Sudah hampir jam sebelas Tzuyu masih berkutat pada laptopnya, dia harus menyiapkan tugas tugas kampusnya.
Matanya memerah karena menahan kantuk, mulutnya juga berulang kali menguap nguap,
di meja ya hanya ada secangkir kopi dan beberapa potong roti.Tzuyu bersandar sejenak lalu melamun melihat ke arah bangunan apartemen Sana.
"Sana udah tidur belum ya?" Gumamnya.
"Kata kata Sana tadi buat kepikiran terus, lagian ngapain nanya ke gue ya?"
Flashback on
"Jadi lo ga suka sama calon suami lo?" Tanya Tzuyu sambil menatap Sana.
"Iya. Gue ga pernah jumpa sama dia, lagian gue juga lagi suka sama seseorang sekarang Tzu" Jawab Sana santai.
"Oiya gue mau nanya, random sih Tzu ini pertanyaannya"
"Apa tu?"
"Kalo cewek suka sama cewek gimana Tzu?"
"Eh- kalo temenan kan memang harus suka dong, kalo ga saling suka ga seru dong" Jawab Tzuyu gugup.
"Bukan suka sih Tzu, lebih ke cinta gue. Hehe"
"Oh, gitu"
"Gitu aja reaksinya?!" Tanya Sana sedikit kesal.
"Hehe. Gue ga tahu mau bilang apa"
"Huuh, gue tau. Kalo pun gue pacaran sama sama cewek, pasti aneh sih" Kata Sana sedih.
"Itu tau. Lagian kan banyak sih laki laki ganteng nan baik di dunia ini"
"Ga bisa. Gue udah cinta mati banget"
Flashback off
"Gue juga mau nanya ceweknya yang mana takut dibilang kepo" Gumam Tzuyu lagi.
"Apa cewek itu gue?"
"Ih apasih Tzu. Kok jadi mikirin ini sih? Malah tugas masih banyak lagi" Tzuyu kesal lalu membenamkan wajahnya di atas meja.
"Ah dari pada bosen, keluar keknya gapapalah, belum malem banget kok"
Akhirnya Tzuyu memutuskan untuk keluar dengan memakai hoddie dan coat-nya ya karena cuaca lumayan dingin.
Tzuyu menghirup nafas dalam dalam, sambil duduk di kursi taman, orang orang masih lumayan ramai.
Fokus Tzuyu teralih saat mendengar isakan kecil, matanya fokus mencari sumber suara.
Ketemu.
"Mba? Kenapa nangis?" Tanya Tzuyu pelan.
Perempuan yang dipanggil itu mendongak, dan menatap Tzuyu penuh air mata.
"Saya takut" Ucapnya singkat penuh tangis.
"Ada apa mba?" Tzuyu ikut berjongkok.
"Tolong bawa saya pergi dari sini, sebentar lagi dia pasti akan membawa saya" Ucap perempuan itu "Saya mohon"
"Rumah mba dimana?"
"Saya ga punya rumah, saya mohon. Cuma untuk beberapa hari"
"Yaudah ayo mba ikut saya"
.
Pagi yang agak mendung, Sana berjalan memasuki area kampus seraya bersenandung kecil.
Dan sekarang memasuki kelas, netranya memandang keseluruh penjuru kelas, namun orang yang dicarinya ternyata belum datang.
"Pagi San. Mau?" Sapa Chaeyoung sambil meyodorkan roti.
"Ah lo makan aja, gapapa. Gue udah sarapan tadi pagi" Tolak Sana.
"Tzuyu belum dateng?" Tanya Sana.
"Keknya bentar lagi. Si Dahyun juga belum dateng dia" Jawab Chaeyoung.
Beberapa menit kemudian, Tzuyu dan Dahyun memasuki kelas, dan langsung duduk di kursi mereka.
"Lo gapapa Tzu? Mata lo kok merah banget"
Sana menyapa Tzuyu yang terlihat masih mengantuk.
"Hehe. Gue gapapa, keknya cuma kurang tidur tadi malam" Cenggir Tzuyu.
"Huhu kasian, lagian lo ga boleh tidur malem malem juga. Sini gue peluk"
Sana merentangkan tangannya lalu memeluk Tzuyu yang masih duduk di kursinya.
"Nyaman" Batin Tzuyu.
Keduanya tersenyum.
"Baru juga semaleman ga jumpa. Udah kangen ni ceritanya?"
Dahyun merusak suasana_-
.
"Sana. Ayo ajak Jinyoung bicara di taman belakang rumah. Kita kasih kalian waktu buat berdua" Ucap Sana kemudian kembali berbicara kepada orang tua Jinyoung.
Sana dan Jinyoung berjalan menuju ke taman belakang rumah Sana, malam ini keluarga mereka dinner bareng untuk membicarakan tentang pertunangan.
"Huuuh. Kita canggung banget ya" Ucap Jinyoung karena Sana hanya terdiam.
"Gue ga tau mau ngomong apa. Gue jujur ya Jin, gue sama sekali ga suka sama lo, gue minta maaf kalo kata kata gue nyakitin"
"Haha. Sama sekali engga kok. Gue tau cinta ga bisa dipaksa" Balas Jinyoung.
"Gue juga masih punya pacar. Gue ga mau dijodohin gini, gue mau nikah sama orang yang gue mau" Tambah Jinyoung lagi.
"Serius?!" Pekik Sana kaget.
Jinyoung tersenyum "Intinya kita berdua harus batalin pernikahan ini, lo setuju kan San?"
"Iya. Gue setuju"
🌫️
Moonmaap kalo pendek.
:)