Bagian 3 : Akademi Sihir

75 7 4
                                    

"Permisi,"

Aku memasuki sebuah bangunan yang terlihat cukup megah 3 tingkat lantai bersama Elen. Sepertinya Elen sudah kembali ceria setelah tidur. Sebelumnya aku bertanya kepada pemilik penginapan tempat kami bermalam tentang tempat penjualan rumah dan akhirnya kami menemukan tempat ini di depan kami.

"Aku ingin membeli sebuah rumah,"

seorang pelayan berdiri di depanku dan juga Elen setelah kami duduk di kursi pengunjung.

"Baik, tuan. Silakan pilih kriteria bangunan yang anda inginkan," pelayan itu memberikan sebuah buku.

"Kak, aku ingin rumah yang sederhana seperti rumah ini," Elen menunjuk-nunjuk gambar rumah itu sembarangan.

Dia benar benar sembarangan memilihnya. Dia mengatakan ingin rumah yang sederhana sambil menunjuk gambar sebuah rumah yang bisa dibilang seperti mansion ini.

Sederhana darimananya rumah seperti ini, cukup untuk satu kelas di akademi, pikirku.

"Mungkin aku akan membawa satu pelayanku ke sini untuk membantu pekerjaan rumah kita, aku akan mengambil ini," aku menunjuk salah satu rumah tingkat dua. Setelah aku memperkirakan bahwa rumah ini tidak terlalu jauh dengan akademi yang akan kami masuki nanti. Dan juga rumah ini terdiri dari 5 kamar serta berbagai fasilitas lainnya seperti pemandian cam__

Ehh tunggu sebentar!! Ada pemandian campurannya!!

"Baiklah kak aku setuju," astaga adikku sudah mengetahuinya. Matanya langsung bersinar seperti seorang anjing melihat tulang.

Biarlah, pikirku. Nanti juga aku hanya akan menggunakan pemandian itu secara diam-diam.

Aku menunjukkan gambar rumah itu kepada pelayan yang dari tadi menunggui kami. Dia mengangguk dan pergi berbicara pada seorang lelaki. Lelaki itu menoleh padaku sesaat, lalu kembali berbicara pada pelayan itu.

Setelah itu, pelayan tadi mendatangi kami lagi.

"Baik tuan, harga rumah itu adalah 3 koin emas besar,"

persis seperti kata orang yang berada di penjualan hasil buruan itu.

Aku mengambil 3 koin emas besar di kantung sihirku lalu menyerahkannya ke pelayan itu. Setelah itu, pelayan itu memberikan sebuah kunci padaku lalu pergi meninggalkan kami. Aku menggenggam kunci itu sebentar lalu menyerahkannya kepada Elen.

"Bagaimana dengan kakak? Harusnya kakak yang memegang kunci rumah ini," Elen terheran padaku.

"Tidak, tenang saja. Aku sudah menduplikat kunci ini," aku menunjukkan satu lagi kunci yang terlihat sama dengan kunci yang Elen bawa. Saat aku menggenggam kunci itu tadi aku menanamkan sihir "duplication" untuk membuat kloning.

Sekarang kami memiliki kunci rumah masing-masing dan segera meninggalkan tempat itu. Pelayan tadi juga sudah memberikan denah lokasi tempat rumah yang akan ku tempati nanti.

Baiklah, aku penasaran seperti apa rumah yang akan kita tempati nanti.

Sebelum aku selesai berkhayal tentang rumah itu. Di jalan kota ini aku melihat seorang perempuan yang tampaknya seorang samurai sedang dikelilingi para lelaki yang menggunakan kapak dan pedang sebagai senjata. Aku mencoba mendekat tetapi belum akan terlibat karena sepertinya perempuan itu cukup kuat untuk menghadapi para lelaki ini.

"Hei.. kau perempuan yang sudah melukai teman kami tadi kan? Serahkan seluruh hartamu sekarang juga!"

Ohh rupanya para lelaki ini berniat memeras dompet perempuan itu.

Shiroi Sekai no MaouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang