[ 10.3 ]

9.3K 1.1K 27
                                    

[ flashback point 3 ] 


"ughhh" rintih renjun sembari memegang kepalanya yang terasa pusing 

renjun meneliti ruangan yang gelap, pengap, dan kecil ini, hanya ada sinar rembulan yang menerangi rumah kecil ini 

renjun perlahan bangkit dan berjalan ke arah pintu

dia membuka perlahan lahan pintu itu takut takut masih ada akong yang menyiksanya tadi, setelah membuka pintu ternyata pintu itu terkunci, dia mendobrak pintu itu dengan suara sekecil mungkin

setelah berhasil keluar dari sana, dia tidak menemukan siapapun disana

renjun keluar perlahan, dan dia melihat sebuah gudang yang besar dengan lampu menyala yang bisa dia yakini mereka berada didalam sana

dia berlari menjauh, memasuki hutan yang gelap, untungnya ini subuh karena matahari terlihat akan terbit 

renjun terus berlari meninggalkan wilayah itu, dia berlari dengan ketakutan, tubuhnya terasa sakit 

wajahnya dan sisi tangannya terus menerus terkena duri, badannya yang berdarah semakin berdarah saat tergores dengan duri namun diatidak peduli 

wajahnya yang awalnya hanya satu sisi berdarah, kini dua duanya makin berdarah banyak 

namun dia tidak mau berhenti, dia tetap berlari hingga dia sampai di pedesaan, dia berjalan perlahan hingga keseimbangannya goyah dan dia jatuh yang bisa dia lihat sekarang hanya kegelapan lagi 


. . .


"tuan, kami mendapat informasi tentang renjun" ucap salah satu bawahan yuta 

"sudah? dimana??' -yuta

"di desa, di perbatasan tuan" 

"jauh .. mari pergi sekarang" -yuta

yuta langsung pergi dengan helikopternya menuju daerah yang dimaksudkan bawahannya itu. setelah sampai di desa itu mereka mencaari dari rumah ke rumah, hingga diujung desa itu ada gubuk kecil mereka menemukan renjun yang terbaring dengan keadaan mengenaskan dengan luka di tubuh tubuhnya itu.

[ flashback off ]


"jadi, sejak saat itu dia mempunyai trauma, kami perlu 3 tahun untuk menyembuhkan renjun sejak saat itu. kami tidak pernah mengizinkan dia bersekolah layaknya orang biasa karena kami takut hal buruk terjadi." cerita yuta panjang lebar 

"kalau boleh tau, bagaimana akong yixing dan akong tao?" -jeno 

ya akhirnya mereka -yuta, winwin, jaehyun, taeyong, jeno- berkumbul di ruangan dokter ten dengan dokter psikologis yaitu dokter moon taeil 

"yixing tertangkap polisi atas dugaan penculikan sekaligus korupsi uang negara, baba mengunjungi yixing dan berkata bahwa yang mi telah meninggal 15 tahun yang lalu, tepat seetelah kelahiran anak pertamanya, qian kun  saudara ku sendiri" -yuta 

"turut berduka cita ..." -jeno

"tapi kenapa luka di punggung, perut, dan dada renjun masih terlihat baru?" -ten 

"itu yang aku bingungin ten, apa selama ini dia dapat siksaan tanpa sepengetahuan kita?" -taeyong 

"kayanya ma, karna jeno jarang dirumah, nanti dirumah jeno langsung liat cctv deh ma" -jeno 

"jen, ayah mau kamu hiatus di perusahaan dulu, kamu pikirin renjun. urusan perusahaan bisa ditangani ayah" -jaehyun 

"iya ayah, jeno permisi ke ruangan renjun dulu" jeno membungkuk 90 derajat lalu kembali ke ruangan renjun 

"jae, bagaimana dengan mark dan jisung?" -taeyong 

"aku gak bisa tegasin mereka lagi, kamu sama yuta winwin ya yang urus?" ucap jaehyun sambil mengelus rambut istrinya itu 

"gapapa taeyong, biar aku sama yuta urus soal mark sama jisung, seandainya kamu mau ikut kami lebih senang karna ada kamu yang bisa kasih pengertian lebih baik" -winwin

"dokter, kira kira bisa dimulai kapan terapinya renjun?" -yuta 

"mungkin mulai minggu depan bisa, diusahakan tidak ada hal yang mengganggu pikiran renjun seminggu ini" -taeil 


. . . 


"renjun sayang" lirih jeno mengelus pinggang renjun 

"m-  mas" renjun berusaha duduk dan dibantu oleh jeno 

"kamu tidur aja, mereka gak ada lagi, disini kamu sama mas" -jeno 

"hiks, maafin injun mas, injun gak guna, injun cuma bisa nyusahin mas sama kak jaem, apalagi mark hyung sama aa" renjun langsung memeluk jeno di depannya sambil terisak

"hey, gapapa, kamu gak nyusahin, mas lebih senang kalau kamu bahagia sama mas" ucap jeno mengelus helai rambut renjun, dia mengangkat renjun dan mendudukan renjun di pahanya, sepertinya itu menjadi kebiasaan jeno untuk memangku renjun 

"aku takut dirumah mas, aku takut banyak orang hiks ... mas ..." isak renjun 

"udah ga ada apa apa, disini cuma kamu sama mas, mas yang bakal jaga kamu disini" -jeno 

"makasih mas ..." renjun melepas pelukan mereka dengan mata sembab yang terlihat lucu di mata jeno 

"lucunya istri mas ini" jeno mengecup bibir renjun, lalu dia memandang lekat mata indah renjun, dia kembali mebawa renjun kedalam ciuman mereka, ciuman lembut bagai obat penenang untuk renjun 






triple update toh? kit ati aku hyunk
- jejeano  

njunnie [ hrj ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang