"hey, kalian disini semua?"
Pandangan mereka langsung teralih pada orang yang baru saja menyapa mereka.
Shit
Umpat mereka dalam hati.
Jilsa merotasikan bola matanya, sedangakan Dewon menapat orang itu tajam.
"santai aja kali natepnya, tau kok gue keren" kata orang itu seakan mengejek.
"ngapain sih lo disini?" kata Teo mencoba menghilangkan sedikit atmosfir ketegangan antara mereka.
"ya wajar dong gue disini, ini kan Restoran tante gue"
Double Shit
Lagi lagi mereka mengumpat dalam hati.
Dreettt
"mau kemana?" Jilsa sontak bertanya ketika melihat Dewon yang bersiap bangkit dari duduknya.
"kita cari Restoran lain" kata Pemuda itu dengan nada yang sangat Datar.
"jan gila lo, kita mesennya banyak loh tadi. mau di keroyok lu sama pelayan disini?" Kali ini Juna yang menimpal.
"gue bakal bayar, lo nggak usah takut" nada bicara Dewon masih tak berubah.
"Won, jangan ngehindar. lo bikin dia iri kalau perlu sampai kepanasan" Abian yang juga ikut jengan dengan situasi itu memberi usulan kepada sang sahabat.
"Gil lo lebih baik pergi deh" kata Jilsa mengusir pria itu.
"loh kok kamu malah ngusir aku sih? Aku calon suami kamu loh"
Brak!
Pengunjung lain langsung mengalihkan pendangannya kearah meja mereka.
"Won sabar jangan gila, ini restoran tante dia woy" Juna mencoba menenangkan Dewon.
"gue nggak mau ribut sama lo ya, jadi lebih baik lo pergi dari hadapan gue" kata Dewon penuh penekanan.
"oh jadi gini kelakuan pacar kamu? Nggak ada sopannya Chih"
"Hagil please kita kesini bukan mau cari ribut, jadi lebih baik kamu pergi dari sini!" Jilsa mulai tersulut emosi.
Lagi lagi Hagil tersenyum mengejek sembari rotasikan bola matanya, kemudian pandangannnya terpaku pada salah satu gadis yang sedari tadi terdiam melihat perdebatan yang terjadi"
"Hai Lisa, apa kabar? Lama nggak ketemu ya kita"
Deg
Pandangan Lisa sontak terpaling kearah Abian saat Hagil tiba-tiba menyapanya.
Abian terkejut menatap balik Lisa, bertanya dalam lewat tatapannya itu.
"loh kok kamu malah ngalihin pandangan kamu sih? Kan yang nyapa aku, bukan cowok yang disamping kamu itu" Hagil semakin menjadi-jadi, dalam hati pemuda itu tersenyum senang melihat reaksi mereka yang tak terduga.
Yang Lisa lakukan saat ini adalah menggenggam Tangan Abian, bukan lebih tepatnya meremas tangan lelaki itu.
"nggak usah takut gitu dong, aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu kok" Ucap Hagil sembari mengusap puncak kepala Lisa.
Abian yang melihat itu pun langsung menghempas tangan Hagil.
"wisss sante dong, kasar amat" kata lelaki itu.
"oh iya, For you Information kita bakal satu sekolah. Dan sampai ketemu di sekolah teman-temanku.."
Setelah mengucapkan kalimat yang semakin membuat mereka panas, Hagil melangkah pergi dari sana sambil tersenyum penuh kemenangan karna puas membuat emosi mereka tersulut.
"kamu kenal sama dia?" tanya Abian kepada Lisa.
Lisa terdiam sesaat kemudian mengangguk.
"kenapa kamu nggak bilang dari kemarin? Jangan bilang kamu ketakutan di ulang tahun Jilsa karna dia?" Lisa kembali mengangguk membenarkan ucapan Abian.
"Bi, jagain Lisa. Kayaknya Lisa pernah ngalamin kejadian buruk dimasa lalunya bareng Hagil" Abian mengebuskan nafasnya kasar mengagguki ucapan Jilsa.
Pemuda itu menatap sendu Lisa yang mulai merasa tenang saat Hagil pergi.
"Ayo makan!!" Teo berujar senang saat melihat pesanan mereka datang, hitung-hitung menghilangkan ketegangan yang masih meliputi mereka karna kedatangan makhluk tak jelas tadi.
Semoga saja Hagil tak satu kelas dengannya.
Doa Abian dalam Hati.
Pendek sekaleeeee🤣
Nggak papakan? Otak lagi lancar soalnya, makin geje juga nih kayaknya tapi semoga suka ya.Jangan lupa Votment biar akunya makin rajin up cerita😁
Selasa, 1 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA KELAS
FanfictionGenre: Komedi romance Siswa siswinya aja cakep apa lagi Ketua kelasnya. *** Kehidupan sehari-hari dari Abian Mahendra, sang ketua kelas kharisma XII.IPS 1. mulai dari persahabatan, keluarga sampai kisah cinta sang ketua kelas yang juga merangkap seb...