B R I A N A√ 8

490 49 9
                                    

Assalamualaikum wr.wb

______

Briana√

Author POV

"Assalamualaikum" salam Daniz dkk saat memasuki mansion milik Bryan atau lebih tepatnya mansion milik ortunya.

"Waalaikummussalam, eh ada tuan muda sama temen-temennya, mau di bikinin jus ga den?" tanya seorang wanita paruh baya dengan seragam khas seorang maid, Irma, kepala pelayan di mansion ini.

"Seperti biasa aja bi sama cemilannya juga" ucap Alfarel kepada bi Irma yang langsung di balas anggukan.

"Siap atuh den, oiya nyonya, tuan besar sama yang lainnya lagi di ruang keluarga dan tuan muda Bryan di suruh kesana sama nyonya" ucap bi Irma di balas anggukkan singkat oleh Bryan.

Bryan langsung melenggang pergi ke ruang keluarga diikuti para sahabatnya yang sudah menganggap rumah keluarga Bryan sebagai rumah mereka juga.

"Tawuran lagi hmm?" tanya seorang laki-laki menatap Bryan dkk atau lebih tepatnya meneliti penampilan Bryan dkk yang terlihat sangat kacau.

Bryan hanya diam tak menjawab pertanyaan laki-laki itu begitupun sahabatnya yang enggan membuka suara karena takut mendapat amukan dari laki-laki itu.

"Nichol sudah" lerai pria paruh baya menatap anak pertamanya yang terlihat menahan amarah dan terus menatap Bryan tajam.

"Selesai ini ikut ke ruang kerja abang untuk hukuman kalian" ucap laki-laki yang bernama Nichol itu, Nicholas Vreil Crishtoper.

"Baik" pasrah Bryan dkk menatap Nichol yang terlihat lebih 'jinak' dari sebelumnya.

"Bryan duduk kalian juga" ucap pria paruh baya itu sambil menaruh cangkir kopinya menatap Bryan dkk lembut. Nathan Bramastya Crishtoper bokap Bryan dan Nichol.

"Apa mami pernah mengajarimu untuk menyakiti prempuan?" tanya Thalia Anneke Crishtoper aka nyonya Crishtoper.

"Tidak mami" ucap Bryan tau pertanyaan maminya mengarah untuknya.

"Sesuai dengan info yang mami dapat tapi mami ingin kamu yang ngomong sendiri. So, ada yang ingin kamu jelaskan?" tanya Thalia menatap putra ketiganya itu.

"Dia yang memulai" ucap Bryan berubah sinis mengingat wajah siswi murid baru yang sudah membuat gadisnya menangis.

"Kamu yakin?" tanya Thalia menatap Bryan dengan tatapan menyelidiknya membuat Bryan mengalihkan tatapan ke arah lain.

Bryan hanya diam tak menyahuti pertanyaan maminya karena dia sendiri tidak yakin dengan dirinya sendiri.

"Hufft, cari tau dulu sebelum bertindak dan besok kamu harus meminta maaf pada gadis itu" ucap Thalian sambil menepuk bahu Bryan pelan.

"Bryan ga mau" ucap Bryan menatap maminya.

"Mau jadi laki-laki pengecut?" tanya Thalia lembut namun panuh arti.

Bryan hanya menggeleng mendengar ucapan maminya itu dan apa apaan?! Pengecut?! Sungguh Bryan sangat benci kata pengecut sungguh!

"Bersihkan badan kalian dari noda darah yang sangat menjijikkan itu dan langsung ke ruang abang" ucap Nichol menatap tajam Bryan dkk karena dia sudah sangat tidak sabar 'bermain' dengan adiknya dan para sahabatnya.

Briana Side

"Zeline kamu mending istirahat gih muka kamu pucet banget mana suhu badan kamu panas banget loh" ucap Liana, wanita yang bertugas di bagian kasir saat ini sambil menghentikan kegiatan Bri yang membawa peralatan bekas makanan dari pengunjung ke dapur.

B R I A N A√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang