*PART 1*

18 8 3
                                    

*Apa yang kamu lihat,belum tentu akan sesuai dengan kenyataannya*

~ClarPrimrose

"Ris,Rissa," Pak Joe guru mata pelajaran Seni Budaya yang dari tadi tadi memanggil-manggil nama Rissa menjadi sangat jengkel karna tak kunjung direspon oleh sang pemilik nama. Pak joe akhirnya bangkit dari kursi kehormatannya menuju ke bangku tempat Rissa duduk.

"Ris,Rissa,halo," panggil Pak Joe lagi sambil melambaikan tangannya di depan muka Rissa.

"Biar saya saja pak,emang suka gitu orangnya,suka nglamunin saya hehe" sahut Ari.

"Ya sudah cepet sadarin temanmu itu,keburu bel ini nanti."

Gidion Arimatea Baskoro satu-satu nya sahabat laki-laki yang Rissa miliki.Paras nya yang tampan,dengan rambut hitam legam,memiliki netra coklat hazel dapat menghipnotis cewek-cewek bahkan guru perempuan yang ada di sekolahannya,eitsss kecuali Rissa ya.

"Sa Rissa,Ris,et dah bener-bener ya nih anak," dua panggilan tak terjawab.

"CLARISSA ANINDYA PRIMROSE ANAK NYA IBU DENA GURU TATA BOGA YANG CANTIK JELITA,BANGUN WOYY WAKTUNYA PULANG!" teriak Ari kencang sambil mengguncang pundak Rissa.

Ternyata cara tersebut sangat efektif untuk membuyarkan Rissa dari lamunan nya dan ingatannya tentang kejadian bully waktu ia duduk di bangku kelas 3 SD dulu.

"Mak mu cepot mak mu cepot! Anjir ngagetin Gue aja sih Lo," kaget Rissa sambil memukul lengan Ari dengan sangat kencang.

"Aw sakit Sa,lagian Lo sih nglamun mulu dari tadi," sungut Ari sambil mengelus-ngelus pundaknya yang mulus bagaikan perosotan waterboom.

"Iya iya sorry,yaudah yuk pulang,ngapain Lo masih diem disitu,eh cepetan beresin tuh buku,gue tuh dari tadi udah laper gara-gara bosen ngederin Pak Joe ngomong mulu nggak berhenti-berhenti."

"Apa hubungannya laper sama ngedengerin Pak Joe ngomong o'on," Ari yang tidak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya menjadi gemas dan melampiaskan kegemasannya dengan menoyor jidat Rissa.

"Dih kasar amat sih Lo,kasihan nih jidat Gue yang mulus Lo toyor pakai tangan berdosa Lo!"

"Loh kalian berdua gak pulang apa? ngapain masih diem-diem bae kek patung Librari, tuh buku juga belum kalian beresin," tanya Rissa pada teman yang duduk di depan Ari dan didepannya.

"Patung Liberty gubluk,"sahut Ari.

"Ehe enggak Riss,pulang nanti aja,kita berdua masih betah di sekolahan kok,ya nggak Ja ," sahut Nana yang duduk di depan Rissa itu.

"Eh,emm,iya Ris gue masih betah disini,mau nungguin ayang bebeb Nana belajar."

"Tumben amat lo Ja," Rissa sempat heran dengan Eza yang tiba-tiba berkata kalau Ia betah berada di sekolah. Wait-Wait,Eza kan rajanya ngorok di kelas yang biasanya ngotot minta pulang,lah ini malah mau lama-lama di kelas,hmm aneh.

"Hust hustt,," Kode Ari,sambil matanya melirik ke arah belakang Rissa.

"Apa'an sih Lo Ri,gak jelas banget dah jadi setan."

"Gue manusia anjim,gue gampar Lo ntar."

"Eekhem ekhem,"suara deheman dari Pak Joe seketika membuat sekujur tubuhnya merinding.

"Eh Ri Ri,Lo denger sesuatu nggak tadi,kayak suaranya Pak Joe Ri,tapi kan ini udah jam pulang sekolah ya,ngapain Pak Joe masih disini ya Ri,anjir merinding nih gue,jangan-jangan di belakang gue ada setan yang nyamar jadi Pak Joe nih Ri. Eh Ri Ari, lo kok diem aja sih,dari tadi lihat ke belakang gue mulu,eh beneran ada setannya ya?" cerocos Rissa panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE INVISIBLE DARK SIDE (hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang