tujuh

478 128 19
                                    

at the end

tujuh: debaran acak



Chan rasakan debaran acak begitu mendengar pertanyaan dari Chihoon. Pertanyaan tak terduga yang membuat dirinya tiba-tiba pusing.




"t-tunggu dulu--" Chan menahan.




Chihoon masih dengan posisi yang sama, memandangi Chan dengan tatapan yang sama pula.



"k-kau, kau bertanya seperti ini karena penasaran atau--"




"tidak tahu.." Chihoon memotong pertanyaan. Wajahnya masih terlihat sama tenangnya.




"a-huh?"



Chihoon menghela napas, "aku juga tidak tahu kenapa aku bertanya," ujar Chihoon pelan lalu mengambil tasnya, bersiap untuk berdiri.



"mau pulang bersama atau?"




"h-huh? oh, iya!"



.
.
.



Chan merebahkan diri di atas sofa. Menatap langit-langit ruang tengahnya.




Tangannya terulur untuk menekan remote tv, menayangkan entah siaran apa.



Chan kembali berpikir pada kejadian aneh tadi, dan bagaimana wajah serius Chihoon ketika menanyakan masalah soulmate.




'apa aku percaya soulmate?'




Chan bahkan sering sekali menanyakan hal itu pada dirinya sendiri. Tapi, ketika merasakan keanehan yang terus terjadi ketika bersama Chihoon, Chan tiba-tiba saja bertanya-tanya..



Apakah..




Apakah Chihoon adalah soulmate-nya?



Tapi bukannya terlalu cepat untuk menyimpulkan bahwa mereka adalah soulmate hanya dari beberapa pertemuan tidak sengaja juga kejadian aneh?




"aaaaaah!!" geram Chan, mengacak rambutnya frustrasi.



Chan tidak akan mendapatkan jawabannya jika terus seperti ini. Chan harus mencaritahu juga membuktikan.




.
.
.


Esoknya Chan sengaja keluar lebih pagi. Menghindari Chihoon. Jika hari ini mereka bertemu lagi ah, Chan sudah tidak tahu lagi!





Chan termenung saat jam makan siang. Hangyul menatapnya dengan aneh.



"ada apa?" tanya Hangyul



Kini Chan menoleh pada Serim, tidak mempedulikan pertanyaan Hangyul yang sabar saja dengan sahabatnya itu.





"ketika bertemu dengan Allen dan kau yakin dia adalah soulmate-mu sampai kalian mendapatka tato, bagaimana ceritanya?" tanya Chan panjang lebar





Serim hampir saja tersedak begitu mendengar pertanyaan membingungkan dari Chan.




"tanya satu-satu!" protes Serim




Chan menghela napas, "kau dan Allen bagaimana bisa bertemu,"





"aku yang kenalkan!" celetuk Seunghun, bangga.




Serim memutar bola matanya dengan malas, "ya, Seunghun yang kenalkan. Tidak sengaja sih, bertemu di mini market. Kalau diingat lucu sekali,"




"lalu setelah itu bagaimana, apa yang terjadi?"





Serim terlihat berpikir sejenak, "kami sering bertemu? Secara tidak sengaja, di beberapa tempat yang entah itu dia atau aku suka,"






"lalu, bagaimana kau bisa yakin dia soulmate-mu?"




Serim mengedipkan mata beberapa kali, lalu tersenyum.




"satu bulan kemudian kalau tidak salah? Allen tiba-tiba menelponku, mengatakan bahwa ia tiba-tiba saja kepikiran untuk menelpon,"





Serim menjeda ceritanya dengan kekehan.





"anehnya, saat itu aku juga tiba-tiba ingin bertemu dengannya,"








"lalu kami bertemu. Dan rasanya seperti magis, entah kenapa ketika bersamanya aku sangat bahagia, terutama pada hari itu,"





"lalu saat hendak berpisah, ia memelukku, erat,"






"dan jantung kita berdetak dengan degub yang seirama,"





"pelan sekali, ia bilang 'aku harap soulmate-ku adalah kau, Serim',"





"lalu apa yang terjadi?" tanya Hangyul, ikutan penasaran.





Serim tersenyum, menatap ponselnya yang menyala, menampilkan pop-up notifikasi dari sang soulmate.



"di sekitar kita terasa sangat hangat, orang-orang tiba-tiba berjalan lambat, yang kami lakukan hanya berpelukan erat dan tanpa sadar saja aku mengatakan 'aku soulmate-mu, Allen',"





"tidak terdengar sepertimu tapi itu cukup romantis," celetuk Seunghun membuat Serim menatapnya sinis.





"lalu tato kalian?"





Serim memandangi pergelangan tangannya yang terukir indah nama Allen di sana.






"tak berapa lama aku mendapatkan mimpi yang menurutku aneh, karena itu seperti keingina terpendam Allen,"






"dan akhirnya aku iseng saja bertanya, ternyata dia memimpikan hal yang sama,"





"tau-taunya, besok kita sudah punya tato nama masing-masing,"





Chan mengangguk paham begitu mendengarkan penjelasan dari Serim yang kini sedang menyombongkan tato nama miliknya.




Chan tidak peduli, ia hanya fokus memikirkan satu kejadian yang terjadi kemarin.





Waktu mereka bergerak lambat, dan Chihoon bertanya serius tentang masalah soulmate.






Apakah Chihoon benar-benar soulmate-nya?




at the end


tbd

[✔️] at the end ; chanhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang