Bab 35 : Hadiah Sebelum Hari Bahagia Datang

389 42 7
                                    

Jam menunjukkan pukul 9 malam , setelah menyelesaikan aktifitas panas mereka Sehun dan Luhan duduk bersama menonton siaran telivisi di ruangan tamu sambil memakan potongan buah melon yg sehun beli kemarin , Sebelah tangannya menyuapi Luhan yg terbaring di pangkuannya tapi terkadang pun dia melakukannya untuk dirinya sendiri .

" Bagaimana kabar teman-temanmu ? " Tanya Luhan memecah keheningan kedua matanya menatap wajah tampan Sehun di atas yg sedang serius menonton tayangan tv

" Baik , lalu bagaimana dengan keadaan orang tuamu ? " tanya Sehun balik menatapnya tangannya masih terus menyuapi Luhan

" Sama baik , mereka sedang sibuk mempersiapkan untuk pernikahan kita . Oh ya Sehun kapan kita akan memberi tahu Teman-temanmu dan shany ? " Ujar Luhan bangkit dari tidurnya sebelumnya dia sudah membicarakan soal pernikahan mereka dengan Sehun lalu memperlihatkan baju yg di siapkan oleh orang tua Luhan apakah dia suka atau tidak ? Dan ukuran apa yg dia pakai . Memang pada dasarnya Sehun tidak pemilih jadi dia menyuruh Luhan yg memilih untuknya kecuali untuk ukuran baju . Karena semua dana pernikahan orang tua Luhan yg menanggung , bukan Sehun tidak ingin membantu mengeluarkan dana pernikahan mereka tapi orang tua Luhan melarangnya , mereka menyuruhnya untuk menyimpan uang hasil keringatnya di bank , jadi jika di masa depan nanti mereka membutuhkan uang Mereka bisa menggunakan uang itu.

" Aku akan memberitahunya besok ." Jawab Sehun mencubit hidung Luhan gemas

" Aww , sakit Hunna ." Ujar Luhan mengaduh menggosok hidungnya

" Maaf , Sayang " Jawab Sehun tertawa pelan

Saat mereka sedang bercengkrama tiba-tiba sebuah suara tangisan anak kecil terdengar membuat sehun berhenti tertawa , Luhan yg sama mendengarnya berhenti menggosok hidung nya dia mengeryit aneh menatap pada pintu masuk .

" Hunna kau menyembunyikan anak kecil ? " Tanya Luhan menatap menyelidik pada Sehun

Sehun refleks menggeleng kepalanya jarinya terangkat
" Demi Tuhan ! Aku tidak menyembunyikan apapun ." Ucapnya serius

" Lalu suara tangis anak kecil darimana itu ? "

" Mungkin , anak dari tetanggaku hyung . "

" Jangan konyol , suaranya jelas berada di dalam wilayah rumahmu."

" Tid--.."

" KU MOHON BERHENTI MENANGIS , KAKAKKU BISA MARAH NANTI. SAYANG
JANGAN MENANGIS. "

Kalimat yg akan Sehun ucapkan terpotong karena mendengar suara gerutuan seorang perempuan dewasa , mereka kenal suara itu . Sehun dan Luhan refleks saling menatap satu sama lain , Sehun menyimpan piring yg berisi potongan buah melon itu di meja mereka lalu berdiri melangkah menuju pintu keluar .

" Sudah jangan menangis hmm , eonni tidak akan menyakitimu ." Ungkap perempuan itu membasuh air mata anak kecil  yg masih terus menangis

" Jennifer gadis sialan itu memang kurang ajar sekali menyuruhku menjaga anak dari keluarga asing ! Sialan sekali awas saja kau ." Gerutu gadis itu terlihat kesal

Sehun membuka pintu itu dengan Luhan di belakangnya , mereka terkejut melihat pemandangan di depan mereka dimana mereka melihat shany sedang berjongkok menangani Seorang bocah perempuan yg menangis , gadis itu masih menggunakan jas dokternya di belakangnya terlihat sebuah koper berukuran sedang yg biasa dia bawa ke busan , mulut gadis itu terlihat sedang menggerutu kesal .

" Sedang apa kau ? Dan siapa anak ini ? " Tanya Sehun bersuara membuat shany tersadar , dia lalu berdiri setelah melihat kakaknya .

" Ahh , dia anak dari salah satu pasien di rumah sakitku bekerja ."

[COMPLETE] My Love Is My Idol (HUNHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang