PROLOG

1.6K 55 1
                                    

Assalamualaikum wr.wb

_

Briana√

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Briana√

Suara kokok ayam di pagi yang cerah ini dengan samar masuk ke kamar seorang gadis mungil yang sudah siap dengan seragam sekolah kebanggaannya walaupun di ufuk timur terlihat matahari yang masih malu-malu untuk menunjukan dirinya.

Gadis itu dengan segera keluar dari kamarnya setelah memakai hoodie yang sangat kebesaran di tubuhnya dan tentu tas yang sudah sangag lusuh bertenger di punggung kecilnya.

"Nek" panggil gadis itu pada seorang wanita yang sudah berusia renta duduk di kursi goyangnya sambil menyulam.

"Ya sayang?"

"Bri berangkat sekolah dulu, nenek istirahat di rumah aja jangan ke kebun nanti nenek kelelahan" ucap gadis yang menyebut dirinya dengan nama 'Bri' itu bersimpuh di depan neneknya yang berusia renta sudah sering sakit-sakitan.

"Oiya tadi sebelum siap-siap, Bri sudah memasak untuk nenek tapi maaf cuman sedikit, persediaan beras kita sudah habis" lanjut Bri menatap sendu neneknya yang sedang menatapya dengan bibir melengkung ke atas memperlihatkan kerutan di wajahnya yang semakin terlihat.

"Tidak apa sayang, malah wanita tua ini yang seharusnya meminta maaf ka-

"Ustt nenek jangan meminta maaf lagi Bri ga suka, yaudah Bri berangkat dulu ya inget pesan Bri jangan ke kebun, istirahat di rumah, ok my Queen?" ucap Bri menatap wanita tua di hadapannya itu dengan senyumannya yang membuatnya terlihat berkali-kali lebih cantik nan imut.

"Ok my princess" ucap nenek Bri dan mengecup lembut kening Bri.

"Assalamualaikum" ucap Bri mencium punggung tangan neneknya.

"Waalaikummussalam, hati-hati di jalan sayang" ucap nenek Bri mengingatkan dan mendapat anggukan dari Bri.

"Semoga kamu tetap bahagia sayang walaupun tanpa nenek" lirih wanita tua itu melihat punggung Bri yang melangkah keluar dari rumahnya atau lebih tepatnya gubuk tuanya dengan tangan memegang dadanya yang terasa sangat sakit tapi harus menyembunyikan rasa sakit itu di depan cucu kesayangannya karena tak ingin melihat Bri memaksanya untuk berobat yang berati gadis itu juga harus membanting tulang lebih keras lagi untuk biaya pengobatannya. Sudah cukup, sudah cukup dia melihat gadis itu kerja keras selama ini hanya untuk dirinya yang tua ini.

*

"Bissmillah"

Gadis bernama Bri itu atau lebih tepatnya Briana Zeline itu mulai menggayuh sepeda tuanya meninggalkan gubuk tua yang selama ini tempatnya berlindung bersama neneknya, nenek tersayangnya.

Banyak pohon-pohon besar yang di lewati, pohon-pohon yang berbuah lebat dan juga rindang memberi kesejukan saat melewatinya.

Tak lama gadis itu mengehentikan sepedanya di sebuah pohon favoritnya yaitu pohon apel dan Bri mulai memanjat pohon itu walaupun tinggi tapi tak membuat Bri takut sama sekali.

Sudah 6 buah apel dalam pelukannya dan Bri langsung melompat turun dari pohon itu dengan sempurna tanpa harus terjerembab di tanah.

5 buah apel dia masukkan ke dalam tasnya dan satu lagi langsung dia makan untuk menganjal perutnya pagi ini.

"Manis" ucap Bri semakin semangat melahap buah apel itu sampai habis.

Setelah itu Bri kembali mengayuh sepedanya menuju sekolah kebanggaanya.

Skip

Sejam lebih Bri mengayuh sepeda tuanya untuk sampai di sekolah, jangan pikir Bri mengayuh sepedanya dengan lamban sampai membutuhkan waktu sejaman lebih tiba di sekolah. Tidak, kalian salah bahkan Bri sudah membawa sepedanya dengan sangat ngebut setelah keluar dari hutan. Hutan? Yah! Gubuk tua milik nenek Bri terletak di dalam hutan walaupun tidak terlalu di tengah hutan karena di sana sangat berbahaya banyak hewan maupun binatang buas disana yang kapan saja bisa menerkam Bri dan neneknya.

"Alhamdulillah" syukur Bri saat sampai dengan selamat di depan gerbang sekolahnya.

"Assalamualaikum pak Nas" salam Bri pada seorang satpam sekolahnya yang tengah bertugas di gerbang.

"Waalaikummussalam neng Bri" saut pak Nas menatap siswi cantik di depannya ini dengan senyuman hangat miliknya.

"Seperti biasa Bri nitip sepeda Bri ya pak" ucap Bri memarkirkan sepedanya di samping post satpam. Kenapa tidak di parkiran? Ya karena bisa di pastikan nanti sepulang sekolah Bri menemukan sepedanya dalam keadaan rusak ataupun salah satu bahkan kedua ban sepedanya hilang seperti beberapa hari yang lalu dan itu membuat Bri jera menaruh sepedanya di parkiran tapi untunglah Bri dapat menemukan ban sepedanya yang tergantung di atas pohon mangga samping parkiran sekolahnya.

"Iya neng Bri, bapak pastiin sepeda kesayangan neng Bri aman dalam pengawasan bapak" ucap pak Nas dengan sedikit bangganya tapi memang benar sih satpam sekolahnya ini paling di takuti oleh seluruh murid di sekolahnya melebihi guru disini karena satpam satu ini sangat disiplin, tegas dan sangat sangar tak kenal takut jika di hadapannya anak-anak yang berpengaruh di sekolah ini.

"Makasih ya bapak" ucap Bri kembali memasang senyum manisnya pada pak Nas.

"Iya neng, udah ke kelas sana ntar di hukum lagi udah bel loh" ucap pak Nas langsung membuat Bri tepuk jidat dan langsung berlari menuju kelasnya, pantas saja Bri tidak melihat murid lainnya di halaman sekolah.

Sedangkan pak Nas hanya geleng-geleng kepala saja melihat kelakuan Bri yang menurutnya sangat menggemaskan itu, pak Nas sudah menganggap Bri seperti anaknya sendiri, dia juga marah melihat Bri yang selalu di tindas oleh murid lainnya tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Semoga kedepannya kamu bahagia" doa pak Nas dalam hatinya.

______

Masih awal..

Semoga suka nggeh..

See you next.

Wassalamualaikum wr.wb

B R I A N A√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang