2000 word, setel musik biar ngga bosen 💗
•••
"Berhenti!"
Teriakan dan gebrakan pintu itu menghentikan aktivitas Hyunjoon yang masih menghajar Hyunjae, bahkan pria manis itu terlihat sudah pingsan.
"Oh, sudah datang?" ujar Hyunjoon santai.
Juyeon dan pria dibelakangnya menggeram kesal lantaran merasa diremehkan.
"Bagaimana? Kalian pasti berhasil melawan tiga orang yang aku kirim tadi," Hyunjoon memakai bajunya dan menyelimuti tubuh polos Hyunjae.
"Lo jangan bikin gue kesel!" geram pria itu marah.
Hyunjoon menukik alis, tanda bertanya. "Kesal? Emang aku ngapain?"
Juyeon yang sedari tadi sudah emosi langsung meninju dagu Hyunjoon, membuat pemuda kucing itu limbung dan terjatuh sambil memegangi dagunya yang memar.
Bugh
"Akh!"
"Segitu aja sakit? Gimana sama rasa yang tadi lo lakuin ke kak Hyunjae?!"
Hyunjoon tersenyum remeh. Ia perlahan bangkit, mendekati Hyunjae yang masih pingsan. Penampilan pria itu benar-benar berantakan.
Kedua tangan dan kakinya yang terikat, cairan sperma yang memenuhi wajah dan tubuhnya, rambutnya yang basah dan lusuh, juga bercak ungu di sekujur tubuhnya.
Melihat pemandangan itu, Juyeon naik darah. Ia hendak menyerang psikopat itu kembali sebelum pria yang tadi bersamanya menghalangi.
"Jangan asal nyerang, lo gatau apa yang dia rencanain,"
Hyunjoon mengelus pipi mulus Hyunjae, mengangkat dagunya menghadap dirinya.
"Lalu bagaimana dengan rasa sakit yang aku alami?" ucap Hyunjoon lirih.
Dua pemuda lain itu mengernyit heran. Kenapa suasana nya mendadak jadi menyedihkan?
"Bagaimana dengan rasa sakit yang ku alami? Kedua orang tuaku yang dibunuh oleh orang terpercaya mereka, adik kesayangan ku yang dibunuh dan diperkosa oleh pacar dan teman-temannya. Dalam waktu yang sebentar, aku mengalami banyak sekali kehilangan. Aku-sakit. Tak ada yang bisa kuharapkan. Mungkin aku akan tinggal nama jika aku tak bertemu denganmu, Kevin-ssi." Hyunjoon menunjuk pria yang berdiri di sebelah Juyeon.
Yang ditunjuk melotot kaget.
Iya, pria itu adalah Kevin. Dia bisa lari dari kematian yang kemarin hampir merenggut nyawanya.
Kevin sendiri masih termanggu.
Hyunjoon sekali lagi ia tertawa lirih.
"Takdir itu lucu sekali. Saat aku berusaha mencari tau, siapa dalang dibalik kematian keluargaku, taunya dalangnya adalah keluarga dari seseorang yang aku cinta dan aku sayangi, keluarga dari seseorang yang menjadi alasan aku masih hidup. Pasti kamu tau, kedua orang tua dan kakakmu menutupi hal yang sangat mengerikan, lebih mengerikan saat aku membunuh keluarga kakak malam itu." terangnya.
Kali ini, tak ada yang menyahut atau membalas. Juyeon sibuk dengan pikirannya, dan Kevin sibuk dengan fakta yang diucapkan oleh mantan kekasihnya itu.
Kevin ingin sekali mengelak tuduhan yang menurutnya tak benar, tapi lidahnya terasa kamu untuk sekedar mengatakan 'ah'.
"Asal kakak tau, keluarga kakak lah yang membuat kecelakaan itu terjadi. Papa Jae merusak rem mobil agar blong, Mama Wonpil yang memasukkan racun didalam minuman bunda hingga bunda sekarat, seolah-olah dia overdosis obat. Dan Herin, adikku, dia dijebak oleh kak Johnny dan akhirnya diperkosa oleh kalian semua! KALIAN LAH YANG MEMBUNUH ADIK KESAYANGAN KU! KALIAN MEMBUNUH KELUARGAKU!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot TBZ
FanfictionHanya sekumpulan cerita pendek couple The Boyz dan beragam kisah lucunya. - Boys love. - NSFW thing. - 18+ - JUST FICTION! Jangan salah lapak, jika memang tidak suka maka tidak perlu dibaca. © teajuzmilk Since : 12 Juli 2O2O