~THE SERIES FANTASY~
Erlen berjalan menyusuri lorong dengan jas bulu coklatnya dia membawa obor sebagai penerangan agar bisa melihat jalan dan belokan setiap lorong. Dia berjalan dengan perlahan, sepatu putihnya sudah kotor sejak pertama ia memasuki dunia ini, bahkan belum pernah mengganti baju,syal, maupun sepatunya karena memang tidak ada yang memberinya. Erlen sendiri tidak tahu bagaimana bisa ia berada didunia aneh ini, sebelumnya dia sedang bersama teman sekelasnya untuk berlibur kepuncak sebagai perayaan karena lulus sekolah tingkat menengah dan berniat akan melanjutkan ditingkat akhir. Tapi, ia tersesat entah dimana dan mendapati sebuah gerbang ditengah hutan, akhirnya lelaki itu masuk dan mendapati dirinya berada di sebuah desa yang sangat kuno, ralat disebuah pasar.
Dia memang sedang berada di Cina tapi negri sutra itu kini sudah maju, mana mungkin ada pasar Cina yang begitu kuno. Tanpa sadar ia memasuki pasar itu, dan tak menyadari bahwa gerbang yang ia lewati telah menghilang.
Kini Erlen berniat kabur dari kekangan wanita iblis itu untuk mencari dimana gerbang portal yang membawanya kemari agar dia bisa kembali ke Cina. Memang Erlen dapat menginjak kebumi ataupun ke Cina. Hanya saja waktunya tidak terlalu banyak dan hanya beberapa orang saja yang bisa melihatnya. Itu karena efek dari serbuk emas yang ia buat, jika kalian bertanya darimana ia tahu bahan-bahan yang bisa menghasilkan nya. Maka jawabannya adalah ia diajari seorang pedagang obat-obatan dipasar sebelum diseret ketempat terkutuk ini oleh Xu Lien.
" Huh!! Yang benar saja, aku sudah hampir setengah tahun terjebak disini, kesal sekali rasanya..." Gerutunya sembari terus berjalan memilih-milih lorong yang menurut instingnya tepat. Ia hendak keluar menuju pasar dan desa-desa disana.
" Kau mau kemana Erlen?" Suara itu benar-benar membuat Erlen muak dan ingin sekali menghancurkan wajah cantik iblisnya itu. Dia berbalik dan langsung berhadapan dengan wanita bertaring kecil, bibir merah menyala dan mata merah darah yang redup.
" Biarkan aku keluar dari sini. Dan aku tegaskan sekali lagi kalau aku bukanlah pangeran Luhao Zhan," ujarnya dengan nada dingin dan muka datar. Xu Lien tertawa mendengar jawaban dari tahannya itu,
" Aku tahu kau bukan Luhao Zhan. Tapi, kau tahu semua tentang nya bukan?" Sahut Xu Lien sembari mengelus pelan pipi Erlen, dengan kasar lelaki dengan mata coklat-kebiruan itu menepis tangannya.
" Terserah kau saja. Aku sudah menjelaskannya, intinya aku ingin keluar," ketus Erlen sembari melanjutkan langkahnya, ia kembali berhadapan dengan lorong dan belokan-belokan. Akhirnya setelah lama menggunakan instingnya, dia sampai diujung lorong. Sinar matahari mengenai wajah putih saljunya dengan hangat. Erlen menghirup udara segar sepuas mungkin , ia menatap padang rumput hijau yang membentang luas. Pemandangan nya sangat indah berbeda saat didalam, begitu pula bangunan lorong itu, jika dilihat dari luar seperti gua pada umunya namun tidak terlihat menyeramkan. Itu adalah salah satu trik Xu Lien untuk menarik perhatian orang yang mengunjungi padang rumput itu.
" Menyebalkan, selalu saja seperti ini nasibku. " Gerutu Erlen melangkahkan kakinya menuju pasar dan Ibu Kota disana. Ia bahkan dapat melihat hutan yang masih asri secara langsung, jika ia tidak menjadi tahanan wanita vampir itu mungkin ia benar-benar akan betah tinggal didunia aneh ini dan akan menjadi seorang petualang atau pengembara yang menjelajahi seluruh lapisan bumi.
Sampai dipasar tentu saja dia mencari kedai pedagang obat-obatan yang sering ia temui akhir-akhir ini untuk melepas bosan sekaligus bermain pedang yang dimiliki oleh kakek itu.
" Permisi kek. Apa yang kau lakukan kek? " Pertanyaan Erlen yang terdengar ramah itu membuat seorang kakek dengan hanfu berwarna putih-coklat menolehkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream World FANTASY (MODE REVISI)
Fantasía[FANTASY-ACTION] Cerita ini menceritakan tentang seorang gadis yang terobsesi dengan hal-hal berbau Cina Kuno. Khayalnya seperti Kerajaan Cina yang bercerita tentang seorang Putri Kerajaan. Nama gadis itu Claurissa Arvyna Jezlyn, biasanya dia dipa...