Bagian 12 : Fakta mengejutkan

24 4 1
                                    

"Baiklah. Bisa kamu katakan kenapa kalian menyerang kami?"

Aku mencoba berinteraksi dengan perempuan ini.

"Aku tidak akan memberikan informasi yang kau inginkan iblis,"

Dia tahu aku iblis? Seharusnya aku sudah merahasiakannya di dunia putih ini.

"kamu tahu aku iblis?"

"Tentu saja. Aku pasti akan melenyapkanmu dari dunia yang damai ini. Tidak ada seorang iblis pun yang boleh menginjakkan kaki di tempat ini!"

Aku mengintrogasi perempuan ini terlebih dahulu. Sementara yang satunya masih pingsan. Sekarang aku berada di rumahku di dunia putih. Kenapa aku merasakan nada bicaranya sedikit terpaksa?

"Hmm maaf kalau sudah membuatmu kesakitan. Aku tidak akan memaksa jika kamu tidak mau berbicara, aku hanya tidak ingin teman-temanku berada dalam bahaya,"

Seharusnya aku memang bisa melenyapkan musuh yang ada di dunia putih karena dari pemantauanku berdasarkan aura. Kota ini hanya memancarkan aura setingkat 2 ke bawah. Aura besar Sasha pun hanya akan terlihat jika dia mengaktifkan mata itu.

Aku melepaskan ikatan tali yang berada di tangan, kaki, dan perutnya yang tersambung dengan tiang yang berada di dekat dinding.

Lalu perempuan itu menyiapkan pisau yang sedari tadi tersisip di pinggangnya. Ia terkejut, apakah orang ini(aku) memang sebodoh itu karena tidak menyita senjatanya atau memang dia tidak ingin melakukannya. Ia juga bingung kenapa aku tiba-tiba melepaskan ikatannya dan sekarang aku malah mempersilahkannya duduk saat dia menodongkan pisaunya ke arahku.

Aku hanya ingin memperlihatkan bahwa tidak semua ras iblis itu jahat. Mereka masih memiliki sopan santun dan sisi kemanusiaan.

Ia lalu menacapkan lagi pisau itu di sarung pisaunya dan tetap menatapku was-was sambil duduk di sofa.

"Karen,"

"Baik tuan,"

Aku memanggil Karen setelah aku duduk di sofa.

Karen membawakan dua jus jeruk dan menyodorkannya padaku dan perempuan itu.

"Silakan. Kamu pasti haus setelah mengerjakan misi itu,"

Ia mengambil gelas itu dan mengamatinya.

"Kamu tidak perlu khawatir. Tidak ada racun di situ. Aku tidak punya alasan untuk menempatkan racun di gelas itu,"

Ia lalu meminumnya. Tapi ia tetap waspada sambil terus melirikku. Entah ia menatapku karena curiga atau maksud lain.

"Boleh aku tahu namamu?"

"Reyne,"

Jadi pemanah yang aku kalahkan pertama itu bernama Reyne.

"Aku Drey. Seperti yang kamu katakan, aku adalah seorang iblis,"

Aku tidak punya alasan lagi untuk menipunya. Mungkin dia sudah punya banyak informasi tentangku dari pesuruhnya.

"Jadi benar kau seorang iblis. Aku ingin membunuhmu tapi karena aku berada di rumah orang lain aku akan menjaga sopan santun sebagai manusia,"

Aku tidak akan terpancing emosi hanya karena perkataan itu.

"Hmm. kamu hanya perlu melakukannya. Jika menurutmu aku berbahaya kau harus melakukannya dan jangan ragu. Jika kau ragu temen-temanmu akan dalam bahaya,"

Aku meletakkan gelas setelah meminumnya.

"Kamu jangan menyeramahiku iblis. Aku tahu apa yang harus kulakukan,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shiroi Sekai no MaouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang