yang bisa Chaeyeon lakukan hanya diam. Percuma saja jika Chaeyeon menanggapi Hyunjin, Hyunjin malah kegirangan. Jika saja aku menjadi diriku sendiri, sudah ku patahkan tanganmu sialan.

"Iya maaf" menjijikan sekali Chaeyeon mengucapkan kata-kata tersebut pada manusia keparat dihadapannya ini. "Nah gitu dong, kalo dipanggil jawab" Hyunjin menarik rambut Chaeyeon sehingga ia dapat melihat wajah Chaeryeong-Chaeyeon. Setelahnya ia mengusap rambut Chaeyeon dan melapkan tangannya pada seragam Chaeyeon.

"Najis, jijik gue" Arghh ingin sekali Chaeyeon menghabisi keparat satu itu.

Bel berbunyi, tanda upacara akan dimulai dan orang-orang dikelas mereka segera turun ke lapangan untuk upacara. Cukup sial nasib Chaeyeon, ia dipaksa berdiri di barisan paling depan oleh teman-teman sekelasnya. Beruntung ia mengenakan topi sehingga cahaya pagi tidak terlalu menyilaukan matanya. Sepanjang upacara tidak berjalan dengan baik. Ia merasakan Hwang-keparat-Hyunjin dan teman temannya tengah melempari rambut dan leher Chaeyeon menggunakan penghapus yang dicubit kecil kecil. Sungguh mengganggu. Chaeyeon mengepalkan tangannya semakin kuat. Lihat saja kalian.

"Hoi" panggil Hyunjin yang berdiri tidak jauh dibelakang Chaeyeon sambil menarik ujung rambut Chaeyeon.

"Hoi cupu" panggil Hyunjin lagi, masih dengan menarik ujung rambut Chaeyeon. Sebenarnya apa mau Hyunjin ini. Chaeyeon menyampirkan rambutnya kedepan sehingga Hyunjin tidak dapat menariknya.

"Mundur lo, gue mau maju" Chaeyeon mendengar samar suara Hyunjin yang berbisik dibelakang.

"Gue bilang kalo dipanggil jawab kan. Lo ga punya kuping?" Hyunjin menarik rambut Chaeyeon lagi. Kini bukan menarik ujung rambutnya namun ia menggenggam rambut Chaeyeon dan menariknya.

"Maaf" Chaeyeon menarik rambutnya kemudian menuju belakang barisan. Ia beralasan pada petugas UKS yang bertugas dibelakang barisan bahwa ia merasakan pusing dan tidak kuat. Alasan klasik namun orang akan mempercayainya.

Chaeyeon menuju ruang UKS bersama salah satu petugas UKS. Ia masuk kedalam ruang UKS khusus putri kemudian berpura-pura merebahkan tubuhnya di atas kasur sempit disana. Setelah merasakan petugas UKS telah keluar dan tidak ada tanda tanda kehadiran siapapun, Chaeyeon segera berdiri kemudian meninju lemari kayu dihadapannya dengan raut wajah yang marah.

Who are you ; Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang