20

12 2 1
                                    

Selamat Membacaa!!

****

"Woi raa bagi napaa kerupuknya" pinta yara

Kinara melirik tajam, "O G A H!"

"Najiss pelit banget"

"Bodo amat gue ini"

Muka yara memelas,"satu aja ra ish kau ini"

"Istigfar gue sm lo kara,noh nisa lagi ngambil teriak aja si susah bener"

"Oke kita putus!"

"Iwh gue masih suka cowo gilak lo ya"

"Anjip sensian amat lo!"

"Bodo!"

"HUWAAAA EMAK NISAAAA ANAK SULUNG MU KEJAM SEKALI SAMA AKU" teriak yara tanpa tau malu

Nisa yg merasa nama nya dipanggil pun menoleh dan rasanya ingin nyemplungin yara ke rawa-rawa.

"Astagfirullah gue malu sa anjip" ucap nisa ke aisha yg berada didekatnya.

"Emng anak kampret gatau malu anjip,liat noh orang segedung pada noleh ke kita anjip"

"Deket gua selepet ni anak"

"Udh ayo la gece samperin sblm dia teriak lagi"

Dubrakkk...

"Anjippp si ika woi ditabrak nenek lampir" teriak ina

"Anj* kurang ajar ayo kita kasih paham"

Mereka semua lngsng menghampiri alika.

"Ka lo gpp kan?" tanya ara

Sedangkan alika hanya diam menunduk,memori yg dulu kembali memutar diotaknya.

Mata alika memanas tetapi ia tahan di depan banyak orang.

"Iyaa ra,gue gapapa"

"Unch sori ya cantik gue ga sengaja tuh" ucap fira sembari memainakan rambut warna warni ky ayam²an esde

"HEH NENEK LAMPIR APA MAKSUT LO GITU?" tanya yara yg sudah kesal

"Gue?gue BENCI sama dia!"

"Stupid!" ucap ara dengan tatapan kebencian

"Cih"

"Eh eh eh temen²nya so pahlawan" ucap jihan tmn satu geng nya fira.

"Diem lo!" bentak nisa

"Ooo rupanya temennya marah"

"Jelaslah gue marah anj"

Tiba² fira menjenggut rambut alika yg sedang menunduk.

Melihat itu semua amarah teman²nya pun memuncak

"Kurang ajar!" bentak ara sembari menarik kembali rambut fina.

Terjadilah baku hantam diantara dua kubu.

6 lawan 10? Tidak jadi masalah bagi mereka.

'Prakk'

'Dung'

'Krek'

Suara yg ditimbulkan oleh yara yg sedang berkelahi dengan jihan.

keterampilan yara dalam seni bela diri,tidak perlu diragukan lagi.Walaupun ni anak otaknya rada gesrek klo soal berkelahi sudah tidak diragukan lagi.

Yara tertawa, "lumayan lah tuh lengan bengkok"

"Psikopat!" umpat jihan

Yara tersenyum picik,"masih mau main lagi?ayo gue ladenin"

'PRAK'

Ka&KaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang