TSF°°PART ONE•••1-1'

7 3 0
                                    

  ~THE SERIES FANTASY~

    "TIDAAAAAAKKKK!!!"

Teriakan itu berhasil membuat Arva dan Queen terkejut. Sedangkan Arvi yang baru saja membuka matanya bernafas dengan terengah-engah seolah baru saja dikejar orang gila punya akhlak. Sopir spontan menepikan mobil mereka dipinggir jalanan, langit sudah menggelap artinya hari sudah mulai malam.

  " Huh... Kamu kenapa sih dek? Kenapa teriak??" Tanya Queen merasa dirinya terganggu. Arvi meraih botol air mineral dari tangan Arva dan segera meminumnya hingga tandas tanpa sisa. Arva melongo tak percaya minuman kesukaannya dihabiskan oleh Arvi.

  " Enggak... Huh... Cuman mimpi ternyata..." Gumam Arvi yang masih bisa didengar oleh ketiga orang lainnya. Mobil kembali berjalan, ternyata baru saja sampai di Magelang. Harusnya memang lebih cepat sampai di Bantul, Yogyakarta. Tapi karena macet ya beginilah jadinya, apalagi hari ini hari kemerdekaan RI. Jadi agak kehambat oleh karnaval.

  " Ih... Makannya kalau tidur itu ingat waktu... Terus kalau mau tidur itu do'a dulu. Lha ini malah langsung ngorok pantesan mimpi buruk,"  sindir Arva membuat gadis berkacamata itu mendengus kesal apalagi saat mendapati kakaknya ikut tertawa seraya mengejeknya.

" Enggak usah sok tahu. Kalau kenyataannya enggak tahu," sarkas Arvi dengan nada sinis, sedangkan kedua gadis disamping dan didepannya itu malah tertawa terbahak bahak. Arvi hanya menggeleng pasrah dengan kebobrokan saudarinya,

  Arvi kembali diam mengingat mimpinya , dia mengambil sebuah novel yang ada di pangkuannya dalam keadaan terbuka, novel itu berjudul " Secret Kingdom ". Buku itu ia peroleh dari pamannya, saat dirinya dan keluarganya pergi kesana juga untuk menengok pamannya. Arvi merasa jika itu bukan hanya sebatas mimpi, karena terlihat nyata. Tapi, jika itu nyata kenapa harus ada didalam mimpi? Arvi benar-benar bingung dengan semua mimpi itu. Ia menutup novelnya dan memasukkannya ke tasnya.

Arva yang melihat kegusaran kakak keduanya pun lantas bertanya.

  " Kak? Kakak beneran mimpi buruk?"

Arvi yang memejamkan matanya pun menjawab dengan apa adanya.

  " Bisa iya bisa juga enggak,"

Arva mendengus kesal dengan jawaban kakaknya yang sama sekali tidak mengandung kepastian.

" Yang benar saja. " Gerutu Arva sembari menarik pelan rambut Arvi. Si empu rambut membuka matanya dan menatap tajam kearah adiknya.

  " Dek? Kamu percaya nggak kalau Kerajaan Ice dan kerajaan Whitefire itu ada,?" Pertanyaan tanpa filter itu membuat seisi mobil tertawa bahkan pak sopir pun ikut terkikik geli.

  " Oh.... Arvi pasti mimpiin kerajaan yang ada di novel yang dapat dari paman Zhao Lian kan?" Tanya Queen disela-sela tawanya membuat Arvi langsung melemparkan botol air mineral kosong dan mengenai jidat kakaknya itu. Tapi pak sopir dan Queen masih saja tertawa dengan tingkah Arvi, tapi tidak dengan Arva. Dia diam memandangi wajah kakaknya yang sedang kesal dari arah samping.

  Tak lama kemudian, Arva juga ikut tertawa tapi terdengar seperti dipaksakan.

" Yeuh... Kalau aku beneran bisa di dunia es. Kalian bakalan jungkir balik deh. Arvi jamin," ketusnya sembari bersedekap dengan bibir dimonyongkan membuat siapapun melihatnya akan gemas sendiri. Keadaan kembali sepi, kini mereka akan berhenti disebuah rumah makan untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.

  Pak supir dan Queen sudah turun terlebih dahulu, Arva masih terdiam ditempatnya sedangkan Arvi segera membuka pintu mobilnya, tapi sebuah tangan mencekal dan menghentikan aktivitasnya. Arvi menatap heran adiknya yang terlihat gelisah dan sedikit rasa khawatir.

Dream World FANTASY (MODE REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang