Dimalam hari yang gelap seorang wanita menyusuri jalan sepi, namun tak berapa meter dari tempat dia berjalan dia melihat seorang pria yang terlihat seperti beradalan melakukan kekerasaan pada nenek paruh baya
"Hei..apa yang kalian lakukan hah?!" tanya wanita itu yang tak lain bernama Cha Harin dengan nada dingin sembari melihat mereka dengan malas
"Heh ada wanita cantik,ngapain cantik?" goda pria dengan nada menjijikan
"Aku tanya lu ngapain?" tanya Harin lagi
"Lagi seneng-seneng nih cantik. mau ikut?" ajaknya
"Bener?seneng-seneng nih?" goda balik Harin
"Iya seneng nih, neneknya udah tua punya banyak uang ga guna," ucapnya tanpa rasa bersalah
"Nak tolong saya," ucap nenek itu meminta tolong
Harin cuman diam hanya melirik si nenek sekilas dengan tatapan dingin"Ambil uang kok pake dipukul?" tanya Harin dengan nada jutek
"Neneknya keras kepala gak mau kasih uangnya," ucapnya
Harin mulai berjalan mendekati pria berandal itu, ia mendekatkan badannya agar lebih dekat dengan pria itu dan memegang pundaknya"Gini yah pak ,kalo neneknya gak mau kasih yaudah gak usah minta lagi,lagian itu bukan hak kalian juga kok ,kalo mau uang ya kerjalah pak!" ucap Harin lembut namun banyak makna
Dug.....Dug....Buk.....
Harin menghajar habis-habisan pria itu ,namun teman karibnya hanya diam ketakutan ,Harin mencoba mendekat
"Kalo kalian gini lagi dan sampai aku mendegar itu ulah kalian ,jangan bayangin kelanjutannya,"Dug...
Harin menendang masa depan pria ketakutan itu sampai jatuh kesakitan (udah jangan dibayangin)
"Pergi sekarang!" teriak Harin dengan keras
Seketika dua pria berandalan itu lari ketakutan dengan menahan sakit apa yang mereka rasakan , lalu Harin mengambilkan dompet dan tas nenek tersebut"Ini nek tasnya sama dompetnya"
"Makasih nak,nama kamu siapa?"
"Harin nek lebih tepatnya Cha Harin, nenek lain kali harus hati-hati ya jalan sekitar sini ,tempat ini bahaya banyak berandalan," nasehat Harin
"Iya nak makasih,tadi nenek tersesat"
"Oh, begitu, nek kita makan dulu aja kan nenek syok jadi mending kita diem dulu"
"Apa jauh?," tanya nenek
"Gak kok cafenya ada didepan jalan"
"Yasudah"
>>>>>>>>>>
Cafe Cat and DogSetelah pesan makanan
"Kamu masih kuliah? Jurusan apa?"
"Iya , jurusan music ,tapi aku ambil jalur beasiswa soalnya keluarga Harin bukan orang kaya jadi tidak sanggup membayar"
"Oh, gitu. Udah punya pacar?" tanya si nenek
Uhuk.....uhuk......
Karena terkejut Harin tersedak hingga batuk"Maaf kamu kaget yah?" tanya nenek dengan nada khawatir
"Hehe, gapapa kok nek, Harin gak punya pacar, soalnya orangtua Harin bilang langsung nikah aja"
"Kalo yang dicinta? Eh kalo orang yang disuka?"
"Gak ada nek, Harin tertarik sama pacaran pengen focus kuliah dulu dan karir"
"Kalo nikah sama cucu nenek mau?"
Harin terkejut dan diam seribu bahasa"Nenek suka bercanda nih ahhahh"
"Kamu tinggal dimana?"
"Deket kok nek kalo dari sini di jalan X Rumah no.07," jawab Harin
"Oh," ucap nenek
Setelah selesai makan
"Ayo nek kita pulang, rumah nenek dimana biar Harin anter," usul Harin
"Gak usah nak , kamu udah banyak bantu nenek," ucap nenek tidak enak
"Tidak apa-apa nek daripada nenek kenapa-napa"
Akhirnya si nenek mengalah dan Harin mengantarkannya sampai dpan rumah si nenek, Harin dibuat melonggo melihat seberapa mewahnya rumah yang ditingali oleh si nenek itu bukan rumah tapi masion"Nek Harin pulang dulu yah, lain kali jangan jalan-jalan sendiri lagi kesana ya bahaya," ingat Harin
"Iya makasih nak, kamu nggak mau masuk dulu," tawar si nenek
"Enggak nek makasih Harin mau langsung pulang aja soalnya juga sudah malam"
"Biar supir nenek aja anter kamu yah bahaya udah malem juga ,oh iya nenek lupa ini buat kamu," ucap nenek sembari menyodorkan segepok won uang
Bruakk.....
Terdengar suara pintu yang dibuka dengan cara dipaksa dari dalam"Nenek gak apa-apakan? dari mana aja? Aku dari tadi nyariin nenek," tanya si pria itu dengan panik
Harin dibuat terdiam melihat bagaimana sempurnanya pria yang ada didepannya layaknya seorang pageran yang keluar dari sebuah kastil indah
"Iya nenek nggak papa kok," ucap si nenek agar pria didepannya tenang dengan jawabanya
"Nek, Harin pulang dulu yah," pamitnya
"Eh, kamu yah yang bawa nenek keluar? Hah atau kamu yang bawa nenek kabur?" bentak pria itu yang tak lain dan tak bukan dia cucu si nenek yang bernama Yang Jungwon
"Eh kamu apaasih maen nuduh aja tanpa bukti , dating-dateng langsung marah , mau apa hah mau berantem?" bentak balik Harin
Dug....
Harin mendengkul perut Jungwon sementara jungwon merasakan kesakitan
"Gila yah kamu,""Jungwoon jangan begitu, Dia yang nolongin nenek," ucap nenek
"Apa? Aku ga salah dengerkan?" tanyanya
"Punya nenek dijaga dong pak, jangan asal nuduh orang aja , untung nenek kamu nggak dihajar orang berandalan," jelas Harin
"Maaf," lirih Jungwoon
"Nek Harin pamit," kesal Harin
"Nak tunggu.."
"Udah nek biarin aja," ucap Jungwon
Harin yang mendengarkan ucapan Jungwon kesal mungkin sekarang marah, Dia langsung balik badan dan pulang
"Kamu cepat susul dia, anterin dia pulang," Suruh nenek
"Apaan sih nek,"
"Nak, dia udah nolong nenek. Masa kamu nggak mau terima kasih?" tanya nenek
"Baiklah"
Dengan terpaksa Jungwoon mengeluarkan mobil Sportnya yang berwarna putih dan langsung menyusul Harin yang pulang dengan jalan kaki karena jam malam gini bis dan taksi sudah tidak ada"Hei, naik sini," perintah Jungwon
"Gamau," tolak Harin dengan acuh
"Buruan, jangan bikin kesel deh," ucap Jungwon
"Nggak peduli," jawab Harin
Jungwoon berhenti, lalu turun mengangkat tubuh Harin dengan memasukan kedalam mobil dengan paksa"Apa kau gila... Apaan sih,"
"Udah diem, dimana alamat rumah kamu?" tanya Jungwoon
Harin hanya bisa menghela nafas dan mengalah dari pria keras kepala itu, Harin menunjukan dan alamat rumahnya karena tidak ada pilihan lagi>>>>>>
Halaman rumah Harin"Makasih," ucap Harin dengan tulus
"Baiklah aku pulang,"
===============================
Terimakasih
Vote dan Comen