Assalamualaikum wr.wb
________
Briana√
Author POV
Sekarang Bri sedang berada di sebuah kebun milik seorang juragan di desanya dan jarak kebun dari gubuknya terbilang lumayan jauh, itulah mengapa Bri melarang neneknya untuk ke kebun karena pasti neneknya akan berjalan kaki kesini di tambah harus bekerja yang ada wanita tua kesayangannya itu kembali jatuh sakit nantinya dan Bri tak menginginkan itu.
Ya, sepulang dari sekolahnya tadi Bri memutuskan untuk ke kebun menggantikan sang nenek bukan menggantikan sih karena mereka berdua berkerja di sini, lebih tepatnya Bri juga harus melakukan pekerjaan neneknya juga yang berarti membuatnya berkerja dua kali lipat.
"Semangat Bri" ucap Bri menyemangati dirinya sendiri dan setia mencangkul tanah yang agak keras itu dengan tenaganya yang kuat, walaupun dia prempuan jangan remehkan kekuatan gadis satu ini.
Sudah 11 dia membuat galian tanah dan satu lagi berarti perkerjaannya selesai dalam mencangkul dan beralih untuk memetik buah durian yang sudah matang bersama para bapak-bapak yang juga bekerja dengannya mungkin hanya Bri sendiri yang prempuan disini terlebih masih muda.
"Ayo pak kita berangkat panen duriannya" semangat Bri menghampiri para bapak-bapak yang sedang menyiapkan alatnya.
"Ga usah neng, mending neng istirahat aja disini nggeh?" tawar seorang bapak yang sedang menyiapkan tali.
"Iya neng, neng kan capek habis nyangkul segitu banyaknya, udah istirahat disini aja ya tuh liat keringat eneng bercucuran gitu" ucap bapak lainnya menatap Bri yang sudah bermandikan keringat karena mencangkul terlebih di bawah terik sinar matahari yang menyengat saat ini.
"Ya udah Bri kerjain yang lain aja" ucap Bri memperhatikan sekitar kebunya dan pandangannya tertuju pada tumpukan kayu yang belum selesai di belah.
"Semangat Bri buat makan nenek" ucap Bri kembali menyemangati dirinya dan meraih sebuah kapak yang berat menggunakan tangan mungilnya dan mulai membelah kayu besar itu menjadi beberapa bagian.
"Huhh akhirnya selesai juga" ucap Bri melihat hasil kerjanya.
"Udah siang Bri" ucap seorang pria paruh baya menghampiri Bri yang sedang merapikan kayu-kayu yang baru di belahnya itu.
"Eh iya juragan" ucap Bri menatap pria yang memiliki kumis tebal itu.
"Ini upah kamu" ucap juragan itu memberikan Bri beberapa lembar uang.
"Makasih juragan, Bri pulang dulu. Assalamualaikum" ucap Bri kemudian meninggalkan juragan dengan langkah kecilnya.
Bri menaiki sepeda tuanya dan mulai mengayuhnya pelan menuju gubuknya yang berada di hutan jauh dari tempatnya ini.
Selama perjalan Bri selalu beristigfar karena prasaannya yang tiba-tiba tak enak karena kepikiran terus pada sang nenek.
"Awss" ringis Bri saat jatuh dari sepedanya karena ingin mengebut tadi tak memperhatikan jalanan yang di lewati banyak batunya dan juga berlubang.
Bri kembali mendirikan sepedanya dan memungut tasnya yang ikut jatuh karena dia menaruhnya di keranjang depan sepedanya dan lagi-lagi mengayuh sepedanya ngebut tak peduli jika akan jatuh lagi.
Berapa menit berlalu akhirnya gadis cantik itu sudah sampai di depan gubuknya, dan menatap bingung pada pintu gubuknya yang terbuka. Tak biasanya neneknya itu membiarkan pintunya terbuka pikir Bri.
Tanpa pikir panjang Bri lansung memasuki gubuknya dan matanya langsung terbelalak melihat apa yang di depannya, neneknya, wanita kesayangannya, Ratunya terkapar bersimbah darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
B R I A N A√
Teen FictionBRIANA. Kisah seorang gadis cantik nan mempesona setiap mata yang melihatnya. Gadis yang mempunyai sebuah hobi jika sudah membenci seseorang. Gadis yang polos tapi 'sedikit' berbahaya. _ Penasaran? Silahkan baca. DONT COPAS MY STORY KAWAN!!