KENZI (Queen Of Darkness)

✔TEKA-TEKI✔

Hae! Ketemu lagi hehe

Maaf lama gak up

Udah siap sama part ini?

Siapkan otak kalian untuk menebak😉

VOTE dulu dong hihi

Apa kabar kalian? Semoga sehat

Kalau kalian ingin mencari cerita lain bisa ke profil aku siapa tau suka😁

Yaudah dari pada penasaran kuy cekidot!!

☆☆☆▪☆☆☆

Hari terasa kelam tanpa ia Indahnya dunia tak lagi terlihat setelah ia pergi

Dunia seolah tak berpihak padanya

Untaian bunga mawar masih terlihat mekar bahkan sampai menubuhkan bibit baru
Pertanda bahwa masih ada harapan besar

Manik mata milik Ken masih terpaku pada kata kata mizteri itu atau lebih tepatnya teka-teki. Yah sedari Ia terbangun tadi masih saja menatap kata demi kata. Ia memiringkan sedikit kepalanya berusaha mencari celah kata namun Nihil tak ada yang ia dapatkan. Sedetiknya Ia melihat kearah foto yang tertempel di belakang kertas tadi dan melihatnya. Mata nya menyipit melihat sesuatu di foto itu namun yang Ia dapatkan hanya lah Gambar yang sobek di bagian kepala. Apa maksudnya ini?

☆☆☆▪☆☆☆

"Buju buset! Ngapain lo turun kunyuk!" Terdengar pekikan seorang Gadis dari arah meja makan yang melihat seseorang menuruni tangga.

"Males!" Jawabnya

Tidak lama terdengar lagi pekikan para Gadis kali sepertinya lebih besar "Woy mak lampir! Lo tuh lagi sakit Ken! Ngapain sih?!"

"Gue laper!" Tukasnya dan langsung menyambar Nasi Goreng milik Rezi.

"Ampunilah hamba mu ini yallah yang banyak dosa hingga adek laknat hamba menyolong Nasi Goreng hamba" doa nya ralat ucap nya mendramatis.

"Jan pelit bang! Ntar rezeki kepatok sapi!"

"Emang sapi punya paruh?"

"Auk!"

"Ken kenapa turun sih? Kan bisa suruh siapa gitu ke atas buat nganterin makanan" ucap Arsel sambil memijit pelipisnya.

"Dah gue dah baek! Lo semua terlalu lebwaaay"

"Mati aja lo sono mati!" Kesal Lani yang mendapat pelototan dari Ken sedangkan Lani hanya mengedikan bahu acuh.

"Eh Ezra mana?" Tanya Ken yang menyadari ketidak beradaan Ezra

"Udah tidur tenang dia udah makan tadi di bawain sama Reza"

Ken pun hanya ber oh ria dan makan malam pun berlangsung dengan hening. Tentu saja ada yang beda, sedari tadi mereka telah melihat perubahan mimik wajah Ken, hingga sekarang Ia makan dengan pandangan kosong.