at the end
lima: takdir atau kebetulan?
Chan baru saja menutup pintu kamarnya lalu ia dikejutkan dengan suara pintu tertutup dari arah depan.
Maniknya mengedip beberap kali, menatap Chihoon yang sedang mengunci pintunya.
"oh," kaget Chihoon begitu sadar akan kehadiran Chan di depan pintu.
"kau mau kuliah?" tanya Chihoon
"h-huh?" Chan gelagapan, karena sempat termenung heran.
Lalu ia mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaan Chihoon yang dibalas dengan senyuman oleh pemuda di depannya itu.
"mau pergi bersama?" tanya Chihoon menimbulkan kinerja jantung Chan berdetak lebih cepat dari biasanya.
Anehnya, Chan malah mengangguk dan membiarkan Chihoon memimpin jalan mereka.
.
.
.Suasana begitu canggung. Chan itu sebenarnya adalah seseorang yang cepat akrab dengan orang lain, tapi entah kenapa hal itu tidak berlaku pada Chihoon.
Ia satu langkah di belakang Chihoon. Diam-diam memperhatikan pundak sempit pemuda di depannya.
Chan tidak pernah memperhatikan orang lain sebegitu dalam seperti ini tapi, Chan tidak bohong jika ia katakan Chihoon sangat menawan.
Bibirnya bulat dan berisi, pipinya menyembul lucu, pula hidung mancung dan mata bulatnya.
Wow, sempurna.
"Chanhyuk.."
Chan tersadar dari lamunannya. Hampir saja menabrak Chihoon yang berhenti di depannya.
Chihoon membalikan tubuh, menatap Chan dengan aneh lalu pemuda Choi itu terkekeh pelan.
"kau mau mengikutiku? Kupikir kelasmu ada di sayap sebelah kanan?"
Chan membuka mata lebar. Ia menengok sekelilingnya.
Memalukan!
Mereka sudah di gedung kampus dan Chan jelas tahu kelas ia dan Chihoon berlawanan arah (karena pada nyatanya mereka tidak satu jurusan).
Chan memukul keningnya sendiri. Membuat Chihoon terkekeh dengan lucu.
Chan menghela napas, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"maaf, aku melamun.." ucap Chan
"ya, aku bisa lihat.." aku Chihoon sambil mengangguk pelan.
Ah, rasanya sangat memalukan. Cho Chanhyuk bodoh!
Chan melirik Chihoon sekilas lalu menunduk, "kalau begitu aku ke sebelah sana ya.."
"eum.."
.
.
."HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!!"
Chan memutar mata malas mendengar tawa menggelegar teman-temannya.
Nyatanya, kejadian tadi disaksikan Hangyul dengan mata dan kepalanya sendiri dan tentu saja ia ceritakan kepada yang lainnya.
"berisik!" kesal Chan dan melempar buku yang cukup tebal ke arah temannya itu.
"bisa-bisanya kau melamun," ujar Serim masih tidak habis pikir temannya ink begitu bodoh.
Chan menghela napas.
Ia juga tidak mengerti kenapa tiba-tiba saja ia memerhatikan Chihoon sampai segitunya.
Seunghun menatap Chan yang kembali melamun lalu menjentikan kedua jari di depan wajah pemuda Cho.
"hoi, kau melamun lagi!"
Chan yang tersadar kini menghela napas.
"aneh.." ujar Chan pelan
"ya, kau memang aneh!" celetuk Serim dan berhasil mendapatkan pukulan mentah dari Chan.
"bukan itu!"
"terus apa?"
"aku.. Maksudku... Aku dan Chihoon..."
"huh???"
.
.
.Demi Tuhan..
Chan menarik lengan baju Serim dan Hangyul begitu mereka hendak masuk ke kantin.
Seunghun yang berada di belakang dan nyaris menabrak itu protes.
"ada apa, kenapa berhenti!?" tanya Seunghun, menengok Chan begitu pula dengan Hangyul dan Serim yang ikut kesal.
"uhh.. itu.."
"oh? Chanhyuk.."
Chan tersenyum. Serim, Seunghun, dan Hangyul menoleh dengan terkejut.
"Chihoon.."
Takdir atau kebetulan?
at the end
tbd
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] at the end ; chanhoon
Fanfictionchanhyuk hanya ingin hidup tenang setelah pindah ke Seoul, tapi nampaknya tidak berjalan mulus setelah ia bertemu dengan pria manis namun berwajah datar bernama choi chihoon. at the end cho chanhyuk x choi chihoon bxb. typos. baku. soulmate!AU start...