Buat yang ngerasa ada typo langsung dicoment bagian typo nya biar bisa di perbaiki dengan cepat, mohon bantuannya.
Selesai acara, semua berkumpul di meja, termasuk Abi, Dodi, Windy dan Roneo.
"Maafin gue" Ujar Abi dengan wajah menyesal.
Windy menatap Abi dengan tatapn tidak suka.
Dodi menepuk punggung Abi dengan senyum tipis.
"Udah berlalu" Ujar Roneo dengan senyum tipis.
"Thanks bro" Ucap Abi dengan senyum lebar.
"Gue nyesal dan merasa bersalah sampai saat ini" Ucap Abi dengan jujur.
Roneo menggeleng pelan.
"Kalian disini, kita jalan bareng besok" Ujar Roneo membuat semua mengangguk setuju.
"Halo!" Ujar Ana dengan ramah.
"Wah anak lo yang ini kayak Hanna bule banget" Ujar Abi dengan wajah takjub kepada Ana.
"Aku anaknya" Ujar Haron dengan wajah kesal melihat Abi.
"Aku sahabatnya" Ujar Ana sambil melirik Haron.
Haron mengangguk pelan.
"Gen lo gak bagus Ron, kira bakal dapat anak bule" Ujar Abi yang dengab nada bergurau.
"Tuh si kembar mirip ibunya" Ujar Roneo sambil menunjuk si kembar sedang bermain berlari-lari.
"Eh iya, mirip bule. Hanya ini nih asia banget" Sindir Abi seraya melirik Haron.
"Menyebalkan" Ujar Haron membuat Abi terkekeh.
"Uncle Abi" Ujar Abi sambil memperkenalkan dirinya.
"Yes Abi" Ucap Haron membuat Abi mengendus kesal.
"Uncle please" Ujar Abi membuat Haron menggeleng.
"Uncle Abi" Ujar Ana membuat Haron menatapnya dengan wajah tidak suka.
"Kamu manis banget" Ujar Abi membuat Windy berdehem sangat keras.
"Tahu diri" ujar Windy seraya meminum wine.
"Diam lo, udah nolak gue. Masih aja ngurus gue!" Ujar Abi dwngan kesal.
Windy dan Abi terlihat seperti orang asing, sering bertengkar tapi sebenarnya saling perhatian.
"Bacod" Dumel Windy membuat semua saling pandang penuh arti.
"Booking room sana kalian berdua siapa tahu baikan" Ujar Dodi dengan nada bergurau.
"Kita boleh coba tuh Haron" Ujar Ana yang tidak sengaja mendengarnya.
"Enak aja! Awas ya kalian macam-macam!" Ujar Roneo dengan nada mengancam kepada Haron.
"Aku gak bicara apa-apa pa! Ana yang bicara!" Ujar Haron seraya berjalan pergi diikuti Ana yang mencoba membujuknya.
Hanna berjalan mendekati mereka sambil menggandeng dua putrinya.
"Pulang yuk, udah malam. Mereka udah ngantuk" ujar Hanna sambil melirik si kembar.
"Gue cabut dulu" Ujar Roneo membuat mereka mengangguk.
"Sorry sis" Ujar Abi kepada Hanna membuatnya mengangguk pelan.
"Udah lewat, sekrang jangan pernah tinggalin suami gue lagi. Berteman sampai kalian mati ya!" Ujar Hanna membuat mereka mengangguk dengan cepat.
"Byeeeee!" Pamit keluarga Otniel.
"Semoga mereka bahagia selalu" Ujar Abi lalu dianggukkan Windy dan Dodi.
"Waktunya kita membangun keluarga seperti mereka" Ujar Windy membuat Dodi menyeritkan dahinya.
"Sorry, gue udah menikah dan punya 3 anak" Ujar Dodi seraya melirik Windy dan Abi yang masih lajang.
"Mending kalian berdua menikah saja. Kalian berdua udah gak laku didunia ini" Ujar Dodi dengan nada mengejek seraya kabur sebelum diserang.
"SIALAN DODI!" Teriak Abi dan Windy sambil mengejar Dodi.
"Tolong gue!" Teriak Dodi kepada Roneo dan Hanna yang langsung membalikan badan.
"Hahaha" tawa anak-anak Roneo melihat tingkah mereka yang seperti anak kecil.
Mereka juga manusia. Pernah melakukan kesalahan. Tidak ada salahnya memberinya kesempatan padanya, berlajar memaafkan. -Roneo-
Belajar dari kekecewaan, kesalahan, kesedihan. Maka kita akan mendapatkan kebahagia yang indah pada kita saat kita berhasil melewati masa dulit itu. -Hanna-
Thank you buat yang setia membaca dari awal ceritaku :
1. Pasangan Debat
2. Pasangan Debat Muda
3. Pasangan Debat CucukSemoga banyak yang suka yaaaaaa.😊
Jangan lupa vote dan Coment guyss!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasangan Debat Cucuk {COMPLETED}
Romantik{WAJIB FOLLOW DULU! WAJIB!} Ini adalah cerita ke tiga dari cerita sebelumnya (Pasangan Debat) & (Pasangan Debat Muda) 🌼🌼🌼 Hanna adalah cucu peringkat terakhir dan termuda di keluarga Stevanos, ia sangat kagum dengan cerita kakek dan neneknya saat...