TSF°°PART ONE•••1-2'

4 2 0
                                    

  ~THE SERIES FANTASY~

     Pagi yang sangat indah bagi keluarga besar yang bertempat tinggal di desa Salakan ini. Semua orang mulai mengerjakan kegiatannya masing-masing, semua anak yang sekolah pun melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pelajar. Tapi tidak dengan keluarga besar yang kini tengah berkumpul diruang makan.

  Lain halnya dengan seorang gadis dengan rambut panjang yang masih bergelut dengan kasur barunya. Arvi masih betah dengan hangatnya kasur dan guling. Namun, semuanya terhentikan karena air dingin yang mengguyur wajahnya. Ia pikir itu adalah air hujan, tapi mana mungkin air hujan bisa masuk ke kamarnya. Setelah beberapa saat ia baru menyadari jika itu air es yang sengaja di guyurkan kewajahnya oleh sang kakak.

  " Ih... Kak Queen.. basah nih bantal sama baju Arvi,,," gadis yang baru diguyur itu menyeka wajahnya dengan tangan dan bangun dengan posisi duduk. Queen tertawa melihat wajah adiknya yang kesal, membuat Arvi bertambah kesal.

  " Hahahah... Salah sendiri kenapa tidur seperti kerbau," ejek Queen sembari melenggang pergi sebelum melemparkan sehelai handuk untuk Arvi. Gadis itu melempar asal handuknya dengan sebal tapi tak urung tetap mengambilnya kembali dan memasuki kamar mandi.

   Sedangkan Queen tetap tertawa tidak jelas sehingga membuat orang yang berkumpul diruang makan menatapnya dengan heran.

  " Queen? Kenapa tertawa, dimana Arvi?" Tanya Jezlyn selaku mamanya. Wanita paruh baya itu tahu jika Queen habis menjahili adiknya. Gadis dengan rambut sebahu dan berwarna hitam kemerahan itu terkikik membuat Arva dan lainnya menatapnya dengan aneh.

  " Hehe... Enggak ma, tadi Arvi tu-" belum sempat Queen melanjutkan kata-katanya sebuah suara langsung memotong membuat seluruh mata beralih ke pintu masuk dapur.

  " Arvi apa? Kaka mau bilang kalau Arvi tidurnya seperti kerbau? Atau mau bilang kalo Arvi ngiler pas tidur?" Suara Arvi membuat Queen menyeringai. Semua orang disana hanya menggeleng dan kembali melanjutkan aktivitas mereka yang sempat tertunda karena adu mulut yang Unfaedah.

  " Nah itu tahu ..." Sahut Queen membuat Arvi mencubit lengannya dengan keras sehingga dia mengaduh kesakitan.

  " Sudah... Sudah... Enggak usah bertengkar, kalian makan aja nih!" Sentak Arva yang membawa beberapa piring nasi dan lauk. Tak heran jika Arva bangun pagi untuk membantu kakek nya memasak karena gadis berambut pendek itulah yang jago masak.

Arvi dan Queen langsung duduk dikursi masing-masing dan memulai ritual paginya. Disana sekitar ada lebih dari sepuluh orang, jadi suasana sangat ramai apalagi anaknya Dhe Yuli yang bernama Lia dan Rizky, mereka bertengkar entah memperebutkan apa. Sedangkan Queen bergabung bersama anaknya Dhe Yuli yang seusianya, Arvi hanya menjadi penonton drama keluarga. Tanpa minat untuk ikut campur.

  " Arvi nanti kamu ke mall ya beli keperluan sekolah, tapi maaf mama enggak bisa nemenin. Mungkin ada yang mau nemenin Arvi kesana? Queen? Arva?" Jezlyn memulai pembicaraan setelah keadaan hening dan kakek juga sudah pergi mengantarkan nenek kepasar.

  Queen menggeleng cepat, " No. Jangan Queen ma. Queen ada urusan sama Mbak Puput iya kan?" Ujarnya karena sudah berjanji untuk pergi keliling dan sekalian ingin mengikuti perlombaan dilapangan Salakan. Sedangkan Arva sudah memiliki kegiatan sendiri apalagi jika bukan alasan membuat game baru.

  " Ma? Arvi sendiri aja enggak apa-apa kok. Lagian kan ada pak Supir yang nganter," putus Arvi sembari membereskan piring-piring kotor bersama Dwi dan Novi (anak dari Dhe Yuli).

  " Vi? Piye nek Karo aku wae?? San gawe aku Arep dolan menyang neng kounter." Usul Dila yang baru keluar dari kamar nya dengan Sling bag putih hitamnya. Arvi hanya mengangguk tanda setuju. Ia tak punya pilihan lain, kalau menolak pun dirinya tak enak karena Dila adalah salah satu anak bibinya yang paling dekat dengannya.

Dream World FANTASY (MODE REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang