sembilan

371 110 22
                                    

at the end

sembilan: bicara


Chan temukan dirinya berdiam diri dengan kaku, dan tegang. Gugup karena kedatangan Chihoon yang tiba-tiba.




Ya tentu saja setelah saling menghindari berhari-hari pada akhirnya ada satu yang harus menyerah.




Dan sepertinya Chihoon menyerah untuk menjauhinya.



"Chanhyuk.."



"Chihoon, dengar--maaf, aku tidak bermaksud untuk--"



"iya.."




Chan bungkam. Chihoon bahkan tidak melihat maniknya. Nampaknya pemuda pirang ini tidak sedang dalam mood yang bagus.




"Chanhyuk aku akan singkatkan pertemuan kita. Setelah ini anggap saja tidak ada yang terjadi dan kita bisa mengerjakan tugas sampai selesai. Lalu setelah itu, terserah.."




"huh?"




Kali ini Chihoon mendongak. Manik bulatnya menatap Chan tepat di mata membuat Chanhyuk hilang fokus, gugup, jantungnya berdebar tak karuan.




Chan sadari tak ada lagi suara detak jam yang tadi mengisi kekosongan.




Chan sadari hembusan udara sedikit hangat di sekitaran.




Chihoon menghela napas pelan, sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.




"kau soulmate-ku?"



Chan rasakan jantungnya berhenti berdetak. Manik menatap lurus pada milik pemuda di depannya.




Rasa campur aduk. Antisipasi, takut, gugup, emosi beradu-adu.




Chan, menahan napasnya sekian detik sebelum mengalihkan pandangan.




"aku..."




Chan menghela napas.




"sepertinya... iya.."




Chan tidak tahu. Chan juga ragu. Seperti hal-hal yang kemarin ia pikirkan. Membahagiakan soulmatenya, membahagiakan Chihoon?




Tidak ada suara yang terdengar. Baik Chihoon maupun Chan, entah apa yang ada di dalam pikiran mereka.




Lalu helaan napas terdengar dari Chihoon. Chan menoleh hanya untuk mendapati yang lebih tua memenutup wajahnya dengan tangan.





"Chihoon?"




"sepertinya... ya?" ucap Chihoon pelan.




"Chi--"




"kalau iya, apa yang akan kau lakukan?" tanya Chihoon, maniknya tajam, mengintip dari sela jemari di wajahnya.





"h-huh?"





Chan tidak bohong jika ia rasakan hal yang berbeda dari Chihoon.





"Chihoon? Ada apa denganmu?"




"Chanhyuk jawab aku.."




"Chi--"




"apa kau akan menolak jika itu adalah iya?"




"huh??"




Mereka saling diam. Manik menatap masing-masing dengan sama seriusnya.




Udara tak lagi sama.




Aura mengintimidasi bagi siapa saja yang mencoba untuk mendekatinya.




"Chihoon.."



"a-aku.."




Chihoon menyerah. Pundaknya turun sempurna. Tubuhnya lemas dan dengan cepat Chanhyuk menahannya.




Chihoon menggenggam erat baju milik Chanhyuk yang kini membawanya dalam pelukan.




"ada apa?" tanya Chanhyuk pelan dan hati-hati



Tubuh Chihoon jelas bergetar dan yang dapat Chan berikan hanya usapan dan tepukan pelan.



"tarik napasmu. Katakan padaku ketika kau siap.."



Chihoon mengikuti. Menghela napas beberapa kali sampai akhirnya ia rasa tubuhnya tak gemetar lagi.



Chan melepaskan pelukan. Menatap Chihoon yang menunduk. Enggan melihatnya kembali.




Tiba-tiba rasa ingin melindungi mampir pada diri Chan. Ia tidak suka melihat Chihoon seperti ini.




Apalagi jika itu karena dirinya.




"aku takut.." ucap Chihoon pelan.




Chan menyimak. Membiarkan Chihoon mengambil waktunya.




"aku takut kau akan menolakku.."




"aku takut aku tidak bisa membahagiakan soulmateku,"




"aku takut suatu hari nanti hati akan berpindah, berpisah, lalu mati.."



"Chihoon, kenapa kau bilang seperti itu? Itu tidak mungkin,"




Chihoon menggeleng.



"itu terjadi,"




"......"




"orang tuaku..."





Chan terdiam.





Perasaannya membuncah.





Kali ini, Chan tidak ragu. Kali ini Chan ingin satu: melindungi Chihoon dari apapun itu.




"Chihoon.."



Chihoon menoleh dengan pelan. Chan menatapnya tegas, tangannya meraih milik Chihoon dan menggenggamnya erat.




Chan bisa pastikan dengan satu hal.






"katakan padaku.." Chan berbicara





"h-huh?"





"apa akhir-akhir ini kau memimpikan rumah serba putih dengan golden retriever dan dua anak kembar berlarian?"




"h-huh bagaimana--"




Chan tersenyum. Chihoon menatapnya tidak percaya.




"k-kalau begitu..."





Chan tersenyum sekali lagi, "sepertinya iya.."





at the end

tbd




HELLO IM BACK!!

dan sepertinya next update will be our last :')

[✔️] at the end ; chanhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang