6. ^Jatuh Cinta^

134 75 2
                                    



Seperti biasa, silahkan divote, komen dan follow agar kamu mendapatkan notif setiap kali Peta Kata update.

^Happy Reading^

*

*

*

Hidup itu pilihan, tapi jatuh cinta itu bukan pilihan. Kamu tidak bisa memilih akan jatuh cinta kepada siapa dan kapan. Karena hati selalu mengalir ke mana cinta semestinya bermuara. Mungkin sebagian orang di permukaan bumi ini dapat jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada pula orang yang telah bertahun-tahun bersama, baru menyadari kalau ia sudah jatuh cinta. Begitulah cinta.

Aneh.

Absurd.

Tidak masuk akal.

Kalau saja bisa memilih aku akan memilih untuk jatuh cinta kepada Aksa, lelaki baik yang terang-terangan menyukaiku, yang keberadaannya jelas-jelas terjangkau olehku. Tapi, sayangnya hatiku sudah terlanjur terkunci oleh seseorang, yang aku tahu orang itu cukup rumit untuk kumengerti. Kadang aku merasa dapat sangat mengerti akan dirinya, tapi terkadang ragu itu datang. Benarkah aku telah memahaminya? Benarkah aku sudah cukup mengenalnya?

Aku tahu risiko dari yang namanya jatuh pasti terasa sakit, dan sakitnya terasa dua kali lipat ketika kita harus bertahan menolak kehadiran seseorang yang bersungguh-sungguh ingin bersama kita. Aku tak pernah sekali pun membayangkan bakalan berada di posisi yang seperti itu. Sejujurnya, aku termasuk tipikal orang yang paling tidak bisa menolak. Aku ini termasuk orang yang sangat penurut. Aku menuruti permintaan kedua orangtua buat tinggal bersama nenek. Aku juga tidak mengajukan protes saat ayah dan bunda memutuskan berpisah. Aku juga tidak merengek saat bunda pergi bekerja ke Malaysia. Bahkan saat ini pun aku benar-benar calon dokter sesuai dengan permintaan Gibran.

Tetapi, khusus perkara perasaan aku harus bersikap tegas karena perasaan yang sudah jelas pun akan terasa abu-abu bukan? Maka yang terbaik bagiku dan Aksa adalah menjauh satu sama lain. Mungkin buat sebagian orang akan berpikiran ini sangat berlebihan. Tapi kurasa inilah solusi terbaiknya, menjaga jarak.

Tidak ada satu pun manusia di semesta ini yang tidak menginginkan perasaannya tak berbalas, atau sengaja membiarkan dirinya terluka agar tetap bisa berada di samping orang yang disayang. Tidakkah Aksa berpikir bahwa sikap dan perasaannya itu malah menjadi beban buatku. Walaupun dia mengatakan bahwa dirinya siap untuk terluka, tidak tahukah dia kalau aku juga akan merasa sakit karena menyakiti orang sebaik dia?

Aku tak tahu bagaimana Aksa dapat mendekteksi keberadaanku di kampus ini. Padahal aku dianggap hantu bergentayangan yang tidak terlihat oleh siapa pun. Bagaimana bisa Aksa menemukan hantu?

"Itu hanya perasaanmu saja, Bun. Nyatanya kamu begitu terkenal di sini. " ujar Seren saat aku mengatakan bahwa aku bukanlah mahasiswa yang tidak cukup terkenal di kampus ini. Dari mana Aksa tahu tentang aku. Bahkan dia tahu siapa namaku. "Siapa yang tidak tahu Embun Zahira seorang mahasiswi kedokteran yang selalu memilik IPK 4 setiap semeternya, mahasiswa yang berhasil menjadi asisten dosen saat tahun kedua di kampus, dan mahasiswi perempuan yang paling susah didekatin. Bahkan nggak peka kalau ada yang lagi naksir sama kamu," lanjut Seren menerangkan."

"Ah, masa sih?" tanyaku tak percaya.

Satu-satunya manusia yang bisa disebut sahabatku di kampus ini hanyalah Seren. Itu pun seorang Seren harus melakukan berbagai macam hal agar bisa memasuki duniaku, dunianya Embun Zahira. Setiap hari Seren tidak berhenti mengangguku. Seren mengikuti diriku ke mana-mana. Dari perpustakaan sampai menemui dosen. Seren pun juga mendapatkan tuduhan seorang pengikut. Belum lagi suara rengekannya yang bikin aku mau tak mau harus menurtinya demi menyelamatkan kesehatan telingaku. Akhirnya aku mau atau sebenarnya terpaksa mengajak Seren ke rumahku. Sejak saat itulah aku dan Seren menjadi sahabat.

Peta Kata [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang