— MAFIA GAME —
Written by Yan Zhang
.
Taeyong memaksakan kedua kakinya untuk berlari secepatnya dari Doyoung. Sementara sang bunny terdiam pada tempatnya, ia melirik Kun. "Jadi, siapa yang membunuh Mark?" Tanya Doyoung, penasaran. Perihalnya, ia sendiri tidak membunuh Mark.
"Kemungkinan orang itu membunuhnya, karena Mark Lee lebih memilih untuk berhenti bermain agar tidak dibunuh oleh kamu yang notabene sahabatnya." Jawab Kun.
"Kalau permainan ini telah berakhir, apakah aku bisa bertemu dengan orang itu?" Setelah bertanya, Doyoung menengok ke arah kamera pengawas yang terpasang di sudut ruang tamu. "Moderator J yang asli."
Kun mengangguk dalam sekali anggukan. "Ya, kamu bisa bertemu dengannya. Mungkin kamu akan terkejut setengah mati setelah menemuinya."
"Maka, aku harus berhasil membunuh Taeyong." Saat Doyoung ingin mengangkat kakinya dari ruang tamu untuk mengejar Taeyong namun ditahan oleh Kun.
"Sebentar. Ini perintah moderator, kamu harus membunuh Lee Taeyong dengan pisau yang digunakan Seo Johnny ketika ia membunuh Moon Taeil. Jangan lupakan sarung tangan." Kun menoleh pada arah dapur. "Pisau itu ada di dapur sana."
Doyoung diam-diam terkejut, bagaimana bisa pisau tersebut sudah ada di dapur. Seingatnya setelah digunakan untuk membunuh Taeil, Johnny meninggalkan pisau tersebut di rumah kaca. Satu pertanyaan terlintas, siapa yang meletakkannya di tempat pisau di dapur?
"Ah, pasti orang itu. Yang membunuh Yuta." Batin Doyoung paham.
"Baiklah, aku tinggal membunuh Taeyong lalu bisa meninggalkan pulau ini, bukan?" Doyoung bertanya untuk memastikan.
Kepala Kun mengangguk dua kali dengan memejam matanya sekilas. "Ya, kamu bisa meninggalkan mayat teman-temanmu berserta pulau ini. Setelah tiba di Busan, kamu bisa melaporkan pada kepolisian bahwa kamu sedang diculik dan disekap di sini."
Doyoung memiringkan kepalanya, otak pintarnya sedang bekerja. "Aku bisa dituduh yang membunuh mereka semua."
Bibir Kun memanyun ke bawah sembari menggeleng. "Tidak, semuanya sudah berjalan sesuai rencana dengan mulus. Kamu mau tahu?" Doyoung mengangguk ragu. "Polisi akan berpikir orang lain yang membunuh Taeyong. Intinya, mereka saling membunuh. Sesuai dengan urutan teman-temanmu yang mati, Haechan dibunuh oleh Taeil, Taeil dibunuh oleh Jaehyun, dan seterusnya hingga Taeyong. Hanya kamu yang selamat. Apa kamu paham maksudku?"
"Ya, aku paham." Kemudian Doyoung berlari kecil ke arah dapur, mengambil pisau dan melengos ke lantai atas.
Setelah Doyoung menghilang karena belokan, muncullah seseorang yang mendekati Kun. Ia mendaratkan bokongnya di atas tubuh Yuta yang sudah ditutup jaket Mark.
"Hei, J. Apa kita tidak perlu membantu Doyoung untuk membunuh Taeyong?" Tanya Kun begitu orang itu sudah duduk.
Orang itu tidak menjawab, malah melepaskan topi dan masker yang dikenakannya. Kun terdiam melihat wajah pemuda itu. "Kalau Doyoung bertemu denganmu, dia pasti akan terkejut setengah mati."
"Sudah pasti dia akan terkejut, Gege—maksudku, Hyung." Ia melempar topi dan maskernya ke arah sofa yang tidak dicemari darah Yuta.
Kun terkekeh. "Dasar labil." Labil, karena orang itu dulunya memanggilnya dengan sebutan gege, dan kini menyebutnya hyung. Ya, orang korea itu.
"Hampir saja Doyoung, Taeyong dan Mark mendobrak masuk kamar nomor tiga di lantai tiga." Ia memijat pangkal hidungnya pelan. "Dan, Mark. Dia lebih memilih untuk berhenti bermain. Karena itu, aku membunuhnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA GAME | NCT
Fanfiction【COMPLETED】 Apakah Mafia Game hanyalah game biasa? Written by Yan Zhang - yanxzhang