hari pertama

414 49 2
                                    

"Jisoo, ayo sarapan dulu!" Panggil mama Rose pada Jisoo yang masih ada di kamarnya. Tak lama kemudian gadis itu turun sudah rapi dengan tas dan segala atribut untuk ospek nya

"Maaf ya Tan, kayaknya Jisoo langsung berangkat aja deh. Soalnya ini udah telat." Ujar Jisoo setelah menemui mama Rose yang sedang sarapan bersama kedua putrinya.

"Yaudah ini bawa ya, itu mobilnya Rose dipake aja dulu. Ntar biar Rose berangkat sama Wendy." Ujar mama Rose sambil menyodorkan kotak bekal berisi roti lapis dan susu kotak rasa mocca, kesukaan Jisoo.

"Eh gpp nih Rose, mobil nya aku yg pake?" Tanya Jisoo meyakinkan, dia merasa tidak enak pada sepupunya itu.
"Gpp teh, udah pake aja. Kan ada teh Wen yg nganterin aku. " Balas Rose dengan senyum manis yg tersungging.
"Kalau gitu aku pamit ya." Ujarnya sebelum berlalu menuju halaman, tempat mobil Rose diparkir.

Sudah hampir tiga puluh menit Jisoo terjebak macet, padahal kampus nya sudah tidak begitu jauh.
"Sialan! Pake acara macet segala lagi. Bisa habis gue dihukum!" Ocehnya kesal

✈️✈️✈️

Setelah hampir satu jam terjebak macet, akhirnya Jisoo sampai juga di kampusnya. Dengan segera gadis bersurai hitam itu memarkir mobil nya dan berlari menuju tempat diadakannya apel.

"EHH MAU KEMANA LO!" Teriak salah seorang panitia pada Jisoo, sementara yang diteriaki sedang merutuk dalam hati.
"Sa-saya kak?" Tanya Jisoo menunjuk dirinya sendiri.

"Iya elo! Siapa lagi emang yg ada di sini selain elo sama gue." Ketus si kating cewek itu, wajahnya yg jutek membuat Jisoo sedikit banyak merasa takut.

"Udah tau telat, main masuk aja Lo! Tau gk sekarang jam berapa!? Lo jadi org gk disiplin bgt sih! Mau jadi apa Lo kedepannya kalo kayak gini aja gk disiplin!?" Omel cewek bername tag Nathalie Seulgita Putri itu.

"Maaf kak, tadi saya terjebak macet. Saya janji gak akan telat lagi." Tutur Jisoo yg mendapat decihan dari Seulgi.
"Alah alasan Lo tuh pasaran, pinter dikit kek kalo mau ngeles tuh!" Jisoo rasanya ingin mengumpat keras, tapi apalah daya dirinya hanya bisa mengumpat didalam hati.

"Sekarang Lo lari keliling itu lapangan, 10 putaran!" Bola mata Jisoo sontak melebar ketika mendengar ucapan Seulgi, matanya mengikuti arah jari telunjuk Seulgi. Jisoo semakin terkejut begitu melihat ukuran lapangan yg tidak bisa dibilang kecil itu.
"Ta-tapi kak..."

"Apa, mau protes!? Kalo Lo protes gue tambahin 10 putaran!" Potong nya cepat. "Ngapain liat-liat lo!? Lari sekarang!" Lanjut Seulgi, membuat Jisoo mau tak mau berlari kearah lapangan.

"Ihh anjir bgt tuh kating sialan! Awas aja Lo nanti, gua bales!" Ocehnya lalu meletakkan tas dan bawaannya di sisi lapangan. Setelah itu dirinya mulai berlari mengelilingi lapangan.

Semakin lama suhu udara terasa semakin panas. Entah sudah keberapa kali nya Jisoo mengelap keringat di wajahnya. Rambut yg awlanya tergerai rapi kini sudah terikat asal-asalan, padahal ini baru putaran ke dua yg berarti masih ada delapan  putaran lagi.

"Panas bgt sih elah! Masih kurang banyak lagi, sialan bgt emang!"  Gadis itu berhenti sejenak, tangannya bertumpu pada lutut dengan nafas yang terengah.

"Hadeh, bisa bisa gua mati muda kalo begini caranya. Gua gak mau mati dulu bundaa, anakmu pengen nikah dulu sebelum mati!!" Uajarnya lalu lanjut berlari. Belum genap satu putaran kepala nya terasa sangat pusing, perutnya juga terasa sakit. Setelah itu Jisoo tidak tau apa yg terjadi padanya.

𝖆𝖎𝖗𝖕𝖑𝖆𝖓𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang