Bagian 8 : Berperang Adalah Latihan!!

34 4 1
                                    

Mereka berlima bersaudara. Aku tidak tahu pasti kapan mereka mati dan menjadi roh seperti itu. Dua dari mereka adalah lelaki dan sisanya adalah perempuan. Tapi aku cukup bahagia, karena apa? Karena wajah mereka semua luar biasa. Tampan dan cantik. Aku terharu memiliki anak-anak seperti mereka.

Saat aku melihat kelima keturunanku ini, aku teringat dengan lima dewa terakhir yang ku bunuh waktu itu. Mari kita kesampingkan itu. Aku masih punya sesuatu yang harus kuurus di depanku.

***

Roy sedang berhadapan dengan seseorang. Di belakang seseorang itu terdapat ribuan prajurit yang menunggu perintah.

Bagaimana ini? Apakah aku harus merasa aman karena ada klon Drey di belakangku. Tetapi menurut perkiraanku ia hanya ingin mengamatiku untuk sekarang.

"Wah wah, apakah kamu yang akan menghadapiku? Aku merasa telah diremehkan karena hanya disuruh melawan bocah kecil ini sendirian,"

Roy tetap tenang sambil berpikir cara-cara menangani kekuatan besar di depannya. Jujur dia berpikir tidak akan bisa menghadapi orang di depannya ini. Dia merasakan aura besar yang muncul terutama di balik pedang orang itu.

"Baiklah izinkan aku memperkenalkan diri sebelum aku membunuhmu. Aku adalah Rezen. Panglima pasukan pedang kerajaan Malheveist,"

Orang itu besar, dia hanya memiliki satu mata yang terbuka karena di mata yang satunya terdapat bekas luka yang memanjang membelah matanya. Ia memakai zirah hitam pekat. Zirah panglima itu terlihat berbeda dari pasukan di belakangnya terutama dari aura yang muncul. Kemungkinan panglima itu telah menuangkan sihirnya pada zirahnya.

"Namaku adalah Roy. Aku manusia setengah serigala yang berasal dari dunia putih," Roy masih siaga dengan mengacungkan pedangnya pada Rezen.

"Hou, kebetulan sekali aku memiliki beberapa masalah dengan manusia di dunia putih. Mungkin aku akan melampiaskannya padamu sekarang. Bersiaplah makhluk rendahan,"

Rezen menerjang maju dengan mengayunkan pedangnya yang berwarna hitam. Roy terbelalak dengan kecepatan Rezen. Ia mencoba menangkisnya dengan pedangnya sambil berupaya menggeser tubuhnya untuk menghindar. Saat Roy menyadarinya pedangnya telah patah dan hanya menyisakan gagangnya saja.

"Eto gomen gomen sepertinya pedangmu terlalu lemah. Aku jadi kurang bersemangat,"

Tatapan Rezen terlihat angkuh seperti dia yakin bahwa dia akan menang.

Roy bingung sementara tangannya gemetaran. Salah satu senjatanya telah hancur dan ia sudah tidak memiliki senjata lagi untuk menyerang. Itu sama saja seperti ia telah dikalahkan.

"Roy, kau dapat mendengarku?"

Suara itu?

"Drey?"

Roy melompat ke samping klon Drey. Sementara Rezen terlihat menunggu sambil melihat orang yang berada di samping Roy yang sejak tadi hanya terdiam. Sepertinya Rezen merasakannya, aura yang mengerikan muncul dari orang itu.

"Ya ini aku Drey. Dengarkan aku. Kamu tidak harus berpikir tentang kekalahan hanya karena pedangmu yang patah. Pusatkan pikiranmu dan bayangkan aliran mana dalam tubuhmu mengalir menuju pedangmu yang telah patah. Aku akan menahan orang itu hingga persiapanmu selesai,"

Sebenarnya Drey sendiri mampu memusnahkan seluruh pasukan itu. Tapi karena ini adalah arena latihan Roy. Drey tak berniat melakukannya.

"Baiklah,"

Roy mulai berkonsentrasi dan memusatkan pikirannya pada tubuhnya. Perlahan semakin jelas muncul aliran serat yang tebal dalam tubuh Roy.

Hey? Apakah ini aliran mana tubuhku? Aku dapat melihatnya? Aku melihatnya!

Shiroi Sekai no MaouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang