sudah 10 bulan renjun menikah dengan 4 pria sukses itu, semua masih sama.
mark yang sibuk dengan perusahaannya, jisung yang pulang pergi perjalanan bisnis dengan sang pujaan hati Zhong Chenle, jeno yang sedang memulai investasi barunya, dan juga jaemin yang sering mendapat jadwal operasi
fyi mark, jeno, jisung adalah pebisnis di Lee Group mereka bertiga adalah ceo di perusahaan itu sedangkan jaemin adalah pemilik Lee Hospital sekaligus dokter bedah di rumah sakit itu
sedangkan renjun? hanya seekor burung yang terjebak di sangkar seperti istana itu dengan para maid yang tidak pernah menyambutnya hangat, hanya cibiran yang keluar dari mulut maid itu untuk mencibir renjun. bukan sekali dua kali, namun setiap hari dalam sepuluh bulan ini dan tentunya saat tidak ada keempat suaminya itu.
dan mereka berhasil, cercaan para maid itu sukses membuat renjun down.
ke empat dominan itu jarang mempunyai waktu di rumah, sekalinya pulang hanya mengganti baju atau mengambil dokumen. jangan lupakan haechan yang selalu setia menemani mark kemanapun mark pergi
renjun merasa teracuhkan, dia sering berkecil hati bahwa dia tidak pantas disandingkan dengan para suaminya yang dikenal di seluruh negeri nya dengan dia yang hanya lulusan kuliah dkv s1
setiap malam dia sering menangis di pojokan kamarnya dengan duduk memojok, karna renjun paling benci dengan kesepian
dia selalu bergelut dengan pikirannya sendiri, seperti sekarang ini, dia meringkuk di pojokan kamarnya yang gelap.
semua suara terdengar seperti ejekan untuknya, dia menutup matanya menangis sekerasnya dan menutup kedua telinganya dengan tangannya, tapi suara suara itu terus menghantuinya
bukan hanya kata kata pedas, tapi diikuti dengan pukulan pukulan dan siksaan lain yang dilakukan para maid itu. mereka tidak bodoh untuk melukai renjun, jadi mereka memilih perut dan dada renjun untuk dijadikan bahan kekerasan mereka
dengan pukulan, tendangan, lemparan kaca, bahkan tak segan ada yang menamparnya walau hanya sekali dua kali
'lo bandel banget sih, pantes mark, jaemin, jeno, jisung kaga mau sama lo'
'lo sendiri, mark sudah sama haechan'
'lo gak pantes buat jisung'
'lo bisanya cuma ngalangin jeno sama jaemin cari yang lebih baik dari lo'
'lo pelakor ga pantes disayang mereka'
'ck, nyusahin banget sih'
'dasar pelakor'
plakk
'dasar gak berguna'
pyarrr
'mati lo'
dug
'ck, pelakor. awas lo pelakor berani bilang ke tuan'
"be- berhenti ... berhenti nyakitin injun hiks .. kalian gatau apa apa hikss"
"mama, baba hiksss ... mas jen kak jaem ... tolong injun hiks tolong"
"ka- kalian jahat hikss injun gak salahhh"
"in- injun gak pernah nakal hiks"
"KALIAN JAHAT, BABA MAMAAA TOLONG INJUN HUWAAAA"
suara suara itu tetap ada, seolah tuli akan teriakan renjun, hingga pada akhirnya renjun tidak kuat mempertahankan tubuhnya, wajahnya berubah pucat, tubuhnya melemas dia hampir tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri, renjun merasa dadanya terasa sakit, sesak rasanya, jantung renjun juga berdegup sangat kencang dan semua gelap
. . .
aku terbangun, kepalaku terasa pening, sulit untuk membuka mataku dan memaksa cahaya terang masuk dalam netraku
ku putuskan untuk tidak membuka mata ku, aku tidak bodoh untuk mengetahui bau apa ini yang tercium saat ini hanya wangi obat obatan khas rumah sakit, sebenarnya apa yang terjadi padaku? bukankah terakhir aku berada di pojokan kamarku?
terdengar lagi, suara itu lagi. aku benci ini semua. aku butuh baba dan mama ku
"pe- pergi ..."
"kumohonn ... hiks pergiii ..."aku mendengar derap langkah kaki mendekat, jelas sekali, lalu tangan itu mencekal pergelangan tangan ku, aku memberontak melempar semua barang yang bisa ku jangkau namun aku tetap tidak mau membuka mataku, aku takut akan melihat iblis bermuka dua itu lagi
"AAA LE- LEPASKAN AKUU KU MOHONNN" aku sudah berteriak sekencang mungkin, aku mundur, memukul, menendang, melemparnya dengan barang, tapi mereka masih berusaha memegang kedua tanganku, aku sangat takut, aku butuh mama dan baba
"HIKS LEPASKAN NJUN !! NJUN AKAN MENINGGALKAN MEREKA !! KUMOHONNN !!!!!"
lalu terdengar suara derap langkah kaki lagi yang semakin dekat, aku bisa menebak kalau itu bukan hanya satu atau dua orang
kaki kanan dan kiriku dipegang oleh seseorang, badanku ditahan dengan tegas namun tetap halus, kedua tanganku terkunci rapat
aku terus memberontak ingin dilepaskan, aku takut ... para maid itu akan menyakiti ku lagi, aku sungguh takut
aku merasakan sakit di tangan kiriku dan sekejap kemudian aku merasa tidak bisa menahan mataku dan semua kembali gelap
tadinya gamau digantungin :v
tapi ceritanya maksa buat digantung,
ini gua mikir pake logika banget, soalnya udah
berhubungan sama psikologi
jadi takut ada yg kaga nyambung,
chap selanjutnya bakal banyak kata latin yang jujurgua juga kaga ngarti artinya T.T
-jejeano
KAMU SEDANG MEMBACA
njunnie [ hrj ] END
Fanfiction'injun? ohh renjun, istri kita' 'injun sayang kaliaaann' homophobic? ga usa dibaca b x b ] markren ] noren ] jaemren ] sungren ] nctdream x renjun ] 18+ ]