🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
“ARU, udah selesai ganti baju? Mamas masuk ya?”
“Udah kok,” sahut sebuah suara dari dalam kamar. Menampilkan sosok Joanda di balik pintu yang kesulitan membawa dua mug berisi susu hangat dengan selimut diapit di ketiak. Saking repotnya, pintu pun tidak tertutup sempurna lantaran anggota tubuh yang menganggur hanyalah kaki Anda.
Menyadari sang kekasih membutuhkan bantuan, Arutala berlari kecil menghampiri dengan maksud menaruhnya di meja. Terdengar Anda berbisik terima kasih dan sontak pipi Arutala memerah dibuatnya.
“Maaf ya lama, tadi nyariin selimut dulu. Sama Mamas bikinin sesuatu buat Aru. Masih kedinginan kah? Astaga, Mamas lupa gak matiin AC.”
“Gak apa-apa kok. Gak begitu dingin soalnya baju Mas Anda yang ini bahannya tebel.”
“Lucunya pacar Mamas. Ya udah, diminum dulu susunya, terus Aru istirahat ya. Udah malem tuh, pasti capek banget tadi di kantor.”
Sebetulnya, sejak mereka sering pulang bersama, Arutala sama sekali tidak merasa kelelahan. Ya, bayangkan saja dalam waktu sepekan dia tidak lagi full menjadi pejuang kereta. Beruntung jadwal duty bisa disesuaikan dengan jam pulang Joanda, meski ada beberapa momen di mana Arutala merasa tak enak hati lantaran membuat kekasihnya menunggu lama.
Tapi senyum tulus dengan wajah yang terlihat bahagia membuat Arutala bersyukur jika kehadirannya berguna untuk orang lain. Dalam sepekan itu, Arutala mengerti apa yang dikatakan Regina mengenai konsep dicintai. Sebab jujur, dari hal sesederhana sang kekasih yang sampai mau menunggu lama sangat menunjukkan jika memang Arutala berhak ditunggu.
Dia takjub melihat Anda yang sampai rela melepaskan kebiasaan menaiki kereta jadi membawa mobil pribadi. Sudah pasti dalam waktu sepekan sudah menghadapi segala jenis drama di jalan salah satunya kemacetan. Tapi begitu mendengar alasan karena ingin pulang bersama sang kekasih, apalagi mengingat sekarang memasuki musim penghujan, Anda hanya tidak ingin Arutala kelelahan apalagi sampai jatuh sakit.
Hati mana coba yang tidak tercubit diperlakukan sebagai sosok spesial?
Ditambah kini di tangannya menggenggam mug berisi susu hangat pemberian Anda. Jelas dibuat dengan penuh cinta karena bisa dirasakan dari tatapan sang kekasih yang masih saja curi-curi padanya, bahkan sampai membuat kuping Arutala memanas. Ini adalah kali pertama dibuat tak berkutik oleh seseorang. Jujur, Arutala sampai salah tingkah hanya karena resmi menjadi kekasih Joanda Semesta.
“Makasih ya Mas udah diizinin nginep. Dan untuk seminggu ini, makasih juga karena Mas mau nungguin Aru pulang kerja. Malah nunggu sampe malam, pasti Mas Anda capek banget.”
Joanda menggeleng, tangannya mengelus puncak kepala Arutala yang menunduk. Terkekeh tipis saat menyadari tinggi badan yang terpaut jarak, meski Arutala lebih tinggi beberapa senti darinya, tidak menutup kepolosan juga kelembutan si pemuda meong yang lebih muda dari Anda.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Celah Peron
Fanfic[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘓𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘈𝘳𝘶𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘯𝘦𝘵𝘳𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘤𝘰𝘬𝘦𝘭𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘰𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘵𝘢. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘢𝘵𝘳𝘢 𝘒𝘢𝘯𝘪𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪...