B R I A N A√ 3

654 44 5
                                    

Assalamualaikum wr.wb

__________

Briana√

Author POV

Tepat pukul 12 malam Bri sampai di Jakarta karena tadi dia berangkat sehabis sholat Isya.

Bri mengabil surat beasiswanya dan juga sebuah surat lagi yang berisi alamat kost-annya, bukan, bukan Bri yang membayar uang sewa kost melainkan kepsek sekolah barunya itu, mana mungkin Bri punya uang untuk sewa kost itu semua hanya mimpi baginya lebih baik di tidur di masjid saja, gratis.

Bri keluar dari stasiun dan tatapannya tertuju pada sebuah sepeda berwarna pink dengan sebuah kertas bertuliskan 'BRIANA ZELINE' ya Bri tau itu salah satu hadiahnya dari kepsek sekolah barunya itu karena melihat nilai-nilai Bri yang hampir sempurna semua, itu kata bu Rika kemarin.

Bri langsung menghampiri sepeda itu dan merampas kertas itu dan meremasnya membuangnya sembarangan, Bri tak peduli.

Dan Bri mengayuh sepedanya menuju alamat yang tadi dia baca di kertas itu walaupun Bri tak tau jalan di Jakarta tapi di kertas itu tertulis secara teliti membuatnya mengerti. Bukan hanya alamat kostnya saja, ada juga alamat sekolah barunya di kertas itu tapi Bri bisa membacanya besok.

Sejam lamanya Bri mengayuh sepedanya dan akhirnya sampai di depan kostnya dan dengan cepat Bri merogoh tasnya mengambil kunci kostnya.

Setelah terbuka Bri mengangkat sepedanya dan menaruhnya di dekat pintu dan Bri kembali mengunci pintu dari dalam.

"Ini apa? Itu juga apa lagi?" tanya Bri ntah pada siapa saat melihat televisi yang tertempel di tembok, sebuah rice cooker, dan juga blender yang menurut Bri mempunyai bentuk aneh dan juga beberapa peralatan lainnya.

Kamar kost Bri lengkap dengan lemari, meja belajar, kamar mandi, dapur beserta alat masak memasaknya, dan juga di pojokan dekat lemari ada gantungan dan tergantung dua pasang mukena di sana yang berwarna pink dan jura biru tak lupa Al-Quran yang terletak di meja kecil tempat di samping kasur.

Briana Zeline gadis yang tinggal di gubuk tua dalam hutan, mengandalkan lilin untuk penerangan, sumur untuk mandi, dandang atau kayu untuk memasak jadi tak heran gadis ini kebingungan melihat peralatan itu sekarang karena dia sangat jauh dari kata elektronik, hidupnya seperti jaman dulu padahal sudah jaman modern, 2020. Yah harap maklumlah gadis yang tinggal di dalam hutan berada di kota, ya gini.

"Bri lapar" ucap Bri kemudian mengambil sebuah apel dari dalam tasnya yang dia tampung menggunakan kresek plastik.

"Manis" ucap Bri semakin lahap memakan apelnya. Dan tak lama rasa kantuk mulai menyerangnya membuatnya tidur di lantai yang dingin tanpa alas padahal di sana ada kasur lumayan besar tapi ya sudahlah biarkan Bri dengan kemauannya jika kalian tak ingin mati di tangan mungilnya.

Skip

Suara adzan subuh mampu mengusik tidur lelap gadis itu membuatnya segera membuka matanya dan langsung duduk sambil mengucek matanya.

Dan Bri langsung berdiri mencari tempat untuknya berwudu tapi nihil, dia lupa jika dirinya berada di kota sekarang. Pandangan Bri jatuh pada salah satu pintu yang tentu bukan pintu keluar karena pintu keluar berada di sebelah kananya sedangkan pintu yang membuatnya penasaran ini ada di depannya.

Kamar mandi, itu pikiran Bri saar melihat sebuah kran dan beberapa alat khusus untuk kamar mandi lainnya, ya walaupun dia anak hutan tapi dia ga bego-bego amat kok tentang semuanya.

Setelah selesai berwudhu, Bri langsung menggelar sadjadah di samping kasurnya sebelah kiri karena di sebelah kanan ada sepeda barunya tak lupa memakai mukena tebal berwarna pink juga. Bri mulai melaksanakan kewajibannya.

Tak lama gadis itu selesai melaksanakan kewajibannya dan juga selesai membaca ayat suci Al-Quran beberapa lembar tadi.

*

Di pagi yang cerah ini, Bri sudah mengayuh sepedanya keliling kota Jakarta bukan untuk jalan-jalan melainkan untuk mencari pekerjaan, setelah merapikan barang-barangnya tadi Bri memutuskan mencari pekerjaan karena Bri butuh penghasilan untuknya makan.

Bri mencoba di beberapa cafe, di tolak.

Di warung, di tolak juga.

Di mall? Bri bahkan tak tau mall itu apa.

Di Resto? Bri belum mencobanya karena tak tau yang mana resto.

Di bengkel? Bri di tolak karena dia prempuan.

Jadilah Bri hanya keliling saja siapa tau nanti matanya fokus pada suatu tempat, dan..

Tepat sekali!!

Sergio's Restaurant

Dengan cepat Bri mengayuh sepedanya ke bangunan berlantai 3 yang terlihat besar dan mewah itu.

Di buka lowongan kerja

4 kata yang membuat Bri dengan tak sabaran memasuki restaurant itu meninggalkan sepedanya tergeletak begitu saja di luar.

"Assalamualaikum" salam Bri saat tiba di depan kasir yang tengah sibuk dengan sesuatu ntahlah Bri tak tau namanya.

"Waalaikummussalam, astaga cantiknya!" heboh kasir itu saat melihat orang yang memberinya salam ternyata gadis tercantik seperti bidadari berdiri di depannya dengan wajah imutnya.

"E-eh itu mba Bri mau kerja di sini" ucap Bri mengutarakan niatnya.

"Oh boleh-boleh sekali, kebetulan kami sedang membutuhkan pelayan baru di sini dan kamu bisa kerja mulai hari ini" ucap kasir itu membuat Bri tersenyum bahagia yang membuat hampir semua pengunjung restaurant itu terpesona termasuk para prempuan yang terpesona sekaligus iri melihat kecantikan yang di miliki Bri.

"Tapi besok Bri mulai sekolah ter-

"Oh jika itu kamu bisa kesini setelah kamu pulang sekolah tenang saja gaji kamu tetap sama di akan di kurangi" ucap mba kasir itu memotong ucapan Bri.

"Wah terimakasih mbak" ucap Bri tambah bahagia, dia kira dia tidak akan di terima karena masih sekolah, ternyata perkiraannya salah.

"Yaudah mba, Bri bagian apa ya?" tanya Bri kembali.

"Kamu hanya bertugas untuk melayani pelanggan saja manis, seperti mencatat apa yang mereka pesan dan mengantarkan pesanan mereka itu saja, dan sekarang pergilah ke ruang ganti untuk para pelayan yang ada di belakang ganti baju kamu dengan seragam restaurant kita" ucap kasir itu yang mendapat anggukan semangat dari Bri.

*

"Uhh capek juga ya" ucap Bri selonjoran di lantai, badannya terasa pegal semua, berjalan kesana kemari sedari beberapa jam yang lalu karena para pengunjung yang membludak.

"Semangat Bri, ini belum seberapa loh apalagi nanti malam para pengunjung akan datang berkali-kali lipat di bandingkan sekarang" ucap Lisa yang sudah lama bekerja disini melihat Bri begitu kelelahan.

"Iya Bri harus semangat" ucap Bri dengan mengangkat kepalan tangannya ke atas dan mendapat kekehan geli dari Lisa.

"Nah gitu dong" ucap Lisa sambil mengacak rambut Bri asal, baru beberapa jam ketemu dengan Bri tapi Lisa langsung jatuh hati pada gadis manis dan imut di depannya ini dan dia sudah menganggap Bri seperti adiknya sendiri sekarang.

_________

Nah segini dulu.

Semoga suka ya..

Don't copas my story!!!

Wassalamualaikum wr.wb

B R I A N A√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang