Kampus

2K 249 0
                                    

Jangan lupa tekan 🌟
budaya tekan bintang sebelum membaca


07.00
Dikediaman Yang

"Kakak turunlah kami menunggumu untuk sarapan," teriak Yowon yang mungkin bisa didengar oleh semua komplek

"Iya bocah tunggulah sebentar," jawab Jungwon dengan suara keras agar Yowon bisa dengar

Beberapa saat
"Makanlah makananmu," ucap nenek
"Huh dasar lelet," ucap Yowon karena dia tidak sabar untuk sarapan

Kenapa mereka tidak makan duluan saja mengapa harus menuggu yang lain
Jawabnya karena keluarga Yang selalu menerapkan aturan untuk memakan makanan lebih enak jika makan Bersama-sama

"Dasar tidak sabaran,", balas Jungwon

"Dasar tua bangka," ucap Yowon

"Das," belum Jungwon membalas perkataan Yowon tapi sudah dipotong oleh nenek

"Sudahlah, cepat makan nanti kalian telat"

"Baiklah," ucap mereka

Jungwon POV

"Lebih baik aku kerumah Harin mungkin saja mengantarkannya kekampus atau aku bisa bertemu dengan mertuaku hehe," ucapku dalam hati

Sedang asik-asik melamun tiba datang sosok tak kasat mata namun dia bisa bernafas

"Hei, kenapa kakak melamun nanti ada hantu loh, oh iya lupa, kakak antarkan aku kekampus yah yah," ucapnya dengan mata puppynya untuk membujukku mengantarkannya

Tapi jika aku mengantarkannya, bagaimana dengan Harin? Nanti dia kesepian karena tidak ada yang mengantarnya tapi sebentar jika Yowon kuliah di Universitas Seoul City berarti sama dong dengan kampusnya Harin, kenapa aku bisa tahu kampusnya dimana karena kemarin aku menanyakanya bahkan aku tahu NO ponselnya

"Baiklah ayo kita kemobil," ucapku

"Yes, kakak kau memang terbaik"
Saat dimobil

"Apa yang kau lakukan duduklah dibelakang jangan didepan," perintahku

"Heol masa aku harus dibelakang sedang didepan kosong?" tanyanya bingung

"Itu kursi untuk calon kakak iparmu,"jelasku

"Oh ku tahu agar dia tidak salah pahamkan?" tanyanya dengan muka bersinar

"Itu kau tahu jadi jangan buat masalah anak kecil"

Halaman rumah Harin

Setelah sampai aku langsung mengabarinya

To:Harin
Aku ada didepan rumahmu

Apa yang benar saja
Untuk apa kau kesini?

Untuk mengantarkanmu ke kampus

Baiklah tunggu aku


Tak berapa lama aku melihat dia sedang sibuk dengan sandwich di mulutnya sepertinya dia baru sarapan lucunya
Dia mengetuk kaca mobil lalu kubuka kacanya dan dia duduk didepan sepertinya dia belum menyadari ada sosok lain didalam mobil

"Apa kau sudah sarapan?" tanyanya dengan mulut penuh

"Belum," ucapku bohong karena untuk mengetesnya apakah dia mau berbagi atau tidak

"Baiklah, aaa buka mulutmu lebar," ucapnya sambil menyodorkan sandwich bekas gigitanya
Aku Bahagia secara tidak langsung kita berciuman, Saatku kunyah tiba-tiba
"Sayang tadi baru saja kau sarapan kenapa kau sarapan lagi huh?" .Ash merusak suasana saja, dasar bocah kurang ajar

"Astaga, aku kaget ternyata ada bocah kecil dimobilmu," ujarnya padauk
Aku ingin tertawa saat dia menyebut Yowon bocah kecil

"Sayang dia mengejekku," ucapnya dengan manja rupanya dia masih ingin melanjutkah sandiwaranya liat saja

"Rin kamu benar ada bocah kecil nyasar apakah kita harus melaporkannya pada polisi?" tanyaku

"Jangan kantor polisi mending kita ke kebun binatang saja biar kita kasih dia ke teman-temannya," ucap Harin rupanya dia tahu maksudku

"Aish kalian sama saja menjengkelkan," ucap Yowon kesal dengan sandiwara kita

"Kita hanya bercanda kok, kamu jangan kesal begitu dong," bujuk Harin
"iya benar," ucapku setuju dengan pendapatnya

"Yah, aku tahu," balas Yowon
Tak berapa lama aku berkendara tiba-tiba saja Haein bertanya yang aneh dan itu membuatku ingin tertawa, "Jungwon apakah dia benar-benar pacarmu?"
Aku langsung berkode agar Yowon mau bekerja sama denganku, kami bertelepati seperti

"Yowon bantu aku untuk bersandiwara," ,tapi sepertinya dia tidak mau aku harus mengeluarkan jurus andalanku, "Baiklah Black Card selama satu bulan"

"Deal," ,dia terlihat bahagia atas apa yang dia terima tapi tidak apa-apa karena aku berkerja juga untuk keluargaku dan keluarga Harin

"iya aku pacarnya, kenapa apakah kamu ingin merebut pacarku yang tampan ini?" tanya Yowon berlagak seperti wanita yang ingin diambil oleh orang lain

"Tidak. aku hanya merasa kasihan padamu, kenapa kamu bisa pacarana dengan pria paruh baya," ucap Harin mengejekku, dan tidak Yowon terlihat menahan tawanya, lihat saja kalian tunggu pembalasaku!

"Kenapa kamu mengejek huh, aku tidak setua itu tau. Liat saja kalua kamu melihat tubuhku nanti kau akan terpesona," ucapku menyombongkan diri namaun apakah kalian percya narsis adalah hobbyku hehe

"Tunjukanlah pesonamu wahai pria paruh baya," ucap Harin sambil tertawa kecil dan kenapa mahluk satu ini ikut-ikutan dasar tidak berguna

Tak terasa sudah sampai depan kampus,
"Sayang jangan lupa janjimu yah, aku duluan kekelas dah," ucap Yowon keluar mobil tanpa mau menjelaskan apa yang baru saja terjadi antara kita

"Aku masuk kelas dulu bye," ucap Harin pamit namun saat dia mau membuka pintu mobilku tahan tangannya, "tunggu sebentar, aku harus menjelaskannya padamu,"

"Tidak perlu, aku tidak peduli mau dia pacarmu, tunanganmu atau sekalipun dia istrimu," ucapnya dengan ketus namun didalam matanya tersirat bahwa dia penasaran dengan penjelasanku, "bener gamau nih padahal dia bukan pacarku loh," ucapku menggodanya sepertinya dia semakin penasaran

"Yasudah cepat jelaskan tapi aku bukan siapa-siapanya," gumam Harin lirih sepertinya dia terlihat sedih. Apakah aku salah ucap? Ash Jungwon bodoh, "jika kau ingin tau dia siapa, bagaimana jika besok kita makan malam dirumahmu, aku ingin bertemu dengan keluargamu dan berbicara tentang hal serius," ucapku mantap

"Baiklah, besok jam 7 kok kerumahku, apakah kau akan kesana sendiri tanpa mengajak nenek?" tanya Harin, "sepertinya aku akan membawa ayah,ibu, nenek dan adikku," karena ini hal penting bagiku, "hei apakah kau akan membawa semuanya tapi tidak apa-apa sih mungkin keluarga kita akan dekat dan berteman jadi ibu tidak akan kesepian," ucapnya tanpa sadar

"Cepatlah masuk nanti kau telat masuk kelas," ucapku memperingatkanya, "hei kau benar, baiklah aku masuk kekelas, berkendara dengan hati-hari wahai pria paruh baya hehe,"ucapnya masih terus saja mengejekku, "baiklah wanita perawan tua selamat belajar jangan bodoh," ucapku berlalu pergi disana masihku dengar dia teriak namun tidak jelas dia bicara apa

End POV

Jangan lupa tekan 🌟
comen, list, follow
@Airin_irin

Wife -Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang