🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
"ARUTALA, jangan online dulu ya. Aku ada perlu, mau minta waktunya sebentar."
Oh tidak, jika Kak Shua bilang jangan ya jangan.
Sebut Arutala overthinking, tapi belum juga menaruh tas di loker, supervisor muda yang selalu berkeliaran di layanan dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore ini sudah stand by di meja. Tentunya dengan selembar kertas yang dia hapal untuk apa fungsinya.
Pasti hendak memberikan coaching atau malah SP lagi seperti yang pernah diterima beberapa bulan lalu. Saking tak bisa diajak berpikir kepala yang tiba-tiba pening, Arutala putuskan untuk buru-buru menaruh tas seusai mengangguk pada Joshua.
Padahal baru juga jam setengah 1 siang, orang-orang bahkan masih santai menikmati jam break, tapi Arutala yang kebagian duty sampai jam 10 malam terpaksa menguatkan mental sampai mendengar alasan Kak Shua meminta waktunya.
"Kenapa, Kak?" tanya Arutala seraya menarik kursi yang kosong."Coaching nih?"
"Hehe, tau ajah. Aku lagi gabut dan kebetulan TL kamu lagi cuti makanya setelah izin barusan via telepon, aku aja deh yang coaching."
Entah menjadi kabar baik atau buruk, tapi Arutala yang sempat berpikir lebih parah dari ini hanya bisa pasrah begitu sosok yang memiliki power seperti Joshua di layanan turun tangan. Arutala tidak begitu dekat dengan TL yang bertanggungjawab atas dirinya. Sebab Aaron memang tidak serajin Kak Shua untuk melakukan hal-hal sederhana. Namun, begitu mendapatkan temuan dalam konteks parah, bisa saja Aaron menjadi orang paling angkat tangan.
Ah, andai dia ada di under teamnya Galah, mungkin akan lebih beruntung saat menghadapi hal remeh yang kadang sangat menyebalkan.
"Kak Shua gercep banget deh, emang nilai QA udah keluar?"
"Udah kok. Semalam sih, kamu pasti belum sempet liat, kan?"
Arutala menggeleng. "Jangankan liat, aku bahkan belum sempet minum pas Kakak panggil tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Celah Peron
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘓𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘈𝘳𝘶𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘯𝘦𝘵𝘳𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘤𝘰𝘬𝘦𝘭𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘰𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘵𝘢. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘢𝘵𝘳𝘢 𝘒𝘢𝘯𝘪𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪...