🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾
“SEKIAN meeting kali ini. Sedikit catatan buat temen-temen TL, untuk 15 nama admin yang masuk list, kalau sekiranya ada dari tim kalian tolong bantuannya buat push di poin yang bisa diperbaiki ya. Tentunya buat admin berprestasi juga pantau terus biar semakin improve dari sebelumnya. Karena penilaian ini bukan masalah harus ada yang cut kontrak bulan depan, tapi memang dari direksi udah sepakat dan kita pun selalu concern buat ningkatin dari segi kualitas. Sejauh ini baru ada 15 nama admin yang masih abu-abu dan dirasa masih kurang memenuhi nilai average. Jadi, tolong banget dibantu ya.”
“Makasih, Kak Shua!” sahut para Team Leaders yang sengaja dikumpulkan di satu ruang oleh si SPV muda. Sudah menjadi rutinitas meeting antar tim membahas performa admin. Tapi, pasalnya yang paling mengerikan memang bahasan mengenai rencana pemotongan kontrak atau dengan kata lain dipecat secara halus karena tidak mampu memenuhi standarisasi yang ditetapkan perusahaan.
Dan Prasta mendadak sakit kepala ketika melihat nama Lentera Arutala ternyata terjun bebas sampai berada di nomor urut pertama dari 15 nama di daftar yang Joshua tampilkan di projector. Menjadi admin yang nasibnya sungguh sial karena jika saja nilai Arutala lebih baik dari sekarang, posisinya sudah dipastikan aman.
Tapi belum tentu demikian, sebab daftar tersebut masih menjadi bahan pertimbangan dalam kurun waktu sebulan ke depan. Setidaknya masih ada banyak kategori penilaian dari segi produktivitas, attitude, survei, dan lain-lain yang harus diperbaiki agar tidak stuck di angka yang jauh dari yang diharapkan.
Sedangkan Team Leaders yang lain kembali ke layanan, beberapa ada yang pulang karena duty sudah selesai, Prasta malah menghampiri Joshua. Bukan untuk menjadi pujangga dan menjajakan kalimat manis sampai si SPV jatuh cinta. Tapi, karena nama Lentera Arutala yang masuk di daftar cukup mengganggu kepalanya.
“Dek Shua, bisa minta waktu sebentar gak?”
“Kenapa, Pras?”
“Soal meeting barusan.”
Joshua mengangguk, “Bukannya udah jelas ya? Atau masih ada yang mau ditanyakan?”
“Itu ...,” bisik Prasta melirik sekeliling yang cukup sepi kecuali suara keyboard yang saling bersahutan. “Soal Arutala, kok bisa sih dia masuk list? Perasaan nilai dia gak jelek-jelek amat.”
“Prasta, kan aku udah jelasin pas meeting tadi. Untuk kategori penilaian gak cuma performa tapi attitude juga. Mungkin kalau Arutala kemarin gak dapat SP1 lagi, sekarang ada di posisi aman. Tapi, sebenernya dia masih bisa naik selama performa bulan depan lebih dari bulan ini. Kita juga belum tau, toh itu baru list sementara.”
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Celah Peron
Fanfiction[𝘾𝙤𝙢𝙥𝙡𝙚𝙩𝙚𝙙] 𝘛𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘓𝘦𝘯𝘵𝘦𝘳𝘢 𝘈𝘳𝘶𝘵𝘢𝘭𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘯𝘦𝘵𝘳𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘤𝘰𝘬𝘦𝘭𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘰𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘵𝘢. 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘎𝘢𝘵𝘳𝘢 𝘒𝘢𝘯𝘪𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘢𝘯𝘨𝘬𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪...