— MAFIA GAME —
Written by Yan Zhang
.
"Namun, tidak sesuai dengan pernyataan Kim Doyoung. Mayat yang masih baru, merupakan teman-temannya hanya berjumlah tujuh orang."
Pernyataan anak buah sang kapten tersebut membuat Doyoung sontak mendelik tidak percaya. Jongin mengernyitkan alisnya sembari menoleh. "Doyoung, mungkin kamu keliru?"
"Tidak. . . " Kepala Doyoung menggeleng pelan. "Aku yakin itu delapan orang."
"Berarti ada seseorang yang masih hidup dan selamat?" Jongin berkesimpulan, Doyoung hanya mengiyakan kesimpulan Jongin meski anggukannya ragu.
"Siapa yang masih hidup?" Batin Doyoung bertanya-tanya.
"Hei, kemari!"
"Ada mayat lagi!"
"Astaga, kondisinya mengenaskan!"
"Di mana, hei?!"
Doyoung menilik orang-orang yang berbondong-bondong masuk ke dalam vila setelah mendengar pekikan beberapa orang di dalam. "Nah kan, delapan orang tuh." Kemudian, ia menoleh pada Jongin. "Pak, saya ingin kembali ke Seoul, segera. Saya masih takut pada tempat ini."
Sepasang alis Jongin naik. "Ah, baiklah, Doyoung. Sebentar, saya akan meminta izin pada Kapten Kim Minseok." Jongin berbaur masuk ke dalam vila mencari sosok kapten tim setelah mendapat anggukan Doyoung.
Manik kembar milik si Kim kembali mengamati fasad vila yang telihat megah dan tidak menakutkan sama sekali. "Tidak ada yang tahu kan mengenai Mafia Game? Ya, semoga saja." Batinnya mencoba menenangkan dirinya.
Lalu, Jongin berlari kecil keluar dari Vila menghampiri si Kim. "Ayo kita kembali ke Pelabuhan Busan." Ajak Jongin melangkah terlebih dahulu sambil memanggil Sehun.
Pada akhirnya Doyoung menjauhi tempat tersebut tanpa memastikan identitas mayat-mayat yang sudah ditemukan.
.
— MAFIA GAME —
Written by Yan Zhang
.
"Oke, Kim Doyoung. Semuanya aman dan tidak ada yang aneh." Monolog Doyoung sembari mengetuk jemarinya di atas permukaan meja santai.
Iris matanya bergulir melirik iPad yang dibawanya sebelum pergi usai membunuh Taeyong. "Aku harus mencari tahu moderator yang sebenarnya itu." Seketika ketukan jemarinya pada meja terhenti begitu ia mengakhiri kalimatnya tadi.
"136"
"136"
"136"
Dan Doyoung terus mengulangi angka-angka yang pernah disebutkan oleh moderator tempo dulu. "Petunjuk besar, katanya?" Monolognya. "Memangnya apa?" Tangan kanannya beralih menopang dagunya.
"Satu ditambah tiga ditambah enam jadi sepuluh, jadinya Ten. Ya, dia sudah mati, jadi berarti bukan penambahan." Tangan kirinya menarik iPad sehingga dirinya dapat melihat pantulan wajahnya pada layar sentuh hitam.
"Perkalian? Berarti delapan belas. Aish, sepertinya bukan." Doyoung menggeleng keras.
"Pembagian? Tidak." Gelengnya.
"Pengurangan? Ya, tidak juga." Gelengnya lagi. "Astaga, kamu jenius tapi petunjuk itu tidak bisa dipecahkan. Astaga, Kim Doyoung!" Monolognya di depan pantulan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA GAME | NCT
Fanfiction【COMPLETED】 Apakah Mafia Game hanyalah game biasa? Written by Yan Zhang - yanxzhang